Saturday, June 26, 2010

Kreatif dengan filter

Fotografi digital telah membawa kemudahan pada rekayasa gambar secara digital. Namun, salah satu kreativitas paling menarik dari seni fotografi adalah mampu melakukan rekayasa pada sisi optiknya. Sri Sadono menjelasakan bagaimana berkreasi dengan filter close-up, neutral density, polarisasi dan star.
Filter CLOSE-UP

Saat melihat detail-detail kecil di sekeliling kita, terkadang banyak hal menakjubkan yang dapat dijadikan sebagai objek pemotretan. Namun, supaya hasilnya optimal, objek tersebut harus diambil dari jarak yang sa­ngat dekat. Masalahnya, tidak semua lensa mampu melakukan hal tersebut. Anda perlu lensa makro yang memiliki jarak fokus terdekat mulai dari 1 – 10 cm.

Gambar yang diambil dengan lensa Canon EF-S 18-55mm yang memiliki jarak fokus terdekat 25 cm yang memiliki magnifikasi maksimal 0,34x hanya mampu menghasilkan detail buah yang terlalu kecil. Dengan menambah filter close-up di depannya, jarak fokus terdekat lensa Canon EF-S 18-55mm menjadi sekitar 8 cm. Magnifikasi lensa pun meningkat sehingga detail objek pun terlihat lebih optimal. Selengkapnya klik disini. Filter rekomendasi : Kenko PRO1D - AC Close-Up No.3. JPC Kemang menyediakan jenis Hoya Close-up Set 58mm = Rp 689.000.

Filter neutral Density

Kesan dinamis pada gambar dapat diciptakan dengan cara menambahkan efek gerakan. Efek tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik slow-shutter terhadap ge­rakan objek. Masalahnya, saat intensitas cahaya yang diguna­kan dalam pemotretan terlalu kuat, kita akan kesulitan untuk mendapatkan kecepatan shutter yang cukup lambat.

Saat intensitas cahaya terlalu kuat, biasanya mode pemotretan otomatis akan mengatur kamera pada kecepatan shutter tinggi. Hal tersebut akan menciptakan efek beku (freeze) pada gerakan. Dengan mode Aperture Priority (Av), kecepatan shutter dapat diperlambat dengan mengatur aperture pada bukaan terkecil. Namun, saat intensitas terlalu tinggi, hasilnya sering kali belum optimal. Filter Neutral Density (ND) yang berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke lensa efektif untuk memperlambat kecepatan shutter. Filter Visico ND8 dapat menurunkan pencahayaan hingga 3 stop. Selengkapnya klik disini.

Filter rekomendasi : Visico ND8. JPC Kemang menyediakan jenis

  1. Kenko ND8X 58mm = Rp 245.000.
  2. Hoya ND 8X 58mm = Rp 299.900
  3. Kenko Zeta ND8x 58mm = Rp 599.000
Filter polarizer

Salah satu cara manual yang masih sering digunakan dalam fotografi digital adalah penggunaan filter pola­rizer. Filter tersebut sering menjadi andalan fotografer yang menyukai pemotretan outdoor.

Untuk lensa dengan sistem autofokus yang sekarang ini lebih banyak digunakan di era digital, direkomendasikan untuk menggunakan filter tipe circular polarizer (CPL). Filter CPL terdiri dari dua lapisan optik, di mana optik bagian depan dapat diputar secara bebas untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Efek tersebut akan terlihat secara bertahap di viewfinder.

Filter polarizer digunakan karena dapat mengu­rangi­ refleksi cahaya yang ditimbulkan permukaan objek yang bersifat reflektif, seperti permukaan air, kaca atau daun. Dengan demikian, permukaan objek tersebut akan terekam dengan detail yang lebih baik dan saturasi warnanya menjadi lebih kuat. Hanya saja, penggunaan filter polarizer dapat menurunkan tingkat pencahayaan sekitar 1,5 stop. Karena itu, filter CPL kurang cocok di situasi minim cahaya. Selengkapnya klik disini.

Filter rekomendasi : Kenko PRO1D Wide Band C-PL dan Visico C-PL.
JPC Kemang menyediakan filter sejenis dengan jenis :
  1. Kenko Pro-1 D CPL (Slim) 58mm = Rp 500.000
  2. Kenko (CPL) Digital 58mm = Rp 270.000
  3. Kenko Zeta CPL 58mm = Rp 700.000
  4. Hoya CPL (Mix) CIR-PL Slim Frame 58mm = Rp 300.000
  5. Hoya CPL (Mix) Super CPL 58mm = Rp 600.000
Filter star

Dengan menambahkan filter star, seperti filter Pro1D R-Cross Screen (W) dari Kenko, setiap sumber cahaya yang terekam ke dalam gambar akan mengeluarkan efek bintang yang menjadikan gambar terlihat lebih dramatis. Filter seperti ini sangat ideal untuk dipakai pada pemotretan landscape di malam hari yang melibatkan banyak elemen lampu. Dengan memasang filter tersebut, secara otomatis efeknya akan muncul pada sumber cahaya. Pengaturan ha­nya perlu dilakukan pada pola rotasi efek bintang dengan memutar ring filternya.

