Thursday, October 22, 2009

Sekilas tentang Mikrotik RouterBoard

Untuk melakukan pengendalian dan pemantauan jaringan komputer, kami telah mencoba berbagai cara. Namun belum ada yang memuaskan. Mungkin karena terbatasnya dana untuk pengadaan sistem (perangkat keras dan perangkat lunak). Di dalam keterbatasan, kami mencoba berbagai cara sederhana dan terjangkau untuk mengendalikan dan memantau jaringan komputer. 2 (dua) metode yang telah kami coba adalah menggunakan Proxy Server yang dilengkapi multiport NIC dan VLAN menggunakan Cisco Router + Cisco Catalyst.

Yang paling sulit adalah membatasi bandwidth, baik itu bandwidth lokal Indonesia (IIX) maupun bandwidth Internasional. Dengan Cisco Router yang kami miliki (seri 1600, 1700, 2500, 2600, 3600), kami belum bisa mengatur bandwidth seperti yang diinginkan. Sementara menggunakan squid dan HTB, tidak kunjung ada laporan keefektifannya. Inilah yang membuat kami frustasi dalam mengatur bandwidth.

Akhirnya kami mendapat informasi, bahwa bandwidth bisa dikendalikan dengan Mikrotik

Monday, October 19, 2009

Net-GPIB di Laboratorium Neutron

Selama ini data gathering untuk salah satu instumen di Laboratorium Neutron menggunakan perangkat modular dari Labo. Pada modul Labo 19 Inch, sudah dilengkapi Motherboard dan Card GPIB (General Purpose Interface Bus atau IEEE-488 interface bus). Namun karena satu dan lain hal, perlu diupayakan untuk membuat semacam modul ini namun menggunakan PC. Untuk itu PC perlu dilengkapi NIC dan Card GPIB. NIC pada modul Labo menggunakan RTLink 8019, sedangkan PC menggunakan RTLink 8139. Selanjutnya PC ini disebut PC1 saja untuk mudahnya.

Pada modul Labo ada masalah saat menjalankan autoexec.bat, modul selalu reboot. Isi file Autoexec.bat adalah :
@echo off
SET TEMP=C:\
SET PCTCP=PCTCP.INI
pnppd.com
ethdrv -e
nt2400 0 0

Modul Labo selalu reboot saat menjalankan baris "ethdrv -e".

File autoexec.bat ini dicoba dijalankan juga pada PC1, dimana PC1 di-boot dari disket 5,25 inch. Karena PC1 menggunakan RTLink 8139, bukan RTLink 8019, maka baris "pnppd.com" diganti dengan "rtspkt.com". Tampaknya di layar monitor PC1 tidak ada pesan kesalahan saat menjalankan baris "ethdrv -e". Namun di PING dari PC lain belum bisa (selanjutnya disebut PC2). Setelah beberapa kali dicoba, akhirnya PING bisa dilakukan dari PC2. Alhamdulillah.

Langkah selanjutnya adalah menjalankan baris "nt2400 0 0". Tampaknya ada masalah. Untuk itu dipastikan dulu, jangan-jangan file yang di disket korup. Selanjutnya dicoba kembali untuk menyalin file "nt2400" dari modul Labo lalu dijalankan di modul Labo terlebih dahulu hingga tidak ada pesan kesalahan. Setelah dicoba beberapa kali, akhirnya file "nt2400" dapat dijalankan melalui disket di modul Labo tanpa ada kesalahan.

Disket dipindah ke PC1 dan coba diulangi lagi proses menjalankan file "autoexec.bat". Tampaknya semua berjalan dengan lancar. Sekarang melalui PC2 lagi, dicoba menjalankan aplikasi untuk mengendalikan perangkat instrumen. Perlu diketahui bahwa PC1 atau modul Labo hanyalah jembatan antara PC2 dengan perangkat instrumen. Bisa jadi komunikasi antara PC2 dengan instrumen tidak dapat dilakukan karena perbedaan dalam format data.

