MADRID - Hasil kerja sama Otoritas Spanyol, Agen Federal AS (FBI), dan dua perusahaan keamanan komputer, berhasil menangkap salah satu kelompok penyebar virus komputer yang dapat menyadap data perbankan dan kartu kredit penggunanya.
Kelompok yang digulung ini salah satu sindikat kejahatan saiber (cybercrime) terbesar yang telah menginfeksi 12,7 juta komputer personal (PC) di seluruh dunia. Kelompok ini memiliki jaringan di 190 negara di seluruh dunia.
Mereka menginfeksi komputer-komputer dari perusahaan terkemuka yang tergabung dalam Fortune 1.000, termasuk di dalamnya 40 bank besar. Ditengarai, virus yang mereka sebarkan telah menginfeksi berbagai kantor pemerintah, bank, universitas, dan perusahaan swasta di seluruh jagat.
Salah satu kelompok dari tiga kelompok terbesar dalam cybercrime adalah Mariposa Botnet, yang mulai beroperasi pada Desember 2008. Botnet berkembang menjadi kelompok terbesar dalam dunia kejahatan saiber.
Tertangkapnya Mariposa yang dalam bahasa Spanyol berarti kupu-kupu, diharapkan diikuti dengan anggota mereka yang tersebar di seluruh dunia. Biasanya, para petinggi kelompok cybercrime susah ditangkap karena sulitnya melacak mereka.
Yang menarik, pimpinan kelompok ini bukanlah programer jenius. Tapi, dia memiliki kontak yang amat dekat dengan dunia kejahatan dan dibantu mereka yang ahli di bidang meretas (cracking).
"Mereka tidak seperti mafia Rusia atau mafia Eropa Timur yang ingin memiliki mobil sport dan hidup glamor. Hal yang paling menakutkan, mereka justru orang-orang yang terlihat biasa, tapi menghasilkan banyak uang dari praktik kejahatan saiber," kata Cesar
Lorenza, investigator Kepolisian Spanyol, seperti dikutip AFP, Selasa (2/3), Lorenza mengaku menelusuri banyak catatan perbankan dan transaksi online untuk melacak berapa banyak uang yang dihasilkan dari praktik kotor kelompok ini. Pakar keamanan teknologi informasi mengatakan, perlu biaya puluhan juta dolar AS untuk membersihkan seluruh PC dari virus yang mereka buat.
Tiga tersangka kejahatan saiber ini adalah warga negara Spanyol yang tak pernah memiliki catatan kriminal. Nama mereka tak akan dipublikasikan untuk alasan privasi, standar prosedur penangkapan di Spanyol.
Mereka sedang menghadapi tuntutan hingga enam tahun penjara atas tuduhan kejahatan hacking. Pihak yang berwenang menyebut mereka dengan identifikasi internet mereka, yakni netkairo (31 tahun), jonyloleante (30 tahun), dan ostiator (25 tahun).
"Ini sangat memprihatinkan karena membuktikan betapa canggih dan efektif distribusi malware (program yang dirancang untuk menyusup tanpa sepengetahuan pemilik komputer) membuat penjahat saiber yang relatif tak terampil untuk menimbulkan kerusakan dan kerugian keuangan," ujar Lorenza.
Mereka mencuri identitas dan membajak data dari PC di seluruh dunia, yang ditengarai lebih canggih daripada botnet lain yang membajak Google Inc. Mereka mencuri data kartu kredit, kata sandi perbankan online, informasi akun situs jaringan sosial, dan informasi sensitif lainnya.
Kepala Unit kejahatan Khusus Kepolisian Spanyol, Jose Antonio Berrocal menjuluki kejahatan ini sebagai jaringan komputer zombie, di mana PC seseorang dikendalikan orang lain dari jauh. 0 wulan, efl: nur hasan
Sumber : Harian Umum Republika, Jum'at, 5 Maret 2010. Halaman 10, kolom 5-6.
No comments:
Post a Comment