Karena juga dapat menciptakan efek bintang pada titik refleksi cahaya, filter PRO1D R-Cross Screen (W) efektif untuk menciptakan kesan mewah pada saat digunakan untuk memotret perhiasan. Selengkapnya klik disini. Filter rekomendasi : Kenko PRO1D R-Cross Screen. JPC menyediakan filter sejenis dengan jenis :
  1. Kenko Pro-1D R-CrossScreen(W) 58mm = Rp 329.000
  2. Kenko Cross Screen (4 Point) 58 mm = Rp 255.000
  3. Hoya Cross Screen 4x 58mm = Rp 255.000
Menurut buku Travel Photography, untuk fotografi perjalanan membutuhkan filter tambahan yaitu filter skylight atau UV dan filter polarisasi. Berdasarkan data yang ada di JPC Kemang, produk yang ditawarkan adalah :
  1. Filter UV : Hoya UV (Mix) HMC UV(O) 58mm = Rp 265.000
  2. Filter polarisasi : Kenko Pro-1 D CPL (Slim) 58mm = Rp 500.000
Filter Ultraviolet

Filter Ultraviolet UV dari Hoya adalah filter serba guna. Filter untuk cuaca yang baik ini, dirancang untuk mengoptimalkan fotografi. Filter UV akan menyerap cahaya ultraviolet yang sering membuat hasil pemotretan luar menjadi kabur dan tidak jelas. Sebaiknya filter UV harus selalu terpasang di lensa untuk meningkatkan kecerahan dan kesetimbangan cahaya. Disamping untuk melindungi lensa Anda. Filter Hoya ini sangat cocok untuk kamera SLR digital dan SLR 35mm, termasuk untuk fotografi hitam putih.

Sumber :
  1. Majalah Chip Foto Video Digital edisi 02/2010, halaman 86
  2. Jakarta Photographic Center, Jl. Kemang Raya 47C, Jakarta 12730.

Gladi Posko

Tabletop Exercise adalah semacam metode yang digunakan untuk mengukur kebijakan, prosedur dan strategi yang dimiliki sistem proteksi fisik dalam menghadapi keadaan yang tak terduga. Untuk itu paramater dan proses yang digunakan adalah data empiris. Misal data kecepatan bergerak, baik orang maupun kendaraan dalam keadaan bergerak lambat, menengah, cepat atau sangat cepat. Atau data kemungkinan terkena tembakan (PH = Probable Hit) sebagai fungsi jarak dan jenis senjata yang digunakan. Metode ini diberikan oleh para pakar dibidangnya.

Tabletop Exercise atau Gladi Posko menggunakan asumsi-asumsi untuk menguji beberapa SOP sekaligus yang terkait dengan Sistem Proteksi Fisik. Untuk itu peserta gladi dibagi menjadi 3 tim ditambah Fasilitator dan Pencatat. Ketiga tim tersebut adalah Tim Biru sebagai pasukan penindak, Tim Merah sebagai pasukan penyerang dan Tim Biru sebagai wasit. Agar terlihat nyata, skenario yang disusun oleh Tim Merah tidak diinformasikan ke Tim Biru. Dengan demikian akan dapat dilihat tindakan yang diambil oleh Tim Biru secara spontanitas sesuai dengan SOP yang ada. Tindakan yang dilakukan oleh Tim Biru tidak boleh keluar dari SOP yang telah dimiliki dan asumsi-asumsi yang sudah ditentukan sebelum permainan dimulai. Untuk itu asumsi perlu dibuat mendekati kenyataan di lapangan.

Sebelum melakukan Gladi Posko, seluruh peserta meninjau obyek yang akan dijadikan sasaran. Tim Merah dan Fasilitator perlu menghitung jarak dari satu titik ke titik lain menggunakan cara-cara sederhana. Data ini kemudian akan dikorelasikan dengan tabel data empiris tentang kecepatan bergerak dan kemungkinan terkena tembakan (PH). Untuk itu Tim Merah perlu mengidentifikasi berbagai titik lemah yang ada di sekitar sasaran, melihat cara tercepat dan termudah mendekati dan melumpuhkan sasaran, menentukan berapa banyak penyerang yang dibutuhkan, menentukan jenis senjata, bahan peledak, kendaraan yang akan digunakan. Intinya, Tim Merah harus berpikir seperti bad guys.

Agar permainan terlihat nyata, gladi ini harus dilengkapi dengan peta/model, papan tulis, Player Tracking, PH/PK Calculation Tool (tabel dan dadu), komputer dan LCD proyektor. Fasilitator memerintahkan agar Tim Biru menentukan dimana personil dan kendaraan digelar sehari-hari. Fasilitator juga memerintahkan agar Tim Merah menentukan dimana penyerang berada beserta jenis senjata yang digunakan. Titik-titik ini kemudian diletakkan di atas peta. Gerakan para pemain juga dicatat di atas peta. Pemain mana yang tertembak ditentukan dengan mengocok dadu dan melihat nomor yang keluar. Nomor ini dikorelasikan dengan PH/PK Calculation Tool.

