Saturday, September 05, 2009

Mata Kuliah Mandiri

Mata Kuliah Mandiri adalah istilah untuk mata kuliah yang adaptif terhdap pengembangan softskill. Diharapkan mahasiswa peserta mata kuliah ini mampu mengembangkan diri sendiri dan mandiri. Mahasiswa hanya perlu tatap muka sebulan sekali. Selebihnya mengerjakan tugas secara online. Tidak ada UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester). Penilaian dilakukan dengan melihat portofolio mahasiswa. Jika saja mahasiswa tersebut mampu menggapai prestasi yang luar biasa di luar kampus, maka nilai "A" sudah di tangan. Prestasi luar biasa tersebut misalnya memenangkan PKM (Program Kreatif Mahasiswa), membuat tulisan yang dimuat di media nasional.

Inti dari Mata Kuliah Mandiri adalah inisiatif. Inisiatif untuk menulis di blog, mengerjakan tugas, mengikuti kegiatan ilmiah di luar kelas seperti seminar/kursus/workshop, keikutsertaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa, dan aktif ikut kegiatan kemahasiswaan. Namun di sisi dosen pengampu, yang perlu diperhatikan hanyalah 2 aspek, yaitu tulisan di blog dan pengerjaan tugas. Tulisan di blog tidak hanya jumlah tulisannya, namun juga mutu tulisan. Mutu terkait dengan penghargaan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI), misal tidak melakukan pencontekan, mencantumkan sumber di setiap akhir paragraf (bila perlu) dan menjunjung tinggi etika ilmiah. Kedua aspek di atas dapat dilihat di situs Student Portofolio atau Student Site.

Mahasiswa diharapkan dengan sangat untuk mengamati kehidupan sosial kemasyarakatan di luar kampus. Ini akan bisa menjadi sumber tulisan di blog yang tidak pernah ada habisnya. Tulisan tersebut akan lebih berbobot jika ditopang oleh literatur yang sahih, jadi bukan opini pribadi belaka. Penggunaan literatur yang tidak sahih (valid) hanya akan mematahkan isi tulisan tersebut.

Mahasiswa yang tidak memiliki atau tidak mengisi tulisan di blog-nya, dijamin tidak akan lulus. Blog tersebut bisa di dalam sistem komputer universitas, bisa juga menggunakan blog publik, seperti blogspot.com atau worldpress.com.

Pada tahap awal, mata kuliah yang dijadikan mata kuliah mandiri antara lain : ...... (menyusul). Pada dasarnya ada satu mata kuliah pada setiap semester di setiap kelas yang dijadikan Mata Kuliah Mandiri.

Friday, September 04, 2009

Peran dan inovasi internet dalam mensosialisasikan nuklir

Tanpa kita sadari, Internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam keseharian kita. Tidak peduli yang tinggal di perkotaan, maupun yang tinggal di pedesaan. Internet dengan segala bentuk dan manifestasinya telah membuat hidup menjadi mudah dan murah. Teknologi Internet Protocol (IP) telah membuat proses pengiriman pesan antar penduduk yang sangat berjauhan menjadi jauh lebih murah melalui Short Message Service (SMS) dan Multimedia Messaging Service (MMS). Ini pula yang membuat mode komunikasi lain menjadi kurang laku lagi, bahkan hampir ditinggalkan. Ketika hari raya menjelang, orang lebih suka berkirim kabar berita dan ucapan via SMS ketimbang kartu lebaran atau telegram elektronik.


Dengan adanya teknologi Internet yang awalnya adalah untuk mendukung kepentingan militer AS selama era perang dingin (cold war) di tahun 1969, maka batas geografi sudah tidak jelas lagi. Informasi mengalir dengan derasnya dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa dapat dihalang-halangi dan dibatas-batasi. Padahal informasi tersebut bisa saja bernilai negatif dan bisa juga positif.