Akan dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah NIC pada modul Labo. Akan dicari NIC dengan slot ISA yang setara dengan RTLink 8019. Langkah pertama, mencari vendor dan tipe NIC yang setara dengan RTLink 8019. Langkah selanjutnya, mencari NIC tersebut baik di stok maupun di PC yang masih jalan. Setelah dilacak dengan Google, RTLink 8019 adalah NE2000. Mudah-mudahan NIC jenis ini masih ada.

Hal lain yang perlu diketahui :
  1. OS modul Labo adalah PC DOS 7.
  2. OS PC1 adalah MSDOS 3.
  3. Untuk unload rtspkt.com, gunakan perintah baris "rtspkt -u".
  4. Untuk install rtspkt.com, gunakan perintah baris "rtspkt -i 0x60".
  5. IP yang didapat PC1 adalah 192.9.200.38. Ini sesuai isi file PCTCP.INI

Lihat juga :
http://commons.wikimedia.org/wiki/

Status LAN di PRR Gd. 10

Menindaklanjuti laporan Ibu Ina PRR, akhirnya kami meluncur ke Gedung 10. Kami cukup gak enak, karena laporan gangguan Internet sudah seminggu yang lalu. Waktu itu sudah kami minta staf kami untuk mengatasinya. Namun tampaknya staf kami lupa melakukannya.

Kami berangkat dengan Suratman dan Agus Juwana, 2 orang staf dari Sub Bidang Pengelolaan Website dan Multimedia. Meskipun tidak sesuai dengan TUSI-nya namun mudah-mudahan bisa menambah wawasan cara penanggulangan masalah di sistem dan jaringan komputer.

Langkah pertama adalah mengevalausi kemungkinan dari penyebab masalah. Karena berdasarkan pengalaman, antara keluhan dan kenyataan di lapangan bisa saja terjadi perbedaan yang signifikan. Untuk itu dibuatlah hipotesa penyebab masalah. Ini nanti nya terkait dengan tools apa yang akan dibawa. Jangan sampai sudah di lokasi, ada tools yang tidak terbawa. Biasanya penyebab kegagalan akses ke Internet karena 2 hal :
  1. Kabel : konektor, kabel, Switch, Transceiver
  2. Komputer : setting TCP/IP, setting aplikasi, virus
Jika masalahnya di kabel, maka tools yang dibawa adalah Cable Tester, Crimptool, Cutter UTP Cable, Konektor RJ45, patch cable UTP Cat. 5E ukuran 5 meter, Handy Talky IC-V8 (sepasang), spidol permanent untuk me-labeli kabel (bila perlu bawa Casio Label Printer).

Jika masalahnya di komputer, bukan di perkabelan, maka perlu bawa laptop yang sudah dilengkapi LAN Adapter dan Wireless Adapter, dan data subnet di Gedung 10 PRR. Suatu saat jika dimungkinkan perlu bawa modem 3G. Dengan adanya Laptop, bisa dilakukan pengujian dan memastikan apakah kabel ke ruang tertentu benar-benar OK. Kami menyebutnya sebagai uji coba Layer 7 OSI.

Hasil pengecekan kabel di komputer Bu Ina ke Fast Ethernet Switch 24 port : OK.
Hasil pengecekan kabel antara Fast Ethernet Switch 24 port ke Transceiver FO-UTP : OK.
Hasil pengujian dengan Laptop untuk akses ke Internet : OK
Hasil pengujian Komputer Bu Ina dengan konfigurasi IP sesuai aturan BATANnet : OK

Fast Ethernet Switch 24 port berada di Ruang PKDI. Transceiver FO-UTP berada di Ruang Kapus.