Dengan menggunakan Tabletop Exercise dapat diukur kesiapan personil, tempat penyimpanan senjata, Public Address, alat komunikasi, sistem alarm, prosedur standar (SOP), kebijakan, dan juga strategi pertahanan. Tampaknya dari hasil kegiatan ini banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan segera, setidaknya melakukan review berbagai prosedur dan kebijakan. Untuk menguji hasil review bisa dilakukan Tabletop Exercise lain dengan berbagai skenario, baik untuk pencurian dan sabotase.

Jenis senjata yang bisa digunakan Tim Merah (hanya asumsi) :
  1. Assault Rifle (5.56)
  2. Light Machine Gun (5.56)
  3. Heavy Machine Gun (7.62)
  4. Heavy Machine Gun (50 cal)
  5. Sniper Rifle (7.62)
  6. Sniper Rifle (50 cal)
  7. RPG-7
  8. 40 mm
  9. 40 mm belted

Friday, June 25, 2010

Jalur Kereta Api yang perlu dicoba, kapan ya?

KRD Lintas Bogor - Sukabumi. Frekuensi 1 kali sehari. Dari Bogor berangkat jam 17.00 dan sampai Sukabumi jam 19.08. Atau berangkat dari Sukabumi jam 05.00 dan sampai Bogor jam 07.08. Stasiun yang dilewati adalah Bogor, Tanjakan Empang, Batutulis, Ciomas, Maseng, Cigombong, Cicurug, Parakankuda, Cibadak, Karangtengah, Pondokleungsir, Cisaat dan Sukabumi. KA menggunakan KRD Bumi Geulis No. KA 772. Tampaknya perlu 2 hari untuk merasakan jalur KA ini.

KA Lintas Ciroyom - Cianjur/Lampengan. Jalur ini dilayani oleh 4 rangkaian yaitu KA 938, KA 939, KA 940, dan KA 941. Rute pertama, berangkat dari Ciroyom jam 08.10 dan sampai Lampengan jam 10.38. Kemudian dari Lampengan berangkat jam 15.15 dan sampai Ciroyom kembali jam 14.45. (mungkin jadwal salah cetak). Rute kedua, berangkat dari Ciroyom jam 16.45 dan sampai di Cianjur jam 18.28. Kembali dari Cianjur menggunakan KA jam 05.00 dan sampai Ciroyom kembali jam 06.31. Tampaknya perlu 2 hari untuk melintasi jalur KA ini. Kalau salah jadwal, dalam sehari bisa menjalani jalur Ciroyom - Lampengan - Cianjur.

Jalur KA di bawah Daop II Bandung yang perlu dicoba adalah lintas Bandung - Rancaekek (KA Patas Bandung Raya), Bandung - Cicalengka(KA Patas Bandung Raya dan KA Baraya Geulis), Bandung - Padalarang (KA Patas Bandung Raya dan KA Baraya Geulis), Padalarang - Cicalengka (KA Patas Bandung Raya dan KA Ekonomi Bandung Raya), dan Kiaracondong - Cicalengka (KA Ekonomi Bandung Raya).

Lintas Semarang Poncol - Solo Balapan - Yogyakarta. Jalur KA ini berada di bawah Daop IV Semarang. KA Joglo Semar berangkat dari Yogyakarta jam 08.50 dan sampai di Semarang Poncol jam 12.10. Kemudian ikut KA balik dari Semarang Poncol jam 13.00 dan sampai kembali di Yogyakarta jam 16.10. Butuh 1 hari untuk melintasi jalur ini di siang hari, agar foto lebih bagus.

Lintas Banyuwangi/Kali Baru - Probolinggo. Jalur KA ini berada di bawah Daop IX Jember. KA Probowangi berangkat dari Probolinggo jam 05.00, sampai di Banyuwangi jam 11.49. Lalu ikut KA balik yang berangkat dari Banyuwangi jam 12.30 dan sampai kembali di Probolinggo jam 18.47.

Lintas Kertapati - Tanjung Karang. Jalur KA di bawah Divre III Sumatera Selatan ini dilayani dengan KA Sriwijaya dan KA Raja Basa. Dari Tanjung Karang (Lampung), KA Sriwijaya berangkat jam 21.00, sedangkan KA Raja Basa berangkat jam 08.30. KA Sriwijaya sampai di Kertapati (dekat Palembang) jam 04.05. Sedangkan KA Raja Basa sampai di Kertapati jam 17.52. TInggal pilih mana. Kalau mau lihat pemandangan sepanjang jalur, sebaiknya menggunakan KA Raja Basa.

Lintas Kertapati - Lubuk Linggau, Jalur KA yang masih di bawah Divre III Sumatera Selatan ini dilayani oleh KA Sindang Marga dan KA Bukit Sarelo. KA Bukit Sarelo berangkat dari Kertapati jam 09.20 dan sampai di Lubuk Linggau jam 16.40. Jika menggunakan KA Sindang Marga, berangkat dari Kertapati jam 20.00 dan sampai di Lubuk Linggau jam 02.57. Lubuk Linggau adalah kota yang berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

Jalur segitiga bisa dibentuk dari Tanjung Karang - Kertapati - Lubuklinggau - Bengkulu - Tanjung Karang. Jalur Tanjung Karang - Kertapati - Lubuklinggau ditempuh menggunakan kereta api. Sedangkan jalur Lubuklinggau - Bengkulu - Tanjung Karang ditempuh menggunakan bis. Kalau saya lihat di peta "Atlas Indonesia dan Semesta Dunia" terbitan Djambatan tahun 2002, nama Tanjung Karang sudah tidak digunakan. Nama penggantinya (mungkin) adalah Bandar Lampung.