Seharusnya kondisi ini membuat peran Internet dalam men-sosialisasikan manfaat nuklir bagi kesejahteraan umat manusia juga tidak bisa dihindari lagi. Sosialisasi via Internet dan secara konvensional harus tetap saling mengisi dan berdampingan. Yang perlu dimainkan adalah porsinya saja. Mungkin suatu saat perbandingan peran Internet dengan cara-cara konvensional bisa mencapai perbandingan 3 : 1, atau mungkin lebih tinggi lagi. Namun setinggi apapun kebudayaan suatu masyarakat, cara-cara konvensional tetaplah perlu dilakukan.

Ada banyak kemudahan di Internet yang bisa digunaka untuk melakukan sosialisasi nuklir. Tool atau perangkat yang bisa dimanfaatkan antara lain website (baik yang statis maupun yang dinamis), blog, milis, newsletter, forum, video on demand, video streaming, audio streaming, online polling, SMS Gateway. Mungkin untuk sekarang ini perlu juga menggunakan Facebook, sebuah tool yang sedang trend. Media yang bisa dimanfaatkan juga sangat beragam, mulai dari gambar diam, animasi, video, e-document, dan e-book.

Penggunaan berbagai perangkat tersebut pada akhirnya diharapkan akan mampu mendongkrak peran serta masyarakat itu sendiri. Masyarakat moderm memiliki tipikal aktif dalam setiap dinamika yang terjadi dan selalu ingin menjadi bagian dari dinamika itu sendiri. Dengan berbagai kemudahan yang ada di Internet, hal tersebut akan lebih mudah untuk direalisasikan dibanding dengan penggunaan cara-cara konvensional yang lebih cenderung bersifat searah.

Walaupun bagaimana, negeri ini adalah milik seluruh masyarakat, (prinsip good governance) sehingga tidak ada salahnya untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap langkah pemerintah dalam merumuskan dan mengambil suatu kebijakan. Termasuk penentuan kebijakan di bidang pemanfaatan nuklir untuk maksud-maksud damai.

Jika kita menengok ke belakang, Internet Browser diciptakan oleh para peneliti nuklir yang bekerja di CERN pada tahun 1990. Tim Berners-Lee mengemukakan sebuah ide tentang World Wide Web yang dapat digunakan untuk berbagi data dan informasi di kalangan peneliti CERN atau Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (http://public.web.cern.ch/public/) yang berkedudukan di perbatasan antara Swiss dan Perancis.

Dengan demikian peran Internet dan nuklir seharusnya sudah menjadi satu kesatuan. Karena hal ini sudah ditunjukkan sejak awal berkembangnya Internet browser itu sendiri. Dan seharusnya para peneliti nuklir tetap berkeinginan untuk memberi sumbangsih nyata bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan teknologi informasi pada khususnya.

Dalam era seperti sekarang ini media yang bisa digunakan untuk melakukan sosialisasi secara konvensioanl cukup beragam. Media tersebut bisa berbentu brosur, komik, poster, spanduk, umbul-umbul, billboard, baliho, balon udara, pantomim, TV layar lebar di tempat strategis, LED Moving Sign Display, merchandise (stiker, t-shirt, key holder, dll), TV, koran, majalah, alat transportasi publik, perangko, bakti sosial, open house, ceramah.

Optimasi Wi-Fi Hot Spot di Gedung 71 Serpong

Selama ini Wi-Fi Hot Spot di Gedung 71 Kawasan Serpong didukung oleh beberapa Wireless Access Point (WAP) dengan berbagai cara atau sumber koneksi ke Internet. Ada yang menginduk ke LAN PPIN, ada yang menginduk ke LAN Ristek (WiMAX Puspiptek), ada yang menggunakan IP Public, dan ada yang menginduk ke LAN SJK. Ini membuat, jika sesorang yang suka mobile akan sulit untuk melakukan roaming.

Tujuan optimasi hanyalah untuk menyatukan seluruh WAP ke dalam satu LAN (Local Area Network) tersendiri, sebut saja LAN WAP. LAN WAP ini memiliki kemampuan load balancing. Artinya LAN akan dilayani oleh berbagai jenis sumber koneksi atau ISP (Internet Service Provider), misal dari Ristek, PPIN, IP Publik dan SJK. Jika salah satu koneksi putus, load balancer akan secara otomatis mengalihkan koneksi lain ke sumber lain. Dalam waktu dekat load balancer akan menggunakan sebuah Mikrotik Router Board RB450G.

