Saturday, July 18, 2009

Teror melanda Jakarta .... apa iya ???

Kalau kita menganggap ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton sebagai sebuah ancaman teror, maka ia akan benar-benar menjadi sebuah teror yang mengerikan (MU jadi batal tanding deh). Namun jika kita hanya menganggap sebuah riak kecil di samudra luas, maka ia adalah nothing. Dapat dianggap seperti sebuah kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan bis belaka. Dan malah, kadang kala kecelakaan lalu lintas, jika dilihat dari jumlah korbannya, jauh lebih besar dibanding ledakan bom kali ini. Namun dampak kecelakaan lalin gak sebesar dampak ledakan bom, why?

Atau seandainya media massa gak berlomba memberitakan secara berlebih-lebihan maka ia hanyalah sepenggal peristiwa biasa. Besar-kecilnya peristiwa dan dampaknya (bisa) sangat bergantung cara pemberitaannya, gemana? apakah setuju? Jika setiap hari, setiap jam atau setiap waktu peristiwa yang sama diberitakan terus menerus, maka akan terlihat seolah-olah itu adalah peristiwa besar, dan mungkin besar sekali.

Itulah esensi dari teror. Sang peneror memang harapannya adalah agar masyarakat dan media menjadi panik. Apalagi kalau pejabat dan aparat ikut meramaikan, sang peneror akan merasa berhasil atas upayanya. Kalau saja, seandainya saja kita cuek, mungkin sang peneror jadi pusing sendiri. Namun, apa kita bisa melakukannya?

Warga Bagdad pada khususnya dan Iraq pada umumnya dah biasa menghadapi bom bunuh diri. Hampir tiap hari ada korban ledakan. Sehingga bisa jadi serangan bom sudah bukan dianggap teror lagi. Sudah seperti kecelakaan-kecelakaan lainnya. Mungkin lho.

Kecelakaan dimana pun bisa saja terjadi. Kata peribahasa, untung tak dapat diraih dan malangpun tak dapat ditolak. Pasrahkan saja kepada yang kuasa. Do with my best. Jangan menjadi takut atau paranoid dengan teror. Jika demikian halnya, maka berhasillah tujuan sang peneror. Yang penting adalah slalu waspada terhadap sekeliling dan gak boleh lengah. Namun tetap tidak over react.

Setting Proxy di Mikrotik

Untuk melakukan setting proxy di Mikrotik bisa dilakukan dari Windows ataupun dari Linux. Saya kebetulan pakai Fedora 9. Saya download aplikasi WinBox dari ftp://dl1.batan.go.id/array1/VOL1/source_win/winbox-2.2.13.exe. Karena pada Fedora 9 saya sudah diinstalasi paket wine, jadi gak masalah menjalankan aplikasi berbasis Windows.

Untuk memasuki perangkat Mikrotik, anda harus memasukkan IP Address, username dan password. Setelah masuk, anda akan dihadapkan pada jendela untuk konfigurasi, setting dan monitoring Mikrotik.

Setting Proxy di Mikrotik
  1. Jalankan RouterOS WinBox
  2. Login
  3. IP --> Web Proxy --> tab Access --> tab Web Proxy Setting --> tab General --> Enabled
  4. Isi Parent Proxy dan Parent Proxy Port
Untuk mem-blok situs atau jenis file, bisa lihat di http://wiki.mikrotik.com/.

Contoh :

Aktifkan fungsi Proxy
/ip proxy
set enabled=yes
set src-address=0.0.0.0
set port=8080
set parent-proxy=0.0.0.0
set parent-proxy-port=0
set cache-administrator="webmaster"
set max-cache-size=none
set cache-on-disk=no
set max-client-connections=600
set max-server-connections=600
set max-fresh-time=3d
set always-from-cache=no
set cache-hit-dscp=4
set serialize-connections=no

Memblok situs
/ip proxy access
add dst-host=www.vansol27.com action=deny

Dalam contoh di atas ini, situs www.vansol27.com di blok. Silahkan tambahkan sendiri nama situs yang ingin diblok.

Memblok Jenis File
/ip proxy access
add path=*.exe action=deny
add path=*.mp3 action=deny
add path=*.zip action=deny
add path=*.rar action=deny

Memblok situs yang pakai kata mail
/ip proxy access
add dst-host=:mail action=deny

Jangan lupa buat transparant proxy
/ip firewall nat
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 action=dst-nat to-addresses= to-ports=8080

Buat Proxy bukan Open Proxy
/ip firewall filter
add chain=input in-interface= src-address=0.0.0.0/0 protocol=tcp dst-port=8080 action=drop

Cek setting proxy dengan Winbox : IP --> Web Proxy.