Mungkin yang paling asyik adalah mencoba KA Wisata di Divre II Sumatera Barat, yaitu KA Wisata Dangtuanku, KA Wisata D. Singkarak dan KA Wisata Mak Item. KA Wisata Dangtuanku melayani jalur Padang - Pariaman. Berangkat dari Padang jam 08.30, sampai di Pariaman jam 10.24. Lalu berangkat lagi dari Pariaman jam 13.50 dan sampai di Padang jam 15.42. KA Wisata Danau Singkarak melayani jalur Padangpanjang - Sawahlunto. Berangkat dari Padangpanjang jam 08.30, sampai di Sawahlunto jam 11.24. Berangkat lagi dari Sawahlunto jam 14.30 dan sampai kembali di Padangpanjang jam 17.24. KA Wisata Mak Item melayani jalur Muarakalaban - Sawahlunto. Berangkat dari Sawahlunto jam 1200 dan sampai di Muarakalaban jam 12.10. Berangkat lagi dari Muarakalaban jam 12.50 dan sampai kembali di Sawahlunto jam 13.10. Perjalanan menggunakan KA Wisata Mak Item dilakukan setelah menggunakan KA Wisata Danau Singkarak. Sehingga dalam satu hari bisa menjalani jalur Padangpanjang - Sawahlunto - Muarakalaban dan kembali lagi ke Padangpanjang.

PT. KAI Divre I Sumatera Utara & NAD memiliki beberapa jalur yang berpusat di Medan. KA Lintas Medan - Binjai dilayani oleh KA Feeder Sribilah dan KA Sri Lelawangsa. KA Lintas Medan - Belawan dilayani oleh KA Sri Lelawangsa. Jalur Medan - Tebingtinggi dilayani oleh KA Sri Lelawangsa. Jalur Medan - Pematangsiantar dialayani oleh KA Siantar Express. KA Lintas Medan - Tanjungbalai dilayani oleh KA Putri Deli. KA Lintas Medan - Rantauprapat dilayani oleh KA Sribilah Utama. Kemana jalur KA antara Medan - Banda Aceh ya? Seharusnya jalur ini melwati kota Binjai, Langsa, Lhokseumawe, dan Sigli.

Semoga bermanfaat.

Sumber : Majalah KA, edisi Mei 2010. Halaman 42

Stasiun Tanjung Priok

Stasiun besar dengan luas 34.134 meter persegi ini mulai dibangun pada tahun 1914 pada masa Gubernur Jenderal AFW. Idenburg (1909-1916). Arsitek Stasiun Tanjung Priok adalah CW. Koch, seorang insinyur utama dari Staats Spoorwagen (SS). Stasiun Tanjung Priok diresmikan tepat pada ulang tahun ke 50 Staats Spoorwagen, 6 April 1925. Stasiun ini merupakan stasiun monumental dengan delapan jalur ganda. Bangunan buatan Hindia Belanda ini merupakan perpaduan neoklasik dengan kontemporer pada masanya.

Stasiun Tanjung Priok berperan sebagai stasiun transit penumpang yang datang ke Batavia melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Di salah satu bagian stasiun, dahulu ada yang berfungsi sebagai hotel yang dilengkapi dengan bar dan restoran. Dapur terletak di lantai dua. Sehingga stasiun cukup baik bagi mereka yang kemalaman. Stasiun tidak hanya untuk angkutan penumpang Batavia dan sekitarnya, namun untuk angkutan penumpang jarak jauh seperti ke Semarang dan ke Surabaya.

Kian lama kemegahan dan keramaian Stasiun Tanjung Priok mulai surut disamping karena tidak beroperasinya lagi beberapa KA penumpang jarak jauh. Kondisi stasiun sempat merana dan tak terawat, baik di dalam maupun di sekitarnya selama berpuluh-puluh tahun. Banyak rel yang tertutup bangunan liar, bahkan hingga daerah Ancol Penjaringan. Kondisi ini saya rasakan juga ketika masa kecil saya di Tanjung Priok. Sesekali bersama-sama teman sebaya (SD) bermain di stasiun sambil membuat pisau kecil dari paku. Pisau dibuat dengan meletakkan paku di rel dan membiarkan kereta melindasnya. Kereta barang yang teronggok di sana sini menjadi tempat hunian liar bahkan tempat prostitusi. Khususnya jika malam menjelang.

Pada awal tahun 2009, PT. Kereta Api (Persero) mulai melaksanakan program konservasi Stasiun Tanjung Priok untuk mengembalikan fungsi seperti masa jayanya. Di antaranya adalah penggantian rel, renovasi rumah sinyal, penggantian keramik lantai, eskavasi ruang bawah tanah (bunker). Kalau bertanya ke pengelola stasiun pada 21 September 2009, program konservasi ini dibiayai dan dijalankan oleh Ditjen Perkeretaapian dan belum diserahkan ke PT. KAI.

Sumber : Majalah KA, edisi Mei 2010. Halaman 26

Thursday, June 24, 2010

Melihat yang login ke Fedora 11

Kadang kala kita hanya ingin tahu, siapa saja yang telah login ke komputer. Mungkin dengan melihat log, hal ini bisa dijawab. Sayangnya ada banyak file log di folder /var/log. Ada file anaconda.log, cron, dmesg, maillog, messages, secure, vsftpd, dll. Untuk melihat siapa yang login atau mencoba login, silahkan buka file secure dengan editor text. Cara kata "accepted" dan "password". Dari sini akan bisa kita saksikan siapa saja yang bisa login dan siapa yang loginnya ditolak akibat salah password, atau yang memaksa login.

[msmunir@nms ~]$ su -
Password:
[root@nms ~]# tail /var/log/secure
Jun 24 08:08:22 nms sshd[25622]: Connection closed by 202.46.3.71
Jun 24 08:13:22 nms sshd[26404]: Connection closed by 202.46.3.71
Jun 24 08:14:51 nms sshd[26578]: Accepted password for msmunir from 202.46.3.81 port 3380 ssh2
Jun 24 08:14:51 nms sshd[26578]: pam_unix(sshd:session): session opened for user msmunir by (uid=0)
Jun 24 08:14:58 nms su: pam_unix(su-l:session): session opened for user root by msmunir(uid=501)
Jun 24 08:18:22 nms sshd[27213]: fatal: Read from socket failed: Connection reset by peer
Jun 24 08:23:22 nms sshd[27811]: Connection closed by 202.46.3.71
Jun 24 08:28:22 nms sshd[28478]: Connection closed by 202.46.3.71
Jun 24 08:33:20 nms su: pam_unix(su-l:session): session opened for user root by msmunir(uid=501)
Jun 24 08:33:22 nms sshd[29131]: Connection closed by 202.46.3.71
[root@nms ~]#


atau penggalan lainnya :

Jun 24 07:22:33 nms sshd[19299]: Failed password for invalid user backuppc from 60.31.211.5 port 33506 ssh2
Jun 24 07:22:33 nms sshd[19301]: Received disconnect from 60.31.211.5: 11: Bye Bye

Setelah tahu siapa yang berusaha maksa login dari dari komputer dengan IP tertentu, bagaimana melaporkan upaya pemaksaaan ini. Misal dari contoh di atas dapat diketahui ada upaya paksa untuk login dari komputer 60.31.211.5 dengan menebak user backuppc. Sebaiknya di dalam komputer kita jangan lagi menggunakan user yang mudah ditebak, atau password yang mudah ditebak.

Tuesday, June 22, 2010

Membatasi bandwidth server dengan Mikrotik

Beberapa saat yang lalu, akses Internet di suatu kawasan tidak bisa dilakukan. Dicari seharian tetap tidak ketemu. Dini hari, saya mencoba mengakses router di kantor dari rumah. Ternyata ada flooding sedemikian rupa sehingga seluruh bandwidth disita oleh sebuah server. Agar hal ini tidak terjadi lagi, perlu ada cara bagaimana agar bandwidth bisa dibatasi untuk sebuah server. Keperluan lain lagi adalah kepentingan untuk memberikan bandwidth yang lebih pada suatu waktu kepada suatu server.

Ternyata hal ini bisa direalisasikan dengan mudah menggunakan MikroTik RB1000. Langkah-langkahnya adalah :
  1. Masuk ke router via Winbox.exe
  2. Pilih menu Queues sehingga muncul jendela Queue List
  3. Pilih tab Simple Queues lalu klik ikon +
  4. Isian pada tab General : Name, Target Address, dan Max Limit (bits/s) untuk Target Upload dan Target Download. Misal, Name = komputasi; Target Address = IP_Address, dan Max Limit = 1M untuk Target Upload dan juga 1M untuk Target Download. Default Max Limit adalah unlimited.
  5. Isian pada tab Advanced : Interface = all. Untuk isian lain pada tab ini, biarkan default saja.
  6. Apply lalu OK
  7. Selesai
Setelah selesai lakukan pengetesan upload dan atau download dari client yang berada di luar kawasan (LAN). Mainkan nilai Max Limit dan perhatikan speed di sisi client. Karena client menggunakan Fedora, saya cukup menggunakan perintah baris wget. Jangan lupa di server diletakkan file yang cukup besar, misal dalam orde 30 MB. Dengan menggunakan wget, speed akan ditampilkan dalam satuan kB/s. Sementara di MikroTik menggunalan satuan kb/s. Kalikan kB/s dengan 8 untuk mendapatkan nilai kb/s.

Kapan boleh melanggar aturan?

