Saturday, January 22, 2011

Packt Open Source Award

Packt Publishing, perusahaan penerbitan buku TI terkemuka di dunia, telah mengumumkan para pemenang kontes Open Source Award yang diselenggarakan oleh mereka. Menurut Packt Publishing, tujuan diselenggarakannya kontes ini adalah untuk mendorong, mendukung, memperhatikan, dan menghargai hasil kerja dari proyek-proyek open source.

Penghargaan disajikan dalam enam kategori software, yakni: Open Source CMS, Hall of Fame CMS, Most Promising Open Source Project, Open Source JavaScript Libraries, Open Source E-Commerce Applications, dan Open Source Graphics Software.

Untuk kategori Open Source Content Management System (CMS) terbaik jatul ke CMS Made Simple, dan kategori Hall of Fame CMS diberikan kepada WordPress. Sedangkan Pimcore CMS system framework memperoleh penghargaan Most Promising Open Source Project.

PrestaShop terpilih sebagai Open Source E-Commerce Application terbaik dan jQuery sebagai pemenang untuk kategori Open Source JavaScript Library. Sedangkan untuk kategori Open Source Graphics Software jatuh kepada Blender.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 01/2011

ConVirt 2.0 di Ubuntu

Canonical, perusahaan yang berada di belakang proyek Ubuntu, dan Convirture, perusahaan spesialis manajemen mesin virtual dan komputasi awan (cloud computing), telah mengumumkan kalau ConVirt 2.0 Open telah tersedia di Ubuntu Partner Repository. Langkah ini menyediakan kemudahan bagi para pengguna dan perusahaan untuk memanajemeni sejumlah mesin virtual untuk dapat dikelola melalui ConVirt 2.0.

Matt Asay, COO of Canonical, menjelaskan kalau Canonical berkomitmen untuk membantu perusahaan yang ingin mempercepat penerapan dan pembangunan infrastruktur virtual dengan menggunakan ConVirt 2.0. Canonical juga memiliki pandangan, pengguna akan mendapat manfaat langsung, baik para pengguna ingin memilih solusi virtualisasi Xen, KVM, atau kedua-duanya di sistem operasi Ubuntu.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 01/2011

Pemerintah India Akan Menerapkan Standar Terbuka

Pemerintah India telah menyetujui kebijakan penerapan standar terbuka untuk e-governance. Strategi ini bertujuan untuk membuat semua pelayanan pemerintah dapat diakses oleh warga negara India di wilayah mereka, dan menjamin efisiensi, transparansi, keandalan dari layanan tersebut. Dalam pernyataan kebijakan dikatakan bahwa di samping kerja sama antar departemen dan berkolaborasi, kebijakan ini juga memerlukan integrasi informasi dari berbagai departemen dengan platform komputer yang berbeda, dimana hal ini hanya dapat dicapai dengan standar terbuka.

Sebuah standar memenuhi syarat sebagai standar terbuka jika spesifikasinya tersedia dengan atau tanpa perlu mengeluarkan biaya. Selanjutnya, izin pakai untuk teknologi yang telah dipatenkan diperlukan untuk dapat tersedia tanpa membutuhkan royalti. Pada draft awal kebijakan, pada paragraf yang sama mengatakan kalau teknologi yang dipatenkan berdasarkan "FRAND" ("Fair, Reasonable And Non-Discriminatory") juga dapat dipertimbangkan. Anggota komunitas open source India juga dipersilahkan untuk memberi klarifikasi dan lebih menyeimbangkan versi final dari kebijakan tersebut.

Meski sudah berminat untuk menerapkan standar terbuka, namun kebijakan tersebut tidak sepenuhnya mengesampingkan lisensi FRAND. Di Eropa, pelobi masih berdebat tentang definisi standar terbuka. Dalam diskusi yang dilakukaai pada bulan Oktober 2010 lalu, Free Software Foundation Europe (FSFE) menuduh Business Software Alliance (BSA) menghambat inovasi dan persaingan dengan permintaan penemuan paten yang akan disertakan dalam tandar terbuka. Diskusi tersebut juga membahas seputar revisi European Interoperability Framework (EIF).

