Bermacam-macam manusia memaknai sukses. Dari ukuran materi, kedewasaan, spiritual sampai dengan penghargaan sosial yang amat tinggi. Ada yang sukses dengan penuh rekayasa, akal bulus dan trik. Ada orang sukses dengan jalan yang biasa-biasa saja. Ada yang sukses dengan cara yang alami.
Bila diumpamakan dengan bunga, orang sukses yang penuh dengan rekayasa mirip dengan bunga di vas bunga. Cepat cantik dan pasti layu. Orang sukses dengan jalan biasa-biasa ibarat bunga di taman rumah. Memerlukan usaha menanam, memupuk, menyirami dengan air. Layunya lebih lama dibandingkan dengan bunga di vas bunga.
Sukses dengan jalan alami persis seperti bunga di gunung. Tidak ada yang menanam, tidak ada yang memupuk, apalagi yang menyirami. Ia menjadi bagian dari keindahan siklus alami. Ia juga akan layu. Tapi kalau bunga di vas bunga dan taman rumah layunya diikuti oleh perasaan sedih dan tidak ikhlas. Bunga di gunung layu tanpa diikuti oleh perasaan sedih. Ia mengikuti siklus alam tanpa penolakan. Cirinya adalah: Indah dan ikhlas, mengikuti kehendak Penciptanya.
Sukses yang alami dikatakan indah dan ikhlas, karena ia tumbuh seperti indahnya bunga di gunung tanpa harapan untuk dipuji. Tidak juga disertai rasa ketakutan layu bila saatnya sudah tiba.
Islam mengajarkan sukses seperti indahnya bunga di gunung, tanpa rekayasa yang mengganggu siklus keindahan alam, dan mengganggu kehidupan orang lain. Bahkan menambah indahnya kehidupan insani.
Sukses seperti inilah yang diidamkan oleh setiap nurani. Patuh pada kehendak dan keinginan Ilahi. Dialah Yang Maha Indah dan Maha Dermawan. Keindahan-Nya meliputi alam semesta. Kecuali diganggu oleh para perusaknya, diracuni oleh mereka yang ambisi mencapai sukses dengan penuh rekayasa, akal bulus dan intrik.
Sukses dalam bidang apapun, yang membuahkan kegelisahan hati dan goncangan hidup, tentu itu bukan sukses sejati yang menjadi idaman setiap insani. Sukses seperti ini penuh rekayasa, akal bulus dan intrik. Paling tidak, bergantung pada keinginan manusia alias “apa kata orang”.
Sukses yang alami adalah indah dan ikhlas. Rasulullah SAW teladannnya. Konsep dasarnya: menyesuaikan keinginan dengan keinginan Allah swt, tidak menginginkan kecuali keinginan-Nya. Karena Dialah Yang Maha Indah, Sumber segala keindahan. Sukses seperti inilah idaman nurani setiap insani. Memilih hidup sederhana walaupun peluang kemewahan duniawi berada di depannya, bahkan ditawari. Sekiranya Rasulullah SAW menerima tawaran Allah SWT gunung-gunung menjadi emas, tentu tak ada yang menandingi kemewahannya.
Inilah yang diteladani oleh para pejuang dan pemimpin yang sejati. Mereka memilih sukses yang alami, indah dan damai. Tidak gelisah saat layunya tiba, tidak sedih saat waktu berakhirnya tiba. Bahkan bahagia saat kematian menjemputnya.
Duhai sukses yang sejati, dimanakan engkau berada? Negeri ini dan penghuninya merindukan kehadiranmu. Kunjungi dambaan kami dan negeri kami!
No comments:
Post a Comment