Dalam fotografi, meskipun sudah ada aturan jitu untuk mendapatkan komposisi sempurna, namun ada saja perbedaan dalam menerapkan aturan. Sebagian mematuhinya mentah-mentah, sedangkan sebagian lainnya yang merasa kebebasannya dibatasi malah membuat sebaliknya. Berikut ini tips kapan Anda boleh melanggar keduabelas aturan (jawa : pakem) menuju komposisi yang sempurna.

1. Jika saat mengatur komposisi lewat viewfinder Anda menemukan bahwa gambar yang dihasilkan dengan melanggar aturan tersebut memiliki komposisi yang lebih baik. Fotografer bukan mengambil gambar, tapi menciptakan gambar.

2. Salah satu sisi seni dari fotografi justru dengan jalan melanggar aturan yang umum digunakan. Tentunya sesuai dengan pesan yang ingin Anda sampaikan.

3. Mungkin dengan melanggar salah satu aturan dapat menghasilkan gambar yang masuk akal, lebih baik dan lebih indah. Mengapa Anda tidak berani melakukannya.

Sumber : Majalah Chip Foto Video Digital 06/2010, halaman 63.

Monday, June 21, 2010

Komposisi untuk foto yang sempurna

Fotografer punya kebebasan untuk menampilkan gambar yang diciptakannya. Fotografer bukan memotret, tapi menciptakan. Setiap fotografer dapat mengemas dan membingkai gambar secara berbeda untuk suatu adegan yang sama. Untuk memastikan tampilan foto tersebut tetap indah dan menarik, Anda bisa menggunakan dua belas tips komposisi dari majalah Chip Foto Video Digital Edisi 06/2010 berikut ini.

1. Aturan sepertiga
Komposisi gambar yang paling populer dan banyak digunakan fotografer adalah "Aturan Sepertiga". Secara umum gambar yang dihasilkan dengan tip ini akan memiliki komposisi yang menarik.

Klasik dan bagus
Cara merekam gambar yang paling mudah adalah dengan meletakkan subyek di tengah-tengah. Namun, kalau terlalu sering, gambar yang dihasilkan cenderung membosankan. Solusi tercepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan Aturan Sepertiga. Aturan Sepertiga adalah membagi bidang gambar menjadi tiga bagian secara horizontal dan vertikal yang masing-masing terbagi oleh garis imajiner. Kemudian, garis cakrawala gambar diletakkan di salah satu garis tersebut. Sedangkan subyek utama diletakkan di salah satu titik perpotongan yang terbentuk oleh garis imajiner tersebut. Data gambar : Canon EOS 450D * 41,0 mm * f/12,9 * 1/249 detik * ISO 200 * Jam 08:20:50 * 25 April 2010. Lokasi : Batam

Tidak asal-asalan
Walaupun Aturan Sepertiga cukup efektif untuk mendapatkan gambar dengan komposisi yang baik, penggunaannya tidak boleh asal-asalan. Seperti pada gambar di atas, walaupun bagian yang paling menariknya adalah menara suar-nya, bangunan disampingnya yang sudah berusia ratusan tahun yang memiliki seni arsitektur yang menarik tidak boleh terpotong. Anda dapat memperluas cakupan gambarnya supaya hasilnya lebih baik. Data gambar : Canon EOS 450D * 55,0 mm * f/6,4 * 1/79 detik * ISO 200 * Jam 17:08:42 * 24 April 2010. Lokasi : Batam.

Gambar Jembatan Barelang mungkin akan lebih baik jika Satpam restoran-nya gak rese. Dan saya juga salah strategi. Mustinya pura-pura mau makan di restorannya. Kesempatan dan strategi yang pas untuk mendapatkan angle yang baik juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Cuaca juga sebaiknya berpihak kepada Anda agar langit bisa membiru dengan awan-awan yang tipis.

2. Spiral Fibonacci
Untuk scene yang memiliki unsur garis lengkun yang dominan, pertimbangkan untuk menggunakan dasar komposisi Spiral Fibonacci. Komposisi tersebut merupakan representasi grafis dari suatu urutan nomor yang didapatkan dari penjumlahan dua angka sebelumnya: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, ... Yang mengejutkan, bentuk spiral tersebut cocok dengan sejumlah elemen visula yang terdapat di sekeliling kita, seperti pada rumah kerang, bunga, gelombang laut, dan sebagainya.

Dalam pengaturan komposisi, Spiral Fibonacci dapat digunakan untuk memperkirakan susunan elemen-elemen visual di dalam bingkai gambar. Bila elemen-elemen tersebut disusun dengan baik, alur dari Spiral Fibonacci sangat bermanfaat untuk mengarahkan pandangan mata pada obyek utama gambar.

3. Ruang Aktif
Saat melihat sebuah obyek bergerak, secara naluriah mata akan mengikuti ke mana obyek akan bergerak. Namun, saat melihat gambar obyek bergerak dan tiba-tiba ruang di depannya habis, muncul rasa ingin tahu ke arah mana obyek tersebut bergerak. Akhirnya perasaan tersebut membuat gambar menjadi kurang menarik. Karena itu, pada foto obyek bergerak, perlu diberikan ruang gerakan di depannya supaya ruang tersebut tidak "mati". Ruang gerakan tersebut dinamakan sebagai ruang aktif. Data gambar : Canon EOS 450D * 80,0 mm * f/4,0 * 1/99 detik * ISO 320 * Jam 12:55:33 * 12 Juni 2010. Lokasi : Citatah, Padalarang.