Aturan BATANnet :
IP Address : 192.168.19.x, dimana x dapat ditentukan sendiri asalkan lebih besar dari 7 dan tidak konflik.
Subnet Mask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.19.1
DNS Primer : 202.46.2.222
DNS Sekunder : 202.46.1.2

Dari pemantauan di lapangan, PRR juga mengoperasikan akses Internet via Speedy Unlimited. Konfigurasi penggunaan Speedy dengan penggunaan BATANnet adalah mirip, yang berda hanya Gateway, yaitu 192.168.19.10. Saat pemeriksaan, Speedy hanya digunakan secara Standalone, meskipun ada Fast Ethernet Switch 8 port. Penggunaan Speedy untuk akses Internet bersama, sangat tergantung kebijakan. Namun secara teknis bisa diterapkan hanya dengan mengganti setting Gateway.

Saat kunjungan kami, koneksi yang digunakan adalah "Alt 1". Artinya Speedy hanya digunakan untuk sebuah komputer Kapus saja. Jadi wajar saja pengguna lain merasa tidak dapat memanfaatkan Speedy saat idle. Jika Speedy ingin di-share maka alihkan koneksi ke "Alt 2". Yaitu, koneksi dari Speedy dimasukkan dulu ke Switch 8 TP lalu ke komputer Kapus.

Selain melakukan pengecekan komputer Bu Ina, juga dilakukan pengecekan komputer Pak Erwin dan Sekretaris Kapus. Hasil OK. Gak bisa akses Internet hanyalah karena masalah setting konfigurasi TCP/IP.

Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.

PTS Desktop Live 2009.3

Michael Larabel dan tim Phoronix Media telah mengumumkan rilis PTS Desktop Live 2009.3, pada tanggal 4 Agustus 2009. PTS Desktop Live 2009.3 dibuat berbasiskan Ubuntu Linux, dan menyediakan platform yang lengkap untuk melakukan benchmark hardware dan system test.

PTS Desktop Live 2009.3 terdiri dari lingkungan Linux yang di atasnya telah ditambahkan Phoronix Test Suite's profiles and Suites sehingga mudah untuk melakukan proses benchmark dari Live DVD atau Live USB, tanpa perlu menginstal distro Linux lengkap atau kumpulan paket yang besar.

Michael Larabel, pendiri Phoronix Media, menjelaskan kalau baik pihak internal maupun eksternal Phoronix telah menerima umpan balik mengenai pekerjaan yang telah dilakukan ke proyek Sandtorg dan Gernlinden, dan hasilnya sangat positif. Phoronix sudah cukup berhasil dalam usahanya membuat standar tes platform yang dapat dilakukan sepenuhnya secara otomatis, terus-menerus melakukan pengembangan, dan bersifat terbuka. Rilis 2.0 juga menjadikan komitmen Phoronix untuk menjadi platform benchmark yang mendatangkan banyak keuntungan.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 10/2009

Rilis KDE 4.3.0

KDE Community pada tanggal 4 Agustus 2009 lalu telah mengumumkan rilis dari KDE 4.3.0 (Dubbed Caizen). Versi ini merupakan generasi penerus dari lingkungan desktop KDE yang lebih attraktif, indah dan terlihat modern.

Dari press release-nya, KDE Community telah memperbaiki lebih dari 10.000 bugs dan telah dilakukan hampir 2.000 permintaan fitur dalam 6 bulan terakhir. Versi ini juga mengalami 63.000 perubahan, yang dilakukan sekitar 700 kontributor. Untuk mengetahui lebih jauh perubahan apa saja yang terjadi, para pengguna dapat membaca daftar perubahannya di KDE 4.3 Desktop Workspace, Application Suite, dan KDE 4.3 Development Platform.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 10/2009

Landscape Dedicated Server

Pada keterangan pers yang dirilis tanggal 4 Agustus 2009, Canonical memberitakan kalau versi standalone dari Landscape system monitoring and management service, yakni Landscape Dedicated Server Edition, akan tersedia di penjualan pada bulan September 2009. Versi standalone dari Landscape ini menawarkan kemudahan bagi para penggunanya untuk menginstalasi secara lokal, dan memperoleh kontrol penuh terhadap sistem Ubuntu.