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 01/2011

GNOME 2.32.1

Para pengembang GNOME telah mengumumkan rilis GNOME 2.32.1 yang ditujukan untuk desktop GNU/Linux dan Unix. Versi ini merupakan versi update pertama dari seri GNOME 2.32. Luca Ferretti, salah seorang pengembang GNOME, menuturkan kalau rilis stabil terakhir dari paket GNOME ini telah menyertakan berbagai macam perbaikan bug, peningkatan terjemahan, dan sejumlah update minor pada paket GNOME yang disertakan, di antaranya aplikasi instant messaging Empathy dan e-mail klien Evolution.

Peningkatan lain yang terdapat pada GNOME 2.32.1 adalah paket Evince yang telah ditingkatkan penggunaannya untuk dapat digunakan melalui antarmuka AtkText yang memungkinkan Orca, aplikasi GNOME screen reader, dapat membaca dokumen melalui Evince. Untuk para pengembang, versi ini telah menyertakan sekumpulan pustaka API dan ABI yang tersedia dalam lisensi GNU LGPL.

Selain itu, Ferretti juga menjelaskan kalau rilis ini lebih baik daripada rilis GNOME 2.x versi sebelumnya. Kelanjutan dari GNOME 2.x, yakni GNOME 3.0, juga diharapkan dapat rilis pada musim semi tahun depan. Setelah rilis GNOME 2.32..1, pihak GNOME belum memberi informasi mengenai rilis dari GNOME 2.32.x yang akan dirilis kembali.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 01/2011

Red Hat Merilis RHNS 5.4

Red Hat telah merilis versi terbaru dari aplikasi Red Hat Network Satellite (RHNS), yakni, RHNS 5.4. RHNS dapat mempermudah proses manajemen server berbasis Red Hat Enterprise Linux. RHNS spesifik dibuat untuk memanajemeni rilis terbaru dari distro Red Hat, yakni Red Hat Enterprise Linux 6.

RHNS 5.4 dapat menjadi pusat konfigurasi dari beberapa server fisik maupun virtual yang berbasiskan Red Hat Enterprise Linux melalui tiga buah modul, yakni Management, Provisioning, dan Monitoring. Salah satu fitur baru yang disertakan dalam RHNS adalah dukungan SELinux dalam manajemen konfigurasi dan fitur laporan ditingkatkan untuk kebutuhan audit. Versi ini juga memiliki fitur untuk mendukung repositori dari pihak ketiga sehingga RHNS dapat digunakan untuk mengatur perangkat lunak berbasis open source dari vendor lain, maupun perangkat lunak buatan Red Hat.

Meski ditujukan untuk RHEL 6, namun RHNS 5.4 juga dapat digunakan untuk versi lawas dari RHEL. Penjelasan lebih lengkap mengenai RHNS 5.4 dapat Anda temukan lebih lanjut pada url http://www.redhat.com/red_hat_network/moduledetail/.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 01/2011

Attachmate Akuisisi Novell Senilai US$ 2.2 Miliar

Novell, perusahaan multinasional yang memiliki spesialisasi dalam bidang manajemen solusi dan sistem operasi seperti SUSE Linux Enterprise, akan diakuisisi oleh Attachmate Corporation dengan total nilai akuisisi sebesar US$ 2.2 miliar. Attachmate Corporation adalah perusahaan yang memungkinkan perusahaan di bidang TI dalam usahanya memperluas layanan yang bersifat kritis. Attachmate Corporation merupakan perusahaan yang dimiliki oleh sebuah grup investasi yang dipimpin oleh Golden Gate Capital, Thoma Bravo, dan Francisco Partners.

Jeff Hawn, Chairman and CEO Attachmate Corporation, menjelaskan kalau akuisisi ini akan menambah aset yang sangat signifikan terhadap portfolio yang dimiliki Attachmate Corporation saat ini, dimana merek Novell dan SUSE dapat memberikan nilai lebih Attachmate Corporation kepada para pelanggannya. Attachmate Corporation juga sangat menghormati usaha yang telah dijalankan oleh Novell, para karyawan Novell, dan komitmen Novell kepada para pelanggannya. Selain itu, Attachmate Corporation juga berharap dapat mempertahankan dan semakin memperkuat solusi Novell dan SUSE dalam memenuhi permintaan pasar.