4. Bekerja dengan Elemen Garis
Elemen garis mudah ditemukan pada pagar, jalan, jembatan, atau terowongan. Jika digunakan dengan tepat, memasukkan elemen garis ke dalam gambar sangat efektif untuk meningkatkan daya tarik foto.

Dinamika untuk setiap foto
Jika Anda telah mengidentifikasi adanya elemen garis, elemen tersebut harus diposisikan tepat di dalam bingkai. Idealnya, elemen garis diagonal ditempatkan pada sisi kanan atas ke sisi kiri bawah. Dengan demikian, garis-garis diagonal yang terpusat ke satu titik tersebut dapat menarik perhatian mata ke satu titik.

Dalam prakteknya, efek paling optimal dari elemen garis dapat dicapai jika pemotretan dilakukan dengan menggunakan lensa wide-angle. Lensa tersebut dapat menampilkan perubahan perspektif yang signifikan untuk menciptakan efek kedalaman. Data gambar : Canon EOS 450D * 18,0 mm * f/9,9 * 1/199 detik * ISO 200 * Jam 14:02:14 * 25 April 2010. Lokasi : Arab Street, Singapura.

5. Detail Gambar
Banyak sekali motif menarik yang ada di sekitar kita. Supaya tampilan motif tersebut lebih menonjol, kita bisa memotretnya dari dekat untuk merekam detailnya, atau dengan membatasi area gambar dengan menggunakan fasilitas zoom lensa. Semakin banyak detail yang terekam, semakin jelas pesan yang ingin disampaikan lewat gambar. Robert Capa, seorang fotografer perang yang sangat terkenal pernah berkata, "jika gambar tidak cukup baik, Anda tidak cukup dekat saat mengambilnya". Dengan memotret dari dekat, detail gambar dapat dipilih dengan lebih tepat. Data gambar : Canon EOS 350D * 40,0 mm * f/6,3 * 1/79 detik * ISO 400 * Jam 21:44:41 * 19 Nopember 2007. Lokasi : Kowloon, Hong Kong.

6. Gunakan Frame dari Alam
Saat gambar banyak melibatkan ruang kosong, sering kali batas gambar hilang tak berarti. Untuk mempertegas batas-batas gambar, Anda dapat menambahkan frame alami, seperti ranting pohon, daun, pintu, atau jendela. Jika digunakan dengat tepat, frame-frame alam tersebut juga dapat membatsi elemen gambar yang tidak perlu sehingga perhatian mata dapat langsung tertuju pada obyek utama. Data gambar : Canon EOS 450D * 75,0 mm * f/8,0 * 1/319 detik * ISO 200 * Jam 06:58:43 * 13 Juni 2010. Lokasi : Gedung Sate, Bandung.

Bila perlu, frame tersebut tidak harus fokus. Kecuali, frame tersebut memiliki motif yang cukup penting dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gambar. Seperti pada air terjun yang diambil dengan aperture f/7,1 untuk memperoleh detail latar belakang dan daun yang menjadi frame-nya. Data gambar : Canon EOS 350D * 33,0 mm * f/7,1 * 1/99 detik * ISO 400 * Jam 14:07:24 * 26 Juni 2006. Lokasi : Curug Cilember, Bogor. Catatan : coba ambil dengan aperture f/16, bandingkan hasilnya. Atau gunakan tripod dengan 1/4 detik, ISO 100.

7. Buat Lebih Sederhana
Hindari menggunakan elemen visual gambar yang berlebihan. Foto yang hanya menampilkan elemen visual seperlunya saja sering kali memiliki tampilan yang lebih menawan. Data gambar : Canon EOS 450D * 220,0 mm * f/10,0 * 1/499 detik * ISO 200 * Jam 14:25:55 * 27 Maret 2009. Lokasi : Lumpur Lapindo, Sidoarjo.

Memaksimalkan Elemen Visual Gambar
Apa yang ingin kita perlihatkan? Apa pesan yang ingin disampaikan? Jawaban pertanyaan tersebut harus ditemukan sebelum kita melakukan pengaturan komposisi gambar sehingga kita bisa memilih elemen visual seperlunya saja. Data gambar : Canon EOS 450D * 300,0 mm * f/10,0 * 1/499 detik * ISO 200 * Jam 14:35:19 * 27 Maret 2009. Lokasi : Lumpur Lapindo, Sidoarjo.

Dalam fotografi juga berlaku aturan: Jika ada lebih dari satu tema yang ingin disampaikan, lebih baik membuatnya ke dalam beberapa foto. Karena, tidak mudah menggabungkan banyak obyek (atau pesan) dalam satu gambar yang menarik. Cara paling mudah yang sering dilakukan untuk membuat obyek gambar lebih menarik adalah dalam teknik selective focusing. Teknik menggunakan aperture besar untuk membuat latar belakang obyek menjadi "blur".

