Thursday, November 18, 2010

Mereset TRENDnet TV-IP422

Karena satu dan lain hal, saya lupa IP Address yang ada di IP camera saya, yaitu merek TRENDnet tipe TV-IP422. Saya coba lihat dimanual, tertera 192.168.10.x. Di scan juga tidak terlihat. Di coba direset dengan cara menekan tombol reset selama 5 detik juga tidak bisa. Setelah dibaca manual secara lebih seksama, ternyata secara default, TV-IP422 diset sebagai DHCP Client. Untuk itu yang dibutuhkan adalah sebuah DHCP Server agar bisa memberi sebuah IP Address kepada TV-IP422. Kebetulan PC yang saya gunakan sudah dilengkapi DHCP Server, sehingga tinggal mengaktifkan saja.

Mengaktifkan DHCP Server
[root@svec ~]# /etc/rc.d/init.d/dhcpd restart
Memulai dhcpd: [ OK ]
[root@svec ~]#


Jangan lupa lihat file /etc/dhcp/dhcp.conf.
[root@svec ~]# more /etc/dhcp/dhcpd.conf
...
subnet 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 {
option routers 192.168.2.1;
option subnet-mask 255.255.255.0;
range dynamic-bootp 192.168.2.100 192.168.2.110;
}
...

Dalam file /etc/dhcp/dhcpd.conf terlihat bahwa DHCP Server akan memberikan IP Address dari 192.168.2.100 s/d 192.168.2.110.

Setelah DHCP Server diaktifkan atau di restart, reset juga TV-IP422 selama 5 detik, dan tunggu hingga IP Camera kembali normal. Setelah normal lakukan scanning IP Address di subnet 192.168.2.0/24. Ini dia hasil scanning-nya.

[root@svec ~]# nmap -sP 192.168.2.0/24

Starting Nmap 5.21 ( http://nmap.org ) at 2010-11-18 07:58 WIT
Nmap scan report for 192.168.2.1
Host is up (0.00021s latency).
MAC Address: 00:0C:42:52:A2:99 (Routerboard.com)
Nmap scan report for 192.168.2.2
Host is up.
Nmap scan report for 192.168.2.87
Host is up (0.029s latency).
MAC Address: 00:0D:19:03:43:7E (Robe Show Lighting)
Nmap scan report for 192.168.2.103
Host is up (0.014s latency).
MAC Address: 00:02:FD:D5:58:C0 (Cisco Systems)
Nmap scan report for 192.168.2.104
Host is up (0.00062s latency).
MAC Address: 00:14:D1:F0:6B:9A (Trendware International)
Nmap scan report for 192.168.2.254
Host is up (0.018s latency).
MAC Address: 3C:DF:1E:B6:74:AC (Cisco Systems)
Nmap done: 256 IP addresses (8 hosts up) scanned in 5.03 seconds
[root@svec ~]#


Tampak dalam tayangan di atas, TV-IP422 mendapat IP Address = 192.168.2.104.

Sekarang IP Camera bisa disetting dan dikonfigurasi sesuai keinginan melalui web browser.

DHCP Server di MikroTik RB450G

Penah dicoba juga untuk memanfaatkan DHCP Server (di-enable) yang sudah menyatu dengan MikroTik RB450G, namun tidak berhasil. Artinya, IP Address untuk IP Camera sudah didapatkan, katakan saja 192.168.2.160. Namun IP Camera tidak bisa di-PING atau diakses lewat Web Browser. IP Camera tidak memberi tanggapan. Hal ini dilakukan meski DHCP Server yang berbasis linux sudah di stop (service dhcpd) dan IP Camera sudah di restart.