Sebagai salah satu fitur yang banyak diminta, Canonical langsung memodifikasi edisi hosting dari Landscape untuk dapat dioperasikan secara lokal. Landscape Dedicated Server Edition juga menyertakan semua fitur utama yang terdapat pada versi aslinya, seperti audit, manajemen, dan monitoring.

Ken Drachnik, Landscape manager di Canonical, menjelaskan kalau system administrator merupakan tipe pekerjaan yang paling sibuk. Landscape dapat mengurangi kesalahan yang terkait dengan proses update secara rutin dengan meng-otomatiskan proses manajemen Ubuntu sehingga memberikan waktu lebih bagi para system administrator untuk mengerjakan tugas lain yang lebih penting.

Saat dirilis pada September 2009, Landscape Dedicated Server Edition akan menyertakan sejumlah fitur seperti pengelolaan cloud, baik fisik maupun sistem pada satu konsol (untuk desktop, server, dan sesi Amazon EC2 Cliud), kemampuan untuk menjadwalkan pembaharuan perangkat lunak sistem dan restart, terutama jika penggunaan jaringan rendah, dan administrasi delegasi.

Aidan Carty dari HEAnet's Information Security, memberikan komentar kalau Landscape Server telah memberikan penghematan waktu dan uang yang sangat signifikan dalam mengotomatisasi banyak tugas-tugas pemeliharaan rutin server Ubuntu yang mereka kelola, seperti patch dan update paket.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 10/2009

Tuxera dan Driver exFAT

Belum lama ini, Tuxera telah mengumumkan sebuah kerja sama dengan Microsoft. Tuxera, perusahaan yang dibentuk oleh para pengembang NTFS-3G, telah menandatangani perjanjian kekayaan intelektual dengan Microsoft, dan bergabung dengan exFAT Programme. Sebagai pengembang software bebas pertama yang bergabung dalam exFAT Programme, maka Tuxera dapat memperoleh izin untuk menawarkan driver exFAT.

Szalobes Szakacsits, Tuxera's CTO, menjelaskan kalau Tuxera melihat ke depan untuk bekerja sama dengan pelanggan OEM. Driver exFAT ditujukan untuk produsen OEM, dan akan tersedia pertama untuk Linux. Namun belum dijelaskan apakah ada rencana untuk menjadikan exFAT sebagai open source.

exFAT adalah file system propriety yang dibuat oleh Microsoft, pengganti file system FAT dan FAT32 untuk flash memory drive. Dukungan untuk exFAT juga telah ditambahkan ke Windows dan Windows Vista SP1, dan telah terpilih sebagai standar file system oleh SD Card Association's, SDXC cards. Saat ini, Tuxera sudah dapat mengakses spesifikasi exFAT, implementasi ke source code buatan Mirosoft, dan dapat mengakses ke perangkat pengujian dan verifikasi.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 10/2009

Project Laptop di Venezuela

Bersamaan dengan tahun ajaran baru di bulan Juli 2009 lalu, anak sekolah dasar di Venezuela yang beruntung akan menemukan komputer mini laptop berisi software open source di bangku kelasnya. Ke 50.000 laptop kecil yang disebar ke 1.150 sekolah dasar, merupakan pengiriman tahap pertama dari 350.000 laptop yang dipesan pemerintah Venezuela dari Portugal.

Departemen Pendidikan dan Pusat Teknologi Informatika Nasional Venezuela telah bekerja sama dalam mendisain software pendidikan yang dibutuhkan. Software pendidikan diharapkan dapat dijalankan pada sistem operasi Linux yang terinstalasi pada laptop anak sekolah dasar tersebut. Mini laptop ini berbasis Intel Classmate PC, menggunakan memory flash, dan dilengkapi Wi-Fi.

Hugo Chavez, Presiden Venezuela, yang 30% dari penduduknya disebutkan memiliki akses Internet, berharap agar setiap anak sekolahan dapat menggunakan komputer di kelasnya yang tersambung dengan komputer guru.