Close-Up
Untuk mendapatkan kesan yang lebih kuat, gambar bisa dipotong menjadi bagian yang lebih kecil sehingga mendapatkan gambar close-up. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah lewat software pengolah gambar di komputer. Data gambar : Canon EOS 350D * 205,0 mm * f/5,6 * 1/399 detik * ISO 400 * Jam 06:53:02 * 17 Juni 2009. Lokasi : Jayagiri, Lembang, Bandung.

8. Vertikal atau Horizontal
Dikarenakan mata manusia lebih terbiasa melihat sesuatu dalam format landscape (atau horizontal), kebanyakan foto juga diambil dalam format horizontal. Oleh sebab itu, bidang sensor dan viewfinder pada kamera juga mengadopsi format tersebut. Hanya saja, format tersebut tidak menjanjikan tampilan yang selalu menarik. Pada situasi tertentu, di mana elemen garis vertikal sangat dominan, gambar yang diambil dalam format portrait (atau vertikal) cenderung lebih baik.

Elemen garis horizontal dapat memberikan kesan leluasa dan lebar. Sedangkan elemen garis vertikal memberikan kesan tinggi dan gagah. Oleh karena itu, format horizontal sering digunakan pada foto pemandangan, sedangkan format vertikal digunakan pada foto potret. Data gambar : Canon EOS 450D * 18,0 mm * f/11,3 * 1/319 detik * ISO 200 * Jam 15:05:09 * 25 April 2010. Lokasi : Bugis Junction, Central Distric, Singapura.

9. Struktur dan Pola
Di sekeliling kita, mudah sekali ditemukan bentuk dan pola berulang, baik di alam maupun buatan manusia. Untuk menjadikan obyek tersebut menarik dari sisi fotografis, Anda hanya perlu memilih perspektif dan focal length lensa yang digunakan dengan tepat.

Semakin besar struktur dan semakin pendek focal length lensa, maka struktur tersebut akan memiliki kesan yang lebih kuat. Namun, Anda jangan hanya terpaku pada struktur dan pola dari scene yang luas. Dalam detail obyek makro yang berukuran kecil, terkadang terdapat struktur dan pola yang menarik jika direkam dalam bidang foto yang terbatas. Data gambar : Canon EOS 350D * 18,0 mm * f/13,0 * 1/399 detik * ISO 400 * Jam 13:25:13 * 18 Juli 2009. Lokasi : Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat.

10. Tidak Meremehkan Komposisi Simetris
Secara umum, tip kesepuluh ini sedikit bertentangan dengan aturan komposisi. Namun, aturan komposisi terpenting dalam fotografi adalah "pilihan terbaik". Yang dimaksud dengan "pilihan terbaik" bisa apa saja, termasuk komposisi simetris. Walaupun kompisi tersebut cenderung statis, komposisi tersebut terkadang mampu memberikan hasil yang terbaik. Komposisi simetris paling sering digunakan dalam foto arsitektur. Komposisi tersebut memudahkan mata mengenali scene secara keseluruhan dan memberikan bobot yang sama untuk setiap elemen visual gambar. Data gambar : Canon EOS 350D * 18,0 mm * f/11,0 * 1/319 detik * ISO 400 * Jam 12:53:04 * 6 Maret 2009. Lokasi : Masjid Agung Tuban, Jawa Timur.

11. Perspektif baru
Jika semua obyek diambil dengan ketinggian yang sejajar, hasilnya cenderung biasa-biasa saja. Cobalah untuk merekayasa sudut pemotretannya dengan mengambil dari posisi yang lebih tinggi atau sebaliknya. Terkadang, hasilnya jauh lebih menawan.

Foto yang diambil dengan cara jongkok memiliki perspektif baru yang sangat unik sehingga foto menjadi sangat menarik. Demikian halnya dengan foto pilar yang tampak lebih tinggi jika diambil dari bawah.

12. Memilih Latar Depan yang Menarik
Mengapa pemandangan yang menakjubkan bisa terkesan datar dan membosankan di foto? Sering kali, hal tersebut hanya disebabkan karena ketiadaan elemen latar depan. Latar depan dapat menciptakan komposisi berjenjang yang memperkuat efek spasial pada gambar.

Saat melihat sebuah gambar pemandangan, pandangan mata sering kali lebih cepat tertuju pada obyek di kejauhan. Untuk menciptakan efek ekdalaman pada gambar, Anda harus bisa memanfaatkan obyek seperti bebatuan, tanaman bunga, atau benda lain yang berpotensi dijadikan latar depan. Foto yang diambil dengan latar depan dapat diambil dengan lensa bersudut lebar. Latar depan diambil dari jarak dekat sehingga lebih menonjol. Dengan cara tersebut, gambar akan memiliki kesan kedalaman yang lebih optimal. Supaya hasilnya lebih baik, gunakan aperture kecil (f16) supaya kamera memiliki cakupan ruang tajam yang lebih luas. Data gambar : Canon EOS 350D * 50,0 mm * f/14,0 * 1/319 detik * ISO 400 * Jam 10:21:10 * 16 Desember 2009. Lokasi : Prambanan, Yogyakarta & Jawa Tengah.