Sunday, May 30, 2010

Beijing, sholat Isya berjamaah dalam kegelapan

Ketika saya mendapat kesempatan training tentang computer security di Beijing, saya menyempatkan diri untuk mencari tahu komunitas muslim. Seperti sudah menjadi standar perjalanan saya, semasa masih di Indonesia saya harus memperlajari geografi tempat yang akan dikunjungi. Untuk itu saya mengandalkan peta terbitan Periplus Travel Maps. Peta ini memang tidak banyak dijual di toko-toko buku di Jakarta. Saya menemukannya di Kemang, karena tampaknya di sana bermukin banyak expatriat.
Sebenarnya ada 2 jenis peta yang bisa digunakan untuk travelling di Beijing, yaitu peta Beijing sendiri dan peta China. Sebenarnya keduanya saya beli, namun yang terbawa pulang ke Indonesia hanya peta China. Peta Beijing tertinggal entah dimana. Dengan peta China edisi 2005/2006 seharga Rp 88.000,-, saya bisa melihat tanda bulan sabit di peta tersebut, tanda sebuah masjid atau mosque. Dalam peta China, selain ada peta kota Beijing (1:60.000), ada juga peta kota Shanghai (1:15.000), kota Hangzhou (1:28.500), kota Suzhou (1:22.000)dan kota Guangzhou (1:25.000).

Mesjid petama yang saya kunjungi ternyata bukan masjid, tetapi semacam rumah makan. Masjid tersebut tidak jauh dari stasiun subway Dongsi. Kemudian saya mengunjungi masjid kedua. Karena jaraknya cukup jauh (sekitar 20 km) saya harus naik subway seharga RMB 1. Saya naik dari stasiun Zhangzizhonglu (dekat dengan hotel saya), lalu berhenti di stasiun Changchunjie. Tetapi antara stasiun Zhangzizhonglu dan stasiun Changchunjie, yaitu di stasiun Chongwenmen, saya harus pindah atau transfer ke subway rute lain tanpa harus beli tiket lagi. Beijing Subwey memilik 4 rute. Informasi rute subway dapat di ketahui dengan mudah di setiap stasiun subway. Selain tulisan kanji ada tulisan latinnya. Dari stasiun Zhangzizhonglu ke stasiun Chongwenmen menggunakan subway line 5. Dari stasiun Chongwenmen ke stasiun Changchunjie menggunakan subway line 1.

Berdasarkan peta Periplus, jarak dari stasiun Changchunjie ke Masjid Balizhuang adalah 2 km (dengan melihat skalanya). Kalau pakai bis saya khawatir bisa terlewat. Untuk itu saya memilih jalan kaki, sambil menikmati lingkungan sekitar jalan yang saya lalui. Kalau hanya jalan di bawah 10 km, saya akan memilih jalan kaki, lebih mudah mengenali dan menghayati keadaan sekeliling. Tampaknya sepanjang jalan saya sulit untuk bertanya, maklum jarang yang faham bahasa Inggris. Ya... seperti di tempat kita. Gak banyak yang bisa bahasa Inggris. Kecuali anak sekolahan.

Satu-satunya petunjuk saya adalah China Periplus Travel Map. Sebenarnya rada sulit juga mengenali masjid di Beijing. Namun setelah saya perhatikan masak-masak ternyata ada lambang bulan sabit di atas menara yang mirip menara pagoda. Dan disekitar tersebut ada tulisan arab juga. Jadi yakinlah saya kalau itu adalah tipikal menara masjid Beijing. Karena terletak di tengah-tengah pemukiman, saya sempat kesulitan menemukan pintu masuknya.

Sesampai di masjid, sudah lewat sholat magrib, sehingga saya sholat magrib sendirian. Saya sempat sholat Isya berjamaah. Namun saya agak kaget karena sesaat sebelum sholat Isya dimulai, lampu-lampu dipadamkan. Tapi gak apalah pikirku, mungkin ini sudah tradisi di sini. Kita nikmati saja. Tempat mengambil wudhu-nya pun berbeda dengan yang biasa kita saksikan.

Seminggu yang lalu saya ikut pengajian selepas sholat Subuh di komplekku, pengajian setiap minggu pagi. Menurut penceramah, adalah sunnah jika sholah subuh berjamaan dengan keadaan gelap. Begitu juga dengan sholat berjamaan Isya. Pikirku, tampaknya masjib Balizhuang sudah mempraktekkan sejak dulu sunnah Rosul, yaitu sholat Isya berjamaah dalam kegelapan.

Kalau mengacu kepada peta Periplus, nama masjid ini adalah Niujie. Namun kalau saya bandingkan dengan informasi masjid Niujie dari Wiki atau Wiki Indonesia, tampaknya masjid ini berbeda. Setelah saya konfirmasi melalui email ke info@islamichina.com, ternyata nama masjid ini adalah Balizhuang. Hal ini diketahui dari prasasti yang sempat saya foto.

Saya sempat berbincang-bincang dengan salah satu jamaah yang bernama Abdullah (66 tahun). Karena sulit berkomunikasi, maka informasi yang saya tanyakan pun tidak banyak. Berapa jumlah masjid di kota Beijing, berapa jumlah komunitas muslim di Beijing dan China, berapa jamaah setiap sholat jum'at di masjid Balizhuang ini. Jemaah sholat jum'at mencapai 100 orang. Populasi muslim di Beijing sekitar 20 juta jiwa.

Foto-foto saya, silahkan klik di sini.

No comments:

Post a Comment