Sumber : Majalah InfoLinux 10/2009

Sunday, October 18, 2009

US Marine Corps Rank Structure

In the United States military officer ranks consist of warrant officers and commissioned officers. The highest positions are held by commissioned officers. They hold presidential commissions which are confirmed by the Senate.

Grades
Officers in the Marine Corps are referred to as grade officers. The pay grades are 0-1 to 0-3. Field grade officers pay grades are 0-4 to 0-6. General officers pay grades are 0-7 and higher.

Warrant Officers
Warrant officers hold warrant from their service secretary. In certain military technologies and capabilities they are experts and/or specialists. The lowest ranking warrant officers serve under a warrant. Promotions to chief warrant officer 2 are received by a commission from the president and these officer act as direct representatives of the United States President.

Warrant Officer Ranks
Warrent Officers are tanked as follows and are distinguhed by the insignas they wear. from lowest to highest: Warrant Officer 1 (WO); Chief warrant Officer 2 (CW02); Chief Warrant Officer 3 (CW03); Chief Warrant Officer 4 (CW04); Chief Warrant Officer 5 (CW05).

Grade Officers
Grade Officers are ranked as follows from lowest to highest: Second Lieutenant; First Lieutenant; Captain; Major; Lieutenant Colonel; Colonel; Brigadier General; Major General; Lieutenant General; General.

Enlisted Ranks
Enlisted Marines are ranked as follows lowest to highest: private; private first class; lance corporal; corporal; sergeant; staff sergeant; gunnery sergeant; master sergeant; first sergeant; master gunnery sergeant; sergeant major; sergeant major of the corps;

Lihat juga :
History of the Marine Corps Rank Structure
US Military Rank and Insignia Chart - Enlisted
US Military Rank and Insignia Chart - Officer
Marine Corps Community for Marine Veterans

Catatan:
Officer = Perwira
Warrant Officer = Bintara Tinggi = Pembantu Letnan
Enlisted = Tamtama dan Bintara

Mengosongkan Trash di IGOS Nusantara 3

Kadang kala kita ingin mengosongkan direktori atau folder Trash atau Tong Sampah di IGOS Nusantara 3 atau distro linux lainnya. Namun terkendala dengan ada satu atau beberapa file atau folder yang gak bisa dihapus. Bisa jadi folder atau file tersebut memiliki attribute yang gak memungkinkan untuk dihapus, misal Read dan eXecute atau 555.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali dimana direktori atau folder Trash atau "Tong Sampah" berada. Setelah dicari dengan MC (Midnite Commander) menu Find, ditemukan lokasinya, yaitu di folder /home/nama_anda/.local/share/Trash/files/. Variabel nama_anda sesuai dengan account anda di komputer anda.

Selanjutnya adalah mengubah attribute seluruh isi folder ../files/ tersebut menjadi 777 atau bisa di Read, Write dan eXecute. Jika kita ingin mengubah attribute sebuah folder temp (hanya misal) beserta isinya , dimana folder temp ini berada di bawah folder ../files/, maka perintah baris yang bisa dilakukan adalah :

Pindah ke folder /home/msmunir/.local/share/Trash/files/ :
[msmunir@lenovo ~]$ cd .local/share/Trash/files/

Lihat isi folder :
[msmunir@lenovo files]$ ls -l
total 4
dr-xr-xr-x 2 msmunir msmunir 4096 2009-10-18 07:15 temp
[msmunir@lenovo files]$

Ubah attribute folder temp ke 777 agar bisa dihapus:
[msmunir@lenovo files]$ chmod 777 -R temp/

Lihat attributenya, apakah sudah berubah :
[msmunir@lenovo files]$ ls -l
total 4
drwxrwxrwx 2 msmunir msmunir 4096 2009-10-18 07:15 temp
[msmunir@lenovo files]$

Sekarang tinggal mengosongkan isi Trash, bisa dari Desktop bisa juga dengan bantuan MC. Atau bisa juga dengan perintah baris "rm".
[msmunir@lenovo files]$ rm -R temp/

Semoga berguna.