Wednesday, November 17, 2010

Topik PKL

Topik yang bisa dilaksanakan oleh mahasiswa PKL dalam rangka membantu tugas satker adalah aktifasi SIP Phone. SIP Phone perlu diaktifkan karena dapat menggantikan fungsi telpon ekstensi (4 angka) di kawasan Puspiptek yang pernah beroperasi beberapa waktu yang lalu. Sebenarnya telpon ekstensi ini sudah disebar diseluruh lab di kawasan Puspiptek. Namun karena Wireless Backbone sedang bermasalah hingga sekarang, maka interkoneksi antar laboratorium belum normal. Di tempat kami berfungsi karena kami mengadakan sendiri IP PBX Server, Briker Box. Pada dasarnya Briker Box bisa juga digunakan sebagai jembatan untuk menelpon ke luar, dengan menekan kode tertentu tentunya.
Kegiatan terkait aktifasi SIP Phone adalah :
  1. Aktifasi SIP Phone di PSJMN
  2. Aktifasi SIP Phone di PRPN
  3. Aktifasi SIP Phone diPTLR
  4. Aktifasi SIP Phone diPTBIN
  5. Aktifasi SIP Phone diPTRKN
  6. Aktifasi SIP Phone diPKTN
  7. Aktifasi SIP Phone diPTBN
  8. Aktifasi SIP Phone diPRR
  9. Aktifasi SIP Phone diPRSG
Aktifasi SIP Phone meliputi :
  1. Pemetaan lokasi
  2. Pengecekan status dan kondisi : kable UTP, koneksi, SIP Phone, IP Address, SIP Number
  3. Membuat simulasi LAN atau extended LAN suatu Satker di Lab. Ini akan memudahkan pengujian SIP Phone tanpa harus ke lokasi.
  4. Penambahan No. Ekstensi di IP PBX Briker Box
  5. Setting dan konfigurasi ulang SIP Phone
  6. Pemasangan SIP Phone di lokasi
  7. Pengujian
  8. Membuat buku telpon dan manual singkat penggunaannya.
  9. Membuat label No. Telpon se-satker dan ditempel di handset SIP Phone
Topik lain yang bisa diimplementasikan
  1. Menyimpan hasil pemantauan IP Camera dari Trendnet TV-IP422, berikut pemasangan IP Camera baru.
  2. Uji coba Proxy menggunakan Mikrotik RB450G yang ditambah MicroSD. Selama ini menggunakan Squid.
  3. Mengganti VLAN berbasis Catalyst 2950 dengan RB1100. Cek interkoneksi antar segmen
  4. Monitoring suhu ruang server secara online
  5. Meminimalkan penggunaan jumlah Wireless Access Point(WAP) . Semakin banyak WAP akan semakin sulit manajemennya. Misal di Kantor Pusat, cukup menggunakan 1 unit WAP + antena sectoral 120 deajat yang diletakkan di depan kantor di pagar depan.
  6. Alarm pada Nagios dialihkan ke rotary lamp.
Kegiatan Siswa PKL :
  1. Monitoring Winbox seluruh kawasan kerja
  2. Mendata pemakaian bandwidth per satker per minggu
  3. Monitoring CCTV Server, mengecek space hard disk, menghapus file jika kepenuhan
  4. Monitoring IP PBX Server
  5. Monitoring Nagios
  6. Lengkapi data pengguna webmail
  7. Lain-lain, cek disini.
Istilah IP Phone, SIP Phone dan VoIP (Voice over Internet Protocol) pada dasarnya sama saja. SIP (Session Initiation Protocol) adalah salah satu protokol yang digunakan oleh VoIP selain protokol H.323 yang telah digunakan sejak lama. Jadi, SIP dan H.323 hanyalah masalah protocol belaka. SIP standar dari IETF sementara H. 323 standar dari ITU. Penggunaan kedua protocol akan terkait dengan port TCP/IP yang perlu dibuka di Firewall.

Topik PKL dan TA :

  1. Instalasi Nagios
  2. Instalasi MRTG
  3. Instalasi IP PBX
  4. Instalasi IP Camera di NOC
  5. Instalasi DVR
  6. Instalasi Proxy
  7. Instalasi IDS
  8. Instalasi OSSIM
  9. Instalasi Load Balancing untuk Mail Server
  10. Instalasi Tele Conference

Sunday, November 14, 2010

Proyek Mageia

Setelah beberapa kali dihempas kabar tak sedap akibat situasi keuangan yang tidak kunjung membaik, beberapa pengembang dan komunitas aktif Mandriva berniat untuk pergi meninggalkan proyek Mandriva, dan memulai pembuatan distro alternatif turunan Mandriva yang bernama proyek Mageia.

Dari catatan yang terdapat pada website Mageia, tujuan dibuatnya proyek Mageia lebih dikarenakan tidak adanya kepastian akan masa depan Mandriva, dan kelanjutan dukungan terhadap komunitas Mandriva. Sebagian besar karyawan yang bekerja pada distro Mandriva juga ada yang di PHK, saat perusahaan ini nantinya dilikuidasi.

