Friday, November 20, 2009

Biomassa: Ladang Bahan Bakar Anda

Di Jerman, saat mengemudi menjauh dari turbin angin raksasa di dekat Hamburg ke Berlin, saya sering mencium bau aneh. Semacam aroma makanan cepat saji yang merangsang nafsu makan. Bagi saya, hal itu masih misteri sampai sebuah truk pengangkut bahan bakar lewat, dihiasi kata "biodiesel". Bau itu rupanya hasil pembakaran minyak nabati. Jerman memakai sekitar 1,7 miliar liter biodiesel per tahun, sekitar tiga persen dari total konsumsi minyak dieselnya.

Biomassa sebagai sumber energi sudah digunakan sejak zaman purba. Batang kayu di pembakaran tungku Anda adalah biomassa. Tetapi biomassa zaman kini berarti etanol, biogas, dan biodiesel - bahan bakar yang mudah dibakar seperti minyak bumi atau gas, tetapi dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Teknologi ini telah terbukti. Etanol yang diproduksi dari jagung adalah bahan campuran bensin di AS; etanol dari tebu menyediakan 50 persen bahan bakar mobil di Brazil. Di banyak negara, termasuk Indonesia, biodiesel dari minyak nabati yang dibakar, murni atau dicampur dengan diesel biasa, dapat dipakai pada mesin diesel standar. "Biofuel adalah bahan bakar paling mudah sebagai pengganti sistem bahan bakar yang ada sekarang," kata Michael pacheco, direktur National Bioenergy Center (NBC).

Faktor yang membatasi energi biomassa adalah daratan. Fotosintesis, proses menangkap energi matahari pada tumbuhan, sangat tak efisien per meter persegi dibandingkan panel-panel surya. Itu sebabnya tumbuh-tumbuhan membutuhkan daratan lebih luas untuk menangkap energi matahari ketimbang panel surya. Sejumlah estimasi menyarankan, menyediakan energi untuk semua kendaraan di dunia dengan biofuel berarti melipatgandakan jumlah lahan untuk pertanian.

Di NBC, para ilmuwan mencoba untuk membuat ladang bahan bakar lebih efisien. Bahan bakar biomassa saat ini didasarkan pada zat tepung, minyak, dan gula tanaman. Tetapi NBC sedang menguji organisme yang dapat mencerna selulosa kayu, yang berlimpah pada tumbuhan, sehingga selulosa pun dapat menghasillcan bahan bakar cair.

HEMAT PANGKAL KAYA

Sekam beras yang tersisa dibakar di pembangkit energi Wadham Energy di Williams, California, agar dapat menghasilkan listrik. Di luar Sacramento, slang karet menyerap metana dari sampah yang membusuk. Lama diabaikan, aliran sampah sebenarnya bisa menjadi pasokan bagi pasar yang tengah tumbuh.

Sumber:
National Geographic Magazine Agustus 2005. Halaman 69-72.

No comments:

Post a Comment