Selain itu optimasi ditujukan untuk memperluas daerah jangkauan (covered area). Jika selama ini 2 buah WAP diletakkan secara berdekatan, maka peletakannya akan dipisah namun tetap masih ada daerah yang tumpang tindih (overlap). Akan diupayakan untuk meminimalkan daerah kosong atau blank spot. Peletakan WAP secara berdekatan membuat daerah cakupan menjadi kian sempit saja.

Optimasi juga diarahkan untuk memudahkan pengguna mengingat nama-nama WAP. Untuk itu, nama WAP perlu diganti dari PPINnet, Wimax PPIN, alternatif atau linksys atau apapun menjadi sebuah nama yang mudah diingat pengguna. Nama atau SSID tersebut diubah menjadi PPIN-AP1, PPIN-AP2, dst. Memang pernah juga terpikirkan untuk menambahkan unsur lokasi ke dalam nama SSID, namun dikhawatirkan SSID menjadi panjang. Kalau semua WAP dikelola oleh PPIN mungkin, tidak perlu lagi menggunakan nama PPIN, cukup nama yang terkait dengan lokasinya. Pengguna cukup mengingat satu nama untuk dapat akses via wireless. Optimasi ini dilakukan mengingat keluhan yang diterima, jadi bukan semata-mata karena kepentingan pribadi. Bagi pengelola (mungkin?) akan dibuat lebih repot, namun tidaklah mengapa. Asalkan pengguna dibuat lebih mudah memanfaatkan Hot Spot.

Optimasi juga dilakukan untuk menyederhanakan setting dan konfigurasi. Sehingga pada dasarnya semua WAP diberi setting dan konfigurasi yang seragam. Yang beragam atau berbeda hanyalah Internet IP Address-nya saja. Parameter-parameter yang lain dibuat seragam, seperti IP Address dan IP DHCP-nya. Harus dibedakan antara Internet IP Address dan Local IP Address. Kedua jenis IP Address ini ada dalam satu pesawat WAP. Jadi, WAP memiliki 2 (dua) IP Address. Karena kebetulan WAP yang digunakan memiliki kemampuan routing atau dapat bertindak juga sebagai router.

Optimasi juga akan diarahkan dengan menyeragamkan merek dan tipe Wireless Access Point. Ini akan mempermudah dari sisi pengelolaan dan perawatan sistem wireless. Metode ini baru diterapkan di Kantor Pusat. Namun dalam konteks R&D, WAP tidak melulu harus seragam. Melakukan divensifikasi perangkat justru akan memperkaya khazanah keilmuan.

Hipotesa kami mengatakan bahwa secara matematis hubungan antara pelayan dan yang dilayani adalah berbanding terbalik. Semakin mudah di sisi pengguna, maka akan semakin repot di sisi administrator. Betul gak ya?

Data wireless Access Point hasil optimasi :

Mesin : Linksys WRT350N
SSID : PPIN-AP3
Lokasi : Deket LAB SJK
Internet IP Address : 192.168.11.5/24
Gateway : 192.168.11.1
Host Name : ppin-ap3
Local IP Address : 172.16.90.1
DHCP users : 172.16.90.100 - 172.16.90.149
Radio Band : Standard - 20MHz Channel
Standard Channel : 1 - 2.412GHz

Mesin : Linksys WRT350N
SSID : PPIN-AP4
Lokasi : Deket Ruang SJK
Internet IP Address : 192.168.11.6/24
Gateway : 192.168.11.1
Host Name : ppin-ap4
Local IP Address : 172.16.90.1
DHCP users : 172.16.90.100 - 172.16.90.149
Radio Band : Standard - 20MHz Channel
Standard Channel : 3 - 2.422GHz

Mesin : Linksys WRT350N
SSID : PPIN-AP5
Lokasi : Aula Gedung 71
Internet IP Address : 192.168.11.7/24
Gateway : 192.168.11.1
Host Name : ppin-ap5
Local IP Address : 172.16.90.1
DHCP users : 172.16.90.100 - 172.16.90.149
Radio Band : Standard - 20MHz Channel
Standard Channel : 5 - 2.432GHz

Mesin : Linksys WRT54GL
SSID : PPIN-AP6
Lokasi : Ruang Kabid SJK
Internet IP Address : 202.46.3.83/255.255.255.224
Gateway : 202.46.2.65
Host Name : ppin-ap6
Local IP Address : 172.16.90.1
DHCP users : 172.16.90.100 - 172.16.90.149
Radio Band : Standard - 20MHz Channel
Standard Channel : 7 - 2.442GHz
Antena : High Gain Antenna 7 dBi for TNC Connectors Model HGA7T


Wednesday, September 02, 2009

Tempat Profesor Belajar Open Source

Banyak profesor ingin mengajarkan proses pengembangan open source kepada mahasiswanya, namun tidak banyak profesor yang memiliki cukup waktu untuk mendalaminya. Tidak jarang ada yang belum tahu pasti harus memulainya dari mana.

Kesimpulan seperti inilah yang akhirnya diadakan POSSE atau Professor's Open Source Summer Experience, kelas Open Source yang didesain khusus untuk para profesor yang diadakan oleh TeachingOpenSource.org. Acara ini akan berlangsung intensif selama satu minggu untuk mengajarkan berbagai proyek open source.

Peserta yang hadir akan disertakan dalam proyek open source bersama dengan rekan profesor yang memiliki pengalaman dalam mengajar pengembangan open source lainnya, serta dengan anggota dan pakar-pakar dari komunitas yang telah berkecimpung dengan open source.

Setelah mengikuti acara ini, diharapkan peserta mendapatkan pengetahuan yang lebih baik mengenai mekanisme kerja proyek open source, sekaligus memiliki jaringan koneksi yang kuat untuk membawa peserta didiknya ke dunia open source. POSSE telah diadakan pada 19-24 Juli 2009 di kantor pusat Red Hat di Raleigh, NC.

Sumber : Majalah InfoLINUX 09/2009

Mojo SDK Telah Open Source

Mojo SDK, yang merupakan sebuah toolkit untuk pengembangan sistem, secara resmi telah dibuka oleh Palm agar dapat digunakan oleh semua pengguna untuk mempercepat pengembangan aplikasi. Sebelumnya kode SDK ini sudah beredar secara tidak resmi dikalangan pengembang aplikasi.

Mojo SDK tersedia dengan emulator webOS, yang merupakan sistem operasi untuk perangkat smartphone Palm Pre, dengan tujuan agar program yang telah dikembangkan dapat langsung diuji tanpa harus memiliki Palm Pre. Toolkit dengan versi 1.1.0 ini hadir dengan versi Java-Runtime terbaru. plus VirtualBox 2.2.4 yang digunakan untuk menjalankan Palm Emulator, sebuah perangkat virtual Palm Pre.

Bahasa yang didukung oleh Palm webOS 1.1 SDK ini di antaranya bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol, dan Italia. Memory yang dibutuhkan berkisar antara 160 hingga 180 Mbyte, tergantung pada sistem operasi yang digunakan, seperti Ubuntu, Mac OS X, Windows, dan sebagainya. Komunitas yang tergabung dalam forum dapat saling bertukar pikiran ataupun
mendapatkan informasi dari webOSdev-Blog.

Sumber : Majalah InfoLINUX 09/2009

Target Penggunaan Software Legal di Tahun 2011

Penggunaan software ilegal sepertinya masih merajalela, baik digunakan untuk keperluan pribadi ataupun bisnis, usaha swasta ataupun pemerintahan. Harga software yang tinggi membuat banyak pengguna memilih mendapatkan software yang dibutuhkan dengan cara saling pinjam aplikasi, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sepertinya, instansi pemerintahan pun kini telah mencari solusi untuk mengurangi pemakaian software ilegal atau yang popular disebut dengan software bajakan, dimulai dari ruang lingkup pemerintahan. Dari Harian Bisnis 2009-07-22, menurut Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo, Cahyana Ahmadjayadi, pada 31 Desember 2011 diperkirakan penggunaan software di lingkup pemerintahan harus legal. Dalam Rakornas Kominfo beliau mengatakan pihaknya telah menyediakan CD untuk menunjang langkah migrasi ke software open source.

Kebijakan ini, menurut Cahyana telah dikeluarkan pada 30 Maret 2009 melalui surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 01/2009 perihal Pemanfaatan Perangkat Lunak dan Open Source Software ke seluruh pimpinan instansi, yang nantinya akan diminta untuk ikut melakukan pemantauan migrasi dan penggunaan OSS atau software legal paling lambat 31 Desember 2011.

Ditjen Aplikasi Telematika telah bekerja sama dengan Deputi Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementrian Ristek, akan mendukung langkah instansi pemerintah untuk melakukan migrasi. Dokumen dan software pendukung yang disediakan terdiri dari DVD tutorial, CD Distro Linux, CD Edukasi Terbuka, DVD Software OSS Nusantara beserta panduannya, Software Perkantoran Open Office, Buku Panduan Pendayagunaan OSS, serta direktori OSS Indonesia 2009.

Sumber : Majalah InfoLINUX 09/2009

Layanan Baru Canonical

Canonical memberi pengumuman tentang layanan dukungan baik untuk individual ataupun bisnis kecil. Dengan layanan dukungan yang ditawarkan oleh Canonical, pengguna akan memperoleh keuntungan penuh dari OS Ubuntu, karena memiliki dukungan untuk instalasi, konfigurasi desktop, dan sejenisnya.

Direktur divisi Corporate Service Canonical mengatakan, Desktop Support Service Canonical menyediakan kemudahan dan harga yang tidak mahal untuk dapat memperoleh dan menjalankan Ubuntu pada rumah, dan bisnis skala kecil.

Canonical's Desktop Support Service memiliki tiga paket, yakni Starter, Advance, dan Profesional. Starter Desklop Service menawarkan dukungan untuk instalasi dan konfigurasi dasar sistem Ubuntu. Harga paket ini dimulai dari 34.73 Pound Sterling + Pajak. Untuk Advance Desktop Service menawarkan dukungan bagi pengguna yang bermigrasi ke Ubuntu. Harga paket ini dimulai dari 72.62 Pound Sterling plus pajak. Paket ketiga adalah profesional, yang menawarkan dukungan untuk pengguna mahir yang pernah menggunakan Ubuntu, namun butuh bantuan dalam instalasi jaringan. Harga layanan ini dimulai dari 138.03 Pound Sterling plus Pajak.

Sumber : Majalah InfoLINUX 09/2009

Google Buka Kode Wave

Konferensi pengembang I/O Google memperkenalkan Google Wave, yang merupakan sebuah platforrn web keturunan campuran e-mail dengan IM dan berbagi dokumen, dan menyajikan sebuah kemampuan utama mendekati interaksi real time. Google berencana untuk membuat open source kode client dan server dasar protokol komunikasi platform berdasarkan standar XMPP.

Pada blog resmi pengembang Google Wave, Google mengambil langkah pertama untuk memenuhi janjinya, dan membuka kode Operational Transform (OT) yang ada di platform sebagai prototgpe client/server sederhana yang berbasiskan protokol Wave.

Kemampuan real time Wave bersumber dari kode OT Google. Berdasarkan arsitektur transformasi operasional yang diperkenalkan oleh Jupiter Collaboration System yang dibuat pada Xerox PARC, cara kerjanya adalah dengan mengambil semua konten yang terdapat pada server. Klien dapat mengubah konten tanpa mengirim sebuah operasi saat kali pertama terhubung ke server.

Jochen Bekmann dan Sam Thorogood, pengembang Wave mengatakan kalau kode OT merupakan jiwa dari kolaborasi pada Google Wave, dan mereka merencanakan kode tersebut akan berkembang ke rekomendasi implementasi kualitas produksi.

Sumber : Majalah InfoLINUX 09/2009

Launchpad Menjadi 0pen Source

Launchpad, sebuah platform pengembangan dan kolaborasi software popular yang dibuat oleh Canonical, pada 21 Juli 2009 dikabarkan telah di-open source-kan oleh Canonical. Launchpad yang kali pertama diluncurkan beberapa tahun yang lalu, kini telah menjadi rumah dari ribuan pengembangan proyek, selain digunakan sebagai tempat untuk mengembangkan sistem operasi Ubuntu. Kini siapa saja dapat bergabung dalam komunitas Launchpad dengan tujuan untuk membantu pengembangannya.

Mark Shuttleworth, CEO dan pendiri Canonical mengatakan, Launchpad telah menyeimbangkan kolaborasi antara proyek open source yang ada. Kolaborasi adalah alat inovasi dalam pengembangan free software, dan Launchpad telah mendukung satu kunci kekuatan free software jika dibandingkan dengan proses pengembangan proprietary tradisional.

Mark juga menambahkan, kalau semua proyek yang diletakkan di Launchpad secara langsung terkoneksi ke setiap proyek lainnya yang juga berada di sana untuk memudahkan dalam menggabungkan kode, translasi, perbaikan bug, dan desain fitur lintas proyek. Dari pada meletakkan setiap proyek pada satu tempat, lebih baik meletakannya bersama-sama dan kemudian menghubungkannya ke komunitas yang secara bersama-sama berkolaborasi di antara banyak proyek tersebut. Menjadikan Launchpad open source, membuat pengguna dapat ikut meningkatkan pelayanan yang mereka gunakan setiap hari.

Launchpad merupakan platform hosting software dan kolaborasi yang menggunakan kontrol sistem versi Bazaar untuk berbagi atau menyimpan kode dari berbagai sumber. Jay Pipes yang merupakan pengembang inti pada Drizzle Project pada Sun Microsystems, mengatakan bahwa sejak April 2008 sejak proyek mereka dimulai, Launchpad telah digunakan oleh kontributor dan komunitasnya sehari-hari dalam tugas pengembangan dan memanajemen source code. Salah satu proyek terkenal yang dibuat menggunakan Launchpad adalah distro Ubuntu.

Sumber : Majalah InfoLINUX 09/2009

Tuesday, September 01, 2009

Wireless Access Point Linksys WRT350N

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam rangka mengoperasikan Wireless Access Point (WAP) Linksys WRT350N. Secara default, WRT350N mempunyai konfigurasi :
Local IP : 192.168.1.1
Username : admin
Password : admin
Web site : http://192.168.1.1/

Untuk melakukan setting, pilih salah satu, dengan eth0 atau wlan0. Tidak bisa dua-duanya sekaligus. eth0 membutuhkan IP statik, sementara wlan0 dengan cukup dengan IP dinamik.

Jika menggunakan eth0 atau ethernet card, gunakan kabel UTP Straigh-through antara komputer dengan salah satu dari 4 port kuning (LAN Ports) yang terdapat pada di WRT350N. Jangan gunakan port biru atau WAN Ports. Jangan lupa TCP/IP komputer di konfigurasi dulu agar dalam satu subnet mask. Misal 192.168.1.10/24.

Jika menggunakan wlan0 atau wireless adapter, 1. ethernet card harus di-disabled atau dimatikan, 2. IP untuk wlan0 dibuat dinamik atau otomatis. Dengan wlan0, IP yang didapat dari WRT350N adalah 192.168.1.100.

Cara mereset Linksys WRT350N:
  1. Tekan tombol reset warna merah dekat jack adaptor selama beberapa saat hingga LED power berkedip-kedip. Jangan lepas tombol tersebut sebelum LED berkedip atau blinking.
  2. Dengan menggunakan Laptop atau desktop yang sudah dilengkapi wireless adapter (jangan lupa di-ON-kan dulu ya... dan set IP secara otomatis), anda bisa melakukan konfigurasi, termasuk mengganti IP Address sesuai kehendak anda.
  3. Gunakan web browser, masukkan alamat IP default dari Linksys WRT350N, yaitu http://192.168.1.1/.
  4. Tidak perlu melakukan konfigurasi sebuah Wireless Access Point menggunakan kabel UTP, cukup dengan wireless adapter.
Kalau suatu saat gak bisa akses http://192.168.1.1/ padahal IP-nya dah bener, cabut aja power WAP lalu tancepin lagi.