Saat ini, sudah terdapat puluhan kontributor Mandriva dan mantan karyawan Mandriva pada situs Mageia, yang dikabarkan terlibat dalam pengembangan proyek Mageia. Tim ini akan melanjutkan ide-ide dan prinsip-prinsip Mandriva, dan mengambil tempat proyek yang ditinggalkan. Karena masih dalam tahap awal, tim ini sedang melakukan organisasi dan mencari hosting dan server untuk memulai pembuatan proyek. Proyek Mageia sendiri nantinya akan menjadi distro yang berbasis pada komunitas, dan menjadi organisasi yang bersifat non-profit.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 11/2010

The Document Foundation

The Document Foundation merupakan organisasi baru yang didirikan dengan tujuan untuk menjadikan paket aplikasi perkantoran OpenOffice.org tetap bersifat free software, dan dapat dikembangkan oleh komunitas luas. The Document Foundation didukung oleh sejumlah perusahaan, seperti Google, Novell, dan Red Hat. Organisasi ini juga membuat LibreOffice, yakni aplikasi turunan dari OpenOffice.org.

Asal mula didirikannya The Document Foundation adalah karena adanya rasa khawatir komunitas OpenOffice.org terhadap komitmen Oracle terhadap proyek OpenOffice.org, setelah mereka mengakuisisi Sun Microsystems. Baru-baru ini, terdapat berita preview Oracle tentang paket aplikasi perkantoran berbasis komputasi awan, sehingga menambah momentum komunitas untuk membuat proyek OpenOffice.org yang independen.

Meski proyek ini hanya sebagai upaya untuk membuat proyek OpenOffice.org yang bersifat bebas, namun merupakan upaya pertama yang memiliki dukungan dari komunitas. LibreOffice juga mendapat dukungan dari sejumlah pihak, seperti FSF, OSI, OASIS, dan Canonical. Paket LibreOffice dapat di-download di url www.documentfoundation.org.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 11/2010

Rencana Novell Menjual SUSE Linux

Novell, perusahaan yang berada di belakang kesuksesan distro SUSE Enterprise Linux, beberapa tahun ini tidak terdengar lagi akan melakukan langkah yang besar. Gosip terbaru bahkan mengatakan kalau Novell sedang berusaha untuk menjual bisnis Linux yang dimilikinya, dimana VMware menjadi salah satu penawar yang paling serius.

Menurut berita yang didapat dari Wall Street Journal, Novell telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan, dimana dua perusahaan serius untuk mengakuisisi sebagian aset milik Novell. Sebelumnya, Novell sedang mencari pembeli yang tertarik untuk mengakuisisi Novell sepenuhnya. Tampaknya, VMware sangat tertarik dengan SUSE Linux yang dimiliki oleh Novell. Sebelumnya, VMware sudah memiliki kesepakatan dengan Novell, dan telah bekerja sama dengan baik untuk dapat menjalankan SUSE Linux di VMware atau sebaliknya, sehingga setelah proses akuisisi nanti, diharapkan tidak akan kesulitan yang berarti.

Meski tertarik untuk membeli SUSE Linux, VMware tidak tertarik untuk menjual SUSE Linux secara langsung. Nantinya, VMware akan mengintegrasikan SUSE Linux dengan produk miliknya yang sudah ada di dunia virtualisasi. SUSE Linux akan ditawarkan oleh VMware sebagai pilihan untuk guest machine (komputer guest) kepada para klien yang menginginkannya.

Seperti diketahui bersama, Novell mengakuisisi SUSE Linux pada tahun 2003 dengan nilai akuisisi sebesar US$ 210.000.000. Diluar bisnis Linux, meski Novell bukan perusahaan yang aktif atau inovatif, namun Novell masih banyak mendapatkan pemasukan produk jaringan yang dulu pernah dibuatnya, yakni dari paket aplikasi Novell Netware.

Hingga berita ini dibuat, belum ada berita lanjutan hasil pembicaraan kedua pihak mengenai akuisisi SUSE Linux, seperti bagaimana pembagian aset perusahaan, besar nilai akuisisi dan sebagainya. Jadi kita tunggu saja hingga ada pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh kedua pihak mengenai proses akuisisi ini.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 11/2010

Opsview 3.9.0

Opsera, vendor yang berada di belakang proyek Opsview, telah mengumumkan rilis dari Opsview Community versi 3.9.0 yang telah menyertakan sejumlah fitur terbaru, beberapa peningkatan fitur, dan peraikan sekitar 40 bug. Opsview adalah aplikasi monitoring infrastruktur TI yang terintegrasi, dan memiliki dukungan komersial, relatif mudah untuk dikembangkan, dan telah dilengkapi dengan sebuah konsol untuk memanajemeni dan memonitor sistem terdistribusi.