Untuk saat ini, proses akuisisi belum dalam tahap final, dan masih harus melewati pemeriksaan kondisi penutupan yang sesuai, dimana isu mengenai anti-trust harus diselesaikan terlebih dahulu. Dampak dari akuisisi ini, kemungkinan besar Novell juga akan berhenti menjadi perusahaan independen pada akhir kuartal pertama tahun 2011.

Ron Hovsepian, President and CEO Novell, mengatakan kalau transaksi dengan Attachmate Corporation akan memberi keuntungan lebih kepada para pelanggan, partner, dan karyawan Novell, dalam membangun sejarah inovasi Novell untuk menjadi yang terdepan. Setelah transaksi ini selesai dilakukan, Attachmate Corporation juga akan memanajemeni portfolio dari Attachmate, NetIQ, Novell, dan SUSE.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 01/2011

CrossOver 9,2

Berselang tiga bulan dari rilis CrossOver 9.1, Pada 19 Oktober 2010 lalu, CodeWeavers telah merilis CrossOver versi 9.2, yakni CrossOver Linux dan CrossOver Mac, yang dibuat berbasiskan rilis stabil terakhir dari Wine (Wine is Not an Emulator). Wine adalah free open source software yang memungkinkan pengguna untuk dapat menjalankan aplikasi Windows di platform Linux dan Unix, dengan menyediakan beragam pengganti file asli untuk Windows DLL.

Versi terkini dari produk CrossOver ini, yakni CrossOver Mac, CrossOver Games, dan CrossOver Linux, dibuat berdasarkan Wine 1.2.1, dan menambahkan dukungan untuk rilis baru dari game Civilization V (CrossOver Games dapat berjalan baik di Linux maupun Mac OS X). Membahas seputar game, Jon Parshall, CEO CodeWeavers, mengatakan kalau Civilization V merupakan game yang benar-benar menyenangkan, dan dirinya sendiri juga tidak dapat menunggu untuk dapat menainkan game ini. Untuk itu, para pengembang dari CodeWeavers segera rreng-upgrade kemampuau CrossOver, sehingga para pengguna Linux maupun Mac OS X dapat segera memainkan Civilization V pada kedua platform tersebut.

Informasi lebih lanjut mengenai CrossOver 9.2 dapat ditemukan pada url http://www.codeweavers.com/about/general/press/20101019/.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 12/2010

Asterisk 1.8

Digium telah merilis Asterisk 1.8.0, paket IP PBX system, VoIP gateway, dan conference server yang bersifat free dan open source, dan sangat populer di platform Linux. Versi ini merupakan rilis Long Term Support (LTS) yang memiliki dukungan hingga empat tahun. Rilis LTS sebelumnya dari Asterisk adalah Asterisk versi 1.4.

Versi terbaru dari Asterisk 1.8 ini sudah menyertakan dukungan IPv6 dalam SIP channel driver, mendukung Google Talk dan Google Voice, integrasi dengan kalendar (Microsoft Exchange, Ca1Dav, dan iCalendar). Versi teranyar ini juga telah menambahkan dukungan codec, mengubah voice pitch untuk semakin menyajikan suara yang jelas, dan dukungan PacketCable NCS 1.0 yang memungkinkan pembuatan beragam layanan bisnis lebih lanjut.

Sekilas mengenai Asterisk, aplikasi ini dibuat kali pertama pada tahun 1999 oleh Mark Spencer dari Digium. Seperti kebanyakan perangkat PBX, Asterisk memungkinkan pengguna untuk dapat terhubung ke berbagai layanan telepon, termasuk PSTN dan layanan VoIP. Asterisk 1.8 sudah tersedia untuk di-download pada url http://downloads.asterisk.org/pub/telephony/asterisk/, dan dilisensikan ke dalam GNU GPLv2.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 12/2010

OpenLogic Bergabung ke Linux Foundation

Linux Foundation telah mengumumkan kalau OpenLogic, perusahaan spesialis di bidang kebijakan penggunaan software open source telah menjadi anggota baru Linux Foundation. Perusahaan yang berbasis di Colorado ini menawarkan perangkat pemindai dan kepatuhan lisensi untuk kepintaran pemindai, dan menyediakan tambahan layanan bagi perusahaan yang menginginkan dukungan penuh untuk keseluruhan proses. OpenLogic juga merupakan salah satu pendiri komunitas FOSSBazaar, sebuah yayasan Linux yang berdedikasi pada kebijakan open source.

Menurut keterangan Linux Foundation, OpenLogic akan berkolaborasi dan berkontribusi ke program kebijakan terbuka baru, yang telah menyertakan FOSSBazaar. Dirilis pada awal Agustus, program baru ini merupakan inisiatif untuk membantu perusahaan memenuhi lisensi open source melalui penggunaan perangkat lunak, pelatihan, penilaian diri, dan format standar pelaporan informasi lisensi.

Steven Grandchamp, CEO OpenLogic, menjelaskan kalau dalam pekerjaan mereka dengan perusahaan besar, pihaknya menemukan cara adopsi yang tepat untuk meningkatkan penggunaan perangkat open source.

Steven juga menambahkan kalau OpenLogic melihat ke depan untuk bekerja sama dengan Linux Foundation dalam memfasilitasi adopsi penggunaan open source, dengan cara melatih perusahaan pada kebijakan perangkat open source, dan masalah kepatuhan yang terkait. Linux Foundation merupakan organisasi non-profit yang berdedikasi kepada tugas untuk mempromosikan Linux agar dapat semakin berkembang pesat. Linus Torvalds, developer utama dam pembuat awal kernel Linux, merupakan salah satu contoh pengembang; yang disponsori oleh Linux Foundation.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 12/2010

Ubuntu Harvest

Setelah beberapa waktu vakum, pada pertengahan Oktober 2010 lalu, proyek Ubuntu Harvest telah diubah, dan kini aktif kembali. Ubuntu Harvest memungkinkan para kontributor Ubuntu dalam menemukan apa yang ingin mereka kerjakan, memperbaiki bugs yang mudah diperbaiki, dan melakukan update paket-paket yang mungkin tidak mendapatkan perhatian seperti yang mereka butuhkan.

Ubuntu Harvest telah ditulis ulang untuk mempermudah proses update dan menambah sejumlah informasi seputar paket. Pada keterangan yang terdapat pada blog-nya, Daniel Holbach mengatakan kalau saat ini Harvest telah online kembali, dan telah tersedia pada url http://harvest.ubuntu.com. Dirinya juga ingin mengucapkan terima kasih pada siapa saja yang telah membantu proyek ini dapat terlaksana, terutama pada Dylan McCall yang bekerja pada proyek ini sebagai bagian dari proyek Google Summer of Code.

Sejumlah perubahan diimplementasikan pada Ubuntu Harvest, dimana proyek berbasiskan Django, web framework berbasis Python. Proyek ini juga terbagi menjadi dua bagian, yakni Harvest dan Harvest-data Launchpads.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 12/2010

Mozilla Open Web Apps

Pada bulan Mei 2010 lalu, Mozilla telah mengumumkan rencana untuk membuat "open web app ecosystem". Kini, Mozilla telah merilis prototipe dari web app store buatannya. Langkah ini merupakan upaya dari pihak Mozilla untuk lebih dulu mengumumkan dibandingkan rilis serupa dari Google dengan layanan Chrome Web Storenya.

Pada bulan Mei 2010 di blog Mozilla, Jay Sullivan, Vice President of Product Mozilla, menuliskan kalau dengan mendukung apa yang dibutuhkan oleh para pengembang web dalam membuat halaman web dan aplikasinya yang tidak terikat pada salah satu browser saja dan dapat berjalan melalui web, merupakan misi utama pelayanan untuk umum dari Mozilla. Prototipe store didesain untuk dapat mendukung apa yang disebut sebagai "Open Web Apps".

Open Web Apps merupakan aplikasi web yang dibangun dengan menggunakan HTML5, CSS, JavaScripts, dan memiliki kemampuan untuk dapat diinstalasikan ke halaman muka pada desktop web browser maupun desktop sistem operasi. Update lanjut dari proyek ini dapat ditemukan pada blog Mozilla Labs (http://mozillalabs.com/).

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 12/2010

HP Palm merilis webOS 2.0

HP, salah satu vendor terbesar di dunia teknologi informasi, telah mengumumkan rilis versi 2.0 dari webOS, sistem operasi mobile buatan Palm yang kini telah diakuisisi oleh HP. webOS 2.0 diharapkan dapat menandingi sistem operasi mobile yang saat ini sedang tenar, yakni Apple's iOS 4 dan Google Android 2.2. Versi terbaru dari sistem operasi berbasis

Linux, namun bersifat proprietary ini, sudah dilengkapi dengan dukungan built-in Adobe Flash 10.1 yang dapat menyajikan isi halaman web pada web browser yang telah disertakan dan peningkatan dukungan multi-tasking, dimana HP menyebutnya dengan istilah "true multitasking".

