Tuesday, August 04, 2009

Jalan Raya Pos Anjer-Panaroekan

Pada tahun 1808 - 1811, masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels yang hanya 3 tahun 4 bulan, telah membuat sebuah milestone bagi perkembangan Indonesia khususnya di Jawa. Di era tersebut, Daendels sudah berpikir bahwa jalan adalah hal utama untuk bisa meng-eksplorasi P. Jawa yang kaya akan hasil bumi, seperti kopi, gula, padi. Panjang jalan tersebut, dari Anyer sampai Panaroekan, gak tanggung-tanggung 1000 km.

Indonesia yang sudah merdeka sekian lama ternyata belum mampu menyamai prestasi Daendels. Jalan tol trans Jawa yang direncanakan sejak lama, belum juga terwujud. Mungkin ini karena kita menganut demokrasi, sementara Daendels menganut otoriter, entahlah. Menurut catatan sejarah, korban meninggal akibat pembuatan jalan raya pos (de Groote Postweg) tersebut mencapai 12.000 orang. Namun mantan Gubernur Jawa Bagian Timur Laut Nicolaus Engelhard menyatakan hanya ribuan. Entahlah.

Kalau inget jalan Daendels, inget Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata IX dari Sumedang. Ia pernah jengkel dan mendatangi Daendels dan menyalaminya dengan tangan kiri. Tangan kanannya memegang keris sebagai tanda protes. Akhirnya Daendels memahami keinginan Pangeran Kornel dan mengganti tenaga kerja pribumi dengan tentara Belanda. Ini terjadi di Ciherang yang kita kenal dengan Cadas Pangeran, jalannya terlalu sulit untuk dibangun. Di sini pulalah Belanda memperkenalkan pertama kali sekop atau scoop sebagai alat pertukangan. Desanya diberi nama Desa Singkup.

2 comments:

  1. mau tanya pak.saya pake ubuntu.buka halaman/browser.tiap kali diminimize,langsung sembunyi.gak tau sembunyi dimana.halaman itu tidak tampil di panel bawah.cara ngatasinya gimana?belum sempat coba utak atik.terimakasih

    ReplyDelete