Saat ini, Opsera telah menjual divisi layanan enterprise ke lxxus untuk lebih berfokus dalam menangani sumber daya pada Opsview. Aplikasi Opsview sendiri tersedia sebagai versi komunitas yang bersifat FOSS atau dalam versi berlangganan yang memiliki dukungan, namun bersifat komersial.

Opsview 9.0 telah menyertakan konfigurasi API terbaru yang menyediakan tampilan REST, peningkatan kinerja viewport yang baru dengan grafik sparkline, update dinamis untuk penampilan viewport, opsi ekspor CSV untuk grafik dan monitoring Slicehost Server atau Amazon Elastic Cloud. Versi binari Opsview Community 3.9. telah tersedia untuk platform RHEL 5 dan CentOS 5, Debian, Ubuntu dan Solaris, untuk platform AMD64 dan i386, dan dapat di-download di url www.opsview.com.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 11/2010

Estonia Go Open Source

Menurut laporan yang didapat dari osor.eu, pemerintah Estonia telah mengumumkan ka1au mereka telah menerbitkan kebijakan penggunaan perangkat lunak open source di Estonia. Estonia juga berencana menggunakan lisensi European Union Public Licence (ETPL) untuk pengembangan kode atau mendapat pendanaan dari pemerintah Estonia, serta berencana untuk membuat repositori perangkat lunak untuk software ini.

Kebijakan penggunaan software open source juga menjadi komponen penting dalam framework inter operabilitas TI di kota Estonia, yang dapat mengatur prinsip seperti dukungan standar terbuka untuk semua sistem TI yang baru, dan untuk melindungi ketergantungan dari suatu merek dan layanan tertentu. Bagaimanapun, kebijakan ini bukan merupakan mandat dari open source.

Uuno Vallner, kepala e-government di Kementerian Perekonomian dan Komunikasi Estonia, menjelaskan untuk beberapa kasus lebih baik untuk menggunakan perangkat lunak proprietary daripada menggunakan perangkat lunak open source. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan mekanisme umum dan :metode untuk sektor publik.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 11/2010

Linus Torvalds Menjadi Warga Negara Amerika Serikat

Linus Torvalds, pengembang utama Kernel Linux, saat ini telah menjadi warga negara Amerika Serikat, setelah menghabiskan waktu lebih dari satu dekade menetap di sana. Programmer kelahiran Finlandia ini bertanggung jawab untuk mengembangkan kernel Linux dan memicu revolusi open source, hingga mencapai status proses legendaris.

Dalam diskusi yang terdapat di milis kernel Linux, Torvalds memberikan sebuah komentar kalau dirinya akan pergi melakukan pendaftaran pemilih dan memperbarui socsec (Social Security) pertama, meskipun dirinya sudah menjadi warga negara Amerika Serikat (AS). Pada situs OregonLive.com, Torvalds juga menjelaskan kalau mereka harus selalu memperpanjang status green card milik mereka setiap setahun, untuk tetap dapat menetap di AS.

Torvalds juga memberi penjelasan tambahan pada situs OregonLive.com, kalau Torvalds dan keluarga telah tinggal di AS selama 14 tahun, dimana kedua anaknya telah menjadi warga negara AS karena mereka lahir di sana. Hal ini membuat dirinya benar-benar kerasan dan ingin mengubah status kewarganegaraan.

Saat ini, Torvalds dan keluarga tinggal di daerah Portland, Oregon. Proses perubahan kewarganegaraan Torvalds dari warga negara Finlandia menjadi warga negara AS juga lebih mudah daripada yang Torvalds bayangkan. Semuanya berjalan sangat baik, dan tidak memerlukan banyak waktu. Tentu saja, fakta bahwa Linus Torvalds adalah seorang tokoh teknologi terkemuka mungkin sangat membantu dirinya untuk dapat cepat memperoleh status kewarganegaraan AS. Padahal sebelnya, Torvalds berpikir kalau proses mendapatkan status kewarganegaraan Amerika Serikat akan mengalami proses panjang dan berbelit-belit, memerlukan waktu selama bertahun-tahun, dan memerlukan cukup banyak usaha.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 11/2010

Check out at http://blog.oregonlive.com/