Pengguna juga dapat dengan mudah beralih di antara aplikasi yang terbuka, tanpa perlu menutup aplikasi yang saat ini sedang digunakan. HP juga telah menambahkan sejumlah fitur yang ditujukan untuk para pengembang, yang meliputi API baru, Node JS runtime environment, peningkatan HTML5, dan sejumlah update webOS Plug-In Development Kit (PDK). Sejumlah pengubah lain termasuk fitur pencarian universal yang dikenal dengan istilah "Just Type", peningkatan fitur e-mail dan pengirim pesan dan sejumlah update aplikasi produktivitas lainnya.

HP juga telah mengumumkan generasi selanjutnya dari Palm Pre smartphone, yakni Palm Pre 2, yang telah menggunakan webOS 2.0. Palm Pre 2 memiliki fitur dan desain yang hampir serupa dengan versi sebelumnya, dimana smartphone ini telah menyertakan 5 megapixel kamera dengan LED flash, 1 Ghz CPU, 16 GB on board storage, 512 MB RAM, built-in GPS receiver, 802.11 b/g WiFi dan Bluetooth 2.1+ EDR. Penjelasan lebih lanjut mengenai webOS 2.0 dapat ditemukan pada url http://www.palm.com/us/products/software/webos2/.

Sumber : Majalah bulanan InfoLINUX 12/2010

Thursday, January 20, 2011

FAQ Senao ECB 3220

Beberapa hal yang sering dibutuhkan saat mengoperasikan Wireless Access Point (WAP) Senao ECB 3220 adalah account default, IP Address default, cara mereset, cara setting awal. Saat awal dihidupkan, kemungkinan posisi WAP dalam mode operasi (Operation Mode) "Bridge". Untuk itu mode operasi perlu diubah ke "AP".

Username & Password default
Secara default, ECB 3220 diberi username dan password "admin".

IP Address default
Secara default, ECB 3220 memiliki alamat IP 192.168.1.1. Sehingga untuk men-setting WAP, PC atau Laptop perlu diberi alamat IP 192.168.1.10 atau alamat IP selain 192.168.1.1 namun masih dalam satu subnet 255.255.255.0

Reset WAP
Untuk me-reset, silahkan tekan tombol reset di bagian belakang WAP selama 10 detik-an. Power tidak perlu dimatikan. Kalau tidak bisa, coba matikan switch untuk menghapus data MAC Address dari switch.

Mode Operasi
WAP ini memiliki 3 mode, yaitu Bridge, Bridge Router dan AP. Secara default, mode-nya adalah Bridge. Ketika modenya diubah ke AP, alamat IP berubah dengan sendirinya ke 192.168.1.2. Padahal saat mode Bridge, alamat IP sudah diganti menjadi 192.168.17.3. Untuk itu terpaksa mengubah IP komputer lagi agar satu subnet dengan WAP. Setelah se-subnet, baru bisa mengembalikan alamat IP dari WAP ke 192.168.17.3.

SSID default
Secara default, SSID atau nama WAP diberi nama "EnGenius". Melalui web browser, SSID bisa diubah sesuai kehendak kita. Pengubahan SSID bisa melalui menu "Wireless", sub menu "Basic Settings". Selain SSID, Anda juga bisa mengubah Band (B, G atau B+G) dan Channel (1 s/d 13 atau Auto). Setelah mengubah, jangan lupa klik tombol "Apply Changes".

DHCP Server
Secara default, opsi DHCP di-disable. Hal ini menyebabkan komputer client harus di-set alamat IP-nya agar se-subnet. Namun jika opsi DHCP di-enable, komputer client tidak perlu melakukan setting apapun. Opsi DHCP inilah yang biasa digunakan di mana-mana.

SSID Tidak Terdeteksi
Secara default, perangkat Senao ECB3220 dalam posisi Bridge pada Operating Mode-nya. Supaya SSID terdeteksi, silahkan ubah operating mode ke AP.

Lihat juga : Setting AP Senao ECB3220