Thursday, July 16, 2009

Notulen Rapat WiMAX 15 Juli 2009

Hadir : Haryanto Sahar, Gunadi, Sumaryo, Barata, Aldi, MSM

Harapan Pak Sahar :
  1. Evaluasi hasil workshop tempo hari
  2. Menentukan mekanisme dan prosedur bagi vendor yang mau uji coba perangkat di Puspiptek
  3. Bagaimana cara melibatkan operator dalam pengujian di Puspiptek
  4. Pengadaan atau tender 2009 tentang software WiMAX Planning Tool, direncanakan akhir Juli 2009.
  5. WiMAX dapat ABT dan ini untuk pengadaan barang. Bagaimana hal tersebut bermanfaat bagi Puspiptek dan WiMAX. Dengan ABT ini diharapkan tidak ada lagi komplain dari pengguna di kawasan Puspiptek. Perlu dipikirkan juga dampak terhadap TRG dan Hariff jika Cisco masuk ke Puspiptek.
  6. Perencanaan untuk tahun 2010
  7. Tujuan pemanfaatan Puspiptek sebagai kawasan uji ada 2, yaitu : (1) Sebagai acuan bagi operator, sehingga alat yang telah diuji di Puspiptek dapat dianggap memenuhi persyaratan tertentu, (2) Pengembangan produk dan local content


Hal-hal yang dapat dicatat dari diskusi yang telah berlangsung antara lain :
  1. Menurut Pak Sumaryo, saat ini ada 2 lembaga uji telekomunikasi, yaitu RDC Telkom untuk perangkat telefoni dan Bentara Postel untuk perangkat radio. Untuk menghasilkan fair evaluation dibutuhkan 3 bulan uji operasi di lapangan. Perlu juga melihat pengalaman negara lain dalam mengembangkan WiMAX.
  2. Operator yang akan uji coba perangkat baru perlu ijin ke Postel, termasuk ijin frekuensi yang tentunya ada biayanya. Dengan uji coba di kawasan Puspiptek, diharapkan biaya ijin frekuensi menjadi tidak ada. Untuk itu perlu kerjasama antara Postel, Ristek dan Operator.
  3. Untuk membangun On Field Trial di kawasan Puspiptek, dibutuhkan semacam VPN atau tunneling antara Puspiptek dan IIX dengan bandwidth minimal 100 Mbps. Jalur dapat menggunakan kabel serat optik yang telah dibangun oleh First Media atau kerjasama dengan Telkom via STO Cisauk. Jalur digunakan untuk me-remote perangkat milik operator yang ada di Puspiptek. On Field Trial adalah kelanjutan dari uji coba yang dilakukan oleh RDC Telkom, seperti fasilitas OASIS. Kegiatan ini bisa menjadi proyeksi ABT 2009.
  4. Untuk keperluan On Field Trial perlu ada jalur backup antara Puspiptek dan IIX. Perlu juga ada jalur kabel serat optik antara NOC dan Menara Air. Menara air juga akan digunakan untuk menempatkan BS.
  5. Operator selular cenderung berkembang ke arah LTE. Jika ada operator WiMAX, tetap perlu menggandeng operator yang telah ada.
  6. Di masa depan, handphone akan dilengkapi dengan adapter LTE, Wi-Fi dan WiMAX.
  7. Saat ini Huawey sedang mencari partner sebagai hub, bisa Indonesia atau Malaysia.
  8. Perencanaan untuk tahun 2010 yang bisa dilakukan untuk WiMAX adalah kajian numbering, kajian roaming, pembuatan prototip perangkat CPE, pembuatan asesoris mobile WiMAX (seperti antena, MIMO), dan alat ukur VSWR. Kajian numbering tampaknya sulit dilakukan. Jika masih terasa berat, pengembangan diarahkan ke content, misal e-health, e-farmer, e-learning, IP TV., dan ASN Gateway. Aplikasi untuk Tsunami Early Warning masih sulit karena butuh jangkauan hingga 300 km, sementara WiMAX hanya 50 km.
  9. Aplikasi yang bisa dilewatkan di WiMAX antara lain internet, VoIP, IP TV. Dan ini bisa menjadi item test atau standar test yang tentunya perlu didiskusikan terlebih dahulu dengan Vendor dan Operator untuk disepakati.
  10. Untuk antisipasi uji coba yang akan dilakukan oleh Cisco, perlu disiapkan lokasi, back end, infrastruktur, prosedur, tata laksana, dll. Hal ini bisa mengacu ke mekanisme yang ada di RDC Telkom.
  11. Hasil pengujian di kawasan Puspiptek tidak akan dipublikasikan.
Pernyataan yang masih meragukan dan membutuhkan konfirmasi :
  1. Saat ini TRG fokus pengembangan di frekuensi 3,3 Ghz untuk kebutuhan salah satu operator selular. Sementara di frekuensi 2,3 Ghz tidak ada orang yang mengembangkan.
  2. Pengembangan WiMAX mendatang tetap pada frekuensi 2,3 Ghz mengingat sudah ada regulasinya. Pengembangan di frekuensi 2,5 Ghz dan 3,5 Ghz sulit karena menjadi alokasi IndoVision. Sementara manfaat frekuensi 3,3 Ghz masih kurang.