Franklin Delano Roosevelt merupakan satu-satunya Presiden AS yang terpilih empat kali masa jabatan. Ia dilahirkan di New York pada tanggal 30 Januari 1882. Nenek moyangnya berasal dari Negeri Belanda yang datang ke AS dalam tahun 1650.
Franklin Roosevelt memegang masa jabatan Presiden dengan dasar pengalaman yang mengagumkan. Ia menjadi seorang pengacara pada usia 25 tahun, menjadi Senator negara bagian New York selama 2 tahun, menjadi Pembantu Menteri Angkatan Laut AS di bawah Presiden Woodrow Wilson, dan menjadi Gubernur New York.
Dalam tahun 1921, ketika Franklin Roosevelt berusia 29 tahun, ia terserang penyakit polio yang mengakibatkan kakinya lumpuh. Selama menderita sakit, ia menumbuhkan sifat sabar dan kemampuan menguasai diri sendiri, serta memperluas pengertiannya mengenai masalah-masalah sosial.
FD Roosevelt memegang jabatan Presiden dalam tahun 1933, pada saat memuncaknya masa depresi. Pada saat itu lebih dari 13 juta rakyat AS tidak mempunyai pekerjaan, dan susunan perbankan tak berketentuan. Ia memberikan harapan kepada rakyat AS ketika ia berjanji akan mengambil tindakan tegas dan cepat. Ditegaskan dalam amanat pelantikannya : "Satu-satunya yang harus kita takuti adalah rasa takut itu sendiri". Dalam "seratus hari" yang pertama ia mengusulkan, dan disetujui Kongres, sebuah program besar-besaran untuk menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan pertanian, memberi bantuan kepada para penganggur, dan kepada mereka yang terancam akan kehilangan ladang dan tempat tinggalnya.
Setelah masa "seratus hari" pertama ia memegang jabatannya, Roosevelt telah menunjukkan diri sebagai pemimpin negara yang cakap. Ia memperoleh dukungan rakyat yang unik dalam sejarah AS -- dalam melancarkan sebuah program percobaan yang bertujuan mencapai apa yang disebut orang-orang yang menyetujuinya, suatu sistem yang bersifat lebih sosial dan lebih demokratis. Program ini dikenal dengan nama "The New Deal", atau "Nasib Baru".
Pada tahun 1936, tahun pemilihan Presiden, revolusi damai dalam bidang ekonomi dan sosial yang dilancarkan oleh Presiden Roosevelt telah berhasil membawa perbaikan dan pembangunan kembali sebagian AS. Oleh karena itu ia dipilih kembali sebagai Presiden AS dengan jumlah suara yang besar sekali.
Semasa jabatannya yang kedua, dari tahun 1937 sampai 1941, Presiden Roosevelt menghadapi banyak kesulitan. Ia berbeda pendapat dengan Mahkamah Agung AS, perekonomian AS menderita kemunduran, dan dalam bulan September 1939 telah pecah perang di Eropa dengan penyerbuan Jerman ke Polandia. Melalui perundang-undangan, Presiden Roosevelt berusaha untuk menghindarkan AS dari peperangan, tetapi di samping itu, memperkuat negara-negara yang terancam di serang.
Ketika Jepang menyerang Pearl Harbour di Hawaii dalam bulan Desember 1941, Presiden Roosevelt memimpin pengerahan tenaga rakyat serta sumber-sumber yang ada untuk menjalankan perang total. Sebelum AS memasuki Perang Dunia ke II, Presiden Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Churchill telah menyusun sebuah Deklarasi 8-Pasal yang terkenal dengan nama Piagam Atlantik. Program ini dapat dikatakan sebagai program perdamaian. Dalam program ini dimasukkan antara lain, hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri, jaminan perdamaian serta bebas dari kemelaratan dan ketakutan, dua diantara empat kebebasan yang dicantumkan Presiden Roosevelt dalam amanat tahunannya kepada Kongres bulan Januari 1941. Keempat kebebasan itu adalah : kebebasan untuk menyatakan pendapat, kebebasan untuk beragama, kebebasan dari kemelaratan dan kebebasan dari ketakutan.
Karