Saturday, November 21, 2009

Surya: Energi Gratis Yang Mahal

Di dekat kota Leipzig Jerman, ada sebuah lapangan yang ditumbuhi oleh 33.500 panel photovoltaic (PV). Panel ditata secara berjajar seperti bunga-bunga perak yang semuanya menghadap ke matahari, bergelombang lembut selaras dengan kontur tanah. Ini adalah salah satu instalasi panel tenaga surya terbesar yang pernah ada. Ketika matahari muncul, lapangan ini akan menghasilkan tenaga listrik hingga 5 MW. Produksi rata-ratanya mampu memasok 1.800 rumah.

Tak jauh dari lapangan ini, terdapat cekungan-cekungan sebagai akibat penambangan batubara selama beberapa dekade silam. Tambang ini untuk menghidupi pembangkit listrik dan pabrik. Biasanya langit akan berwarna coklat dengan asap dan bau belerang yang menyengat. Kini penambangan telah berubah menjadi danau-danau. Energi yang dulu bersumber dari batu bara, kini berganti dengan "pembangkit energi" yang berjarak 150 juta km.

Sistem pembangkit tenaga surya menangkap langsung energi dari matahari, tanpa pembakaran dan tanpa emisi. Beberapa laboratorium dan perusahaan membuat pengujian menggunakan suryakanta anak-anak "versi dewasa". Mangkuk raksasa yang dilengkapi cermin atau kotak untuk mengumpulkan sinar matahari, memproduksi panas yang dapat menjalankan generator. Namun saat ini, tenaga surya sering kali diartikan sebagai sel-sel surya (solar cell). Di Barcelona, Spanyol, pemasangan sel surya yang futuristik berfungsi ganda, sebagai penghasil listrik dan sebagai seni bagi publik (Lihat gambar di atas ini).

Idenya sederhana. Sinar mentari mengenai permukaan semikonduktor yang membangkitkan elektron-elektron, menghasilkan listrik. Namun harga sel-sel ini masih sangat mahal. Sebuah sistem yang relatif kecil saja sudah menghabiskan lebih dari 15.000 dolar Kanada, sekitar 10 dolar per Watt, termasuk batere untuk menyimpan energi ketika matahari tak bersinar - pada malam hari, atau jika tertutup awan.

Seperti kebanyakan barang elektronik, eenrgi listrik tenaga surya juga semakin murah. "Tiga puluh tahun lalu energi ini hanya murah untuk satelit-satelit", kata Daniel Shugar, pimpinan PowerLight Corporation. Sebuah perusahaan yang berkembang pesat di California dan telah membangun instalasi energi listrik tenaga surya untuk sejumlah pelanggan seperti Target - jaringan toserba diskon yang tersohor di AS, dan Toyota. "Sekarang energi listrik tenaga surya sudah cukup murah untuk digunakan di rumah-rumah dan perusahaan-perusahaan," setidaknya di daerah yang harga listriknya mahal atau tidak tersedia jaringan. Di masa mendatang, katanya, energi listrik tenaga surya akan cukup murah untuk dapat digunakan oleh hampir setiap orang.
Martin Roscheisen, Presiden Direktur yang juga pendiri perusahaan Nanosolar, melihat masa depan lewat serangkaian botol-botol kecil bertutup merah, berisi partikel-partikel semikonduktor amat kecil. "Jika saya taruh materi dalam botol itu ke jari tangan saya, ia akan menyusup dalam kulit, lenyap dari pandangan," ujarnya. Ia merahasiakan komposisi partikel-partikel tersebut, tetapi kata "nano" yang menghiasi nama perusahaan menjadi petunjuk: Partikel-partikel itu diameternya kurang dari seratus nanometer - kira-kira sebesar virus, begitu kecilnya hingga mudah menyusup ke dalam kulit.

Roscheisen percaya, partikel-partikel itu menjanjikan penciptaan sel-sel surya berbiaya rendah. Dari apda membuat sel-sel itu dari lempengan besar silikon, perusahaannya akan melabur partikel-partikel ke atas lempengan tipis yang konduktif dan fleksibel mirip kertas timah, dimana partikel-partikel itu akan menciptakan permukaan semikonduktor. Hasilnya: Materi sel surya fleksibel yang 50 kali lebih tipis ketimbang panel surya yang ada sekarang. Roscheisen berharap menjualnya dalam lembaran-lembaran setara dengan sekitar 50 sen per Watt.

"Lima puluh sen per Watt untuk sel-sel surya benar-benar sesuatu yang sangat diidamkan banyak pihak," kata David Pierce, pimpinan dan CEO Miosale, salat satu dari banyak perusahaan yang membuat "film tipis" sel-sel surya. Dengan harga itu, sel-sel surya dapat bersaing dengan listrik dan mungkin akan cepat populer. Kalau harganya turun terus, sel-sel surya boleh jadi mengubah gagasan umum tentang energi dengan membuat energi menjadi murah dan mudah dijangkau oleh perorangan - tanpa harus bergantung kepada perusahaan listrik, OPEC, dan lain sebagainya. Itulah yang disebut para teknokrat sebagai "terobosan teknologi".

"Mobil-mobil telah menjadi terobosan bagi kendaraan kuda dan delman," ujar Daniel Shugar.

Harga bukanlah satu-satunya penghalang energi listrik tenaga surya. Masalah sederhana seperti awan dan gelap, membutuhkan cara yang lebih baik dalam menyimpan energi dari pada batere timah ukuran besar seperti yang sekarang ini. Jika hambatan ini mampu di atasi, mungkinkan kita menghasilkan energi yang kita butuhkan dalam jumlah besar?

Sumber :
National Geographic Indonesia, Agustus 2005. Halaman 63-64.
Energy Solar
Powering the future

No comments:

Post a Comment