Untuk melakukan setup, yang perlu diperhatikan adalah menu:
1. Setup -> Basic Setup

2. Wireless -> Basic Wireless Settings :
a. Wireless Configuration : Manual (other : Wi-Fi Protected Setup)
b. Network Mode : Mixed (others : BG-Mixed, Wireless-G Only, Wireless-B Only, Wireless-N Only, Disabled)
c. Network Name (SSID) : ......
d. Radio Band : Wide - 40 MHz Channel (Others : Auto, Standard - 20 MHz Channel)
e. Wide : 3 (Others : 4, 5, 6, 7, 8, 9)
f. Standar Channel : Auto (Others : 1 - 2.412GHz, 2 - 2.417GHz, 3 - 2.422GHz, 4 - 2.427GHz, 5 - 2.432GHz, 6 - 2.437GHz, 7 - 2.422 GHz, 8 - 2.447GHz, 9 - 2.452GHz, 10 - 2.457GHz, 11 - 2.462GHz
g. SSID Broadcast : Enabled (Other : Disabled)

Untuk pengujian koneksi ke Internet
1. Masuk ke web based management
2. Administration -> Diagnostics -> masukkan IP or URL Address : 192.168.11.1.
Tunggu beberapa saat untuk melihat hasinya. Kira-kira hasilnya sbb :

PING 192.168.11.1 (192.168.11.1): 24 data bytes
32 bytes from 192.168.11.1: icmp_seq=0 ttl=64 time=65.3 ms
32 bytes from 192.168.11.1: icmp_seq=1 ttl=64 time=60.1 ms
32 bytes from 192.168.11.1: icmp_seq=2 ttl=64 time=56.1 ms
32 bytes from 192.168.11.1: icmp_seq=3 ttl=64 time=152.1 ms
32 bytes from 192.168.11.1: icmp_seq=4 ttl=64 time=14.3 ms
--- 192.168.11.1 ping statistics ---
5 packets transmitted, 5 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 14.3/69.5/152.1 ms

3. Tes PING ke Gateway dengan memasukkan IP 202.46.3.65. Kira-kira hasilnya sbb :
PING 202.46.3.65 (202.46.3.65): 24 data bytes
32 bytes from 202.46.3.65: icmp_seq=0 ttl=254 time=13.9 ms
32 bytes from 202.46.3.65: icmp_seq=1 ttl=254 time=53.1 ms
32 bytes from 202.46.3.65: icmp_seq=2 ttl=254 time=8.4 ms
32 bytes from 202.46.3.65: icmp_seq=3 ttl=254 time=19.1 ms
32 bytes from 202.46.3.65: icmp_seq=4 ttl=254 time=53.1 ms
--- 202.46.3.65 ping statistics ---
5 packets transmitted, 5 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 8.4/29.5/53.1 ms

4. Tes PING ke situs luar, isal www.detik.com. Kira-kira hasilnya sbb :
PING detik.com (202.158.66.92): 24 data bytes
32 bytes from 202.158.66.92: icmp_seq=0 ttl=55 time=10.7 ms
32 bytes from 202.158.66.92: icmp_seq=1 ttl=55 time=22.5 ms
32 bytes from 202.158.66.92: icmp_seq=2 ttl=55 time=64.0 ms
32 bytes from 202.158.66.92: icmp_seq=3 ttl=55 time=116.2 ms
32 bytes from 202.158.66.92: icmp_seq=4 ttl=55 time=55.1 ms
--- detik.com ping statistics ---
5 packets transmitted, 5 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 10.7/53.7/116.2 ms


Monday, August 31, 2009

Masalah Vista, Linux dan Toshiba Portege M600

Toshiba Portege M600 secara factory default, telah diinstalasi dengan Windows Vista Home Basic. Karena kebutuhan akan Linux, akhirnya dalam laptop yang sama diinstal Linux distro IGOS DwiWarna (IDW). Vista mengambil 90 GB dan IDW mengambil 20 GB. Entah karena apa, Vista hang setiap kali setelah memasukkan username dan password. Salah satu upaya agar bisa pulih adalah dengan melakukan recovery Vista. Karena tidak ada CD Recovery-nya, akhirnya recovery dilakukan melalui HDD. Masalahnya adalah bagaimana masuk ke HDD Recovery dari GRUB Linux.

Dari Linux, partisi HDDRECOVERY adalah /dev/sda3. Agara booting bisa diarahkan ke partisi ini, maka perlu mengedit file grub.conf. Contoh file /etc/grub.conf :

# grub.conf generated by anaconda
#
# Note that you do not have to rerun grub after making changes to this file
# NOTICE: You have a /boot partition. This means that
# all kernel and initrd paths are relative to /boot/, eg.
# root (hd0,4)
# kernel /vmlinuz-version ro root=/dev/VolGroup00/LogVol00
# initrd /initrd-version.img
#boot=/dev/sda
default=0
timeout=5
splashimage=(hd0,4)/grub/splash.xpm.gz
hiddenmenu
title Fedora (2.6.27.25-78.2.56.fc9.i686)
root (hd0,4)
kernel /vmlinuz-2.6.27.25-78.2.56.fc9.i686 ro root=/dev/VolGroup00/LogVol00 rhgb quiet
initrd /initrd-2.6.27.25-78.2.56.fc9.i686.img
title Nusantara (2.6.25.14-108.n3.i686)
root (hd0,4)
kernel /vmlinuz-2.6.25.14-108.n3.i686 ro root=UUID=cd8e8894-6817-461d-b223-09fb0f022aee rhgb quiet
initrd /initrd-2.6.25.14-108.n3.i686.img
title Other
rootnoverify (hd0,1)
chainloader +1


Setelah berdiskusi dengan temen, kayaknya /dev/sda3 ekuivalen dengan hd0,2. Sehingga file grub.conf diubah menjadi :

# grub.conf generated by anaconda
#
# Note that you do not have to rerun grub after making changes to this file
# NOTICE: You have a /boot partition. This means that
# all kernel and initrd paths are relative to /boot/, eg.
# root (hd0,4)
# kernel /vmlinuz-version ro root=/dev/VolGroup00/LogVol00
# initrd /initrd-version.img
#boot=/dev/sda
default=0
timeout=5
splashimage=(hd0,4)/grub/splash.xpm.gz
hiddenmenu
title Fedora (2.6.27.25-78.2.56.fc9.i686)
root (hd0,4)
kernel /vmlinuz-2.6.27.25-78.2.56.fc9.i686 ro root=/dev/VolGroup00/LogVol00 rhgb quiet
initrd /initrd-2.6.27.25-78.2.56.fc9.i686.img
title Nusantara (2.6.25.14-108.n3.i686)
root (hd0,4)
kernel /vmlinuz-2.6.25.14-108.n3.i686 ro root=UUID=cd8e8894-6817-461d-b223-09fb0f022aee rhgb quiet
initrd /initrd-2.6.25.14-108.n3.i686.img
title Other
rootnoverify (hd0,1)
chainloader +1
title Recovery
rootnoverify (hd0,2)
chainloader +1


Setelah proses edit grub.conf selesai, komputer di reboot dan pilih menu booting "Recovery".

Proses recovery ini rada panjang dan njelimet, makan waktu 2 jam-an. Setelah proses recovery selesai dan Vista kembali normal, muncul masalah baru, yaitu sang Linux hilang. Tampaknya bukan hilang tetapi grub-nya tidak berfungsi. Untuk memfungsikannya lagi, langkahnya adalah sbb:

  1. Booting dengan DVD Igos Nusantara 3
  2. Pilih Menu " Perbaikan Sistem Trinstall"
  3. Pada Pesam " Apakah anda ingin menjalankan antar muka jaringan di sistem ini" pilih "tidak"
  4. Pada pesan "Penyelamatan" pilih "lanjutkan"
  5. Pada pesan kedua " Penyelamatan" pilih "OK"
  6. Apabila Sukses muncul prompt "sh-3.2#"
  7. Ketik pada pompt "chroot /mnt/sysimage"
  8. Ketik pada prompt "grub -install /dev/sda"
  9. Reboot
Nanti akan dijelaskan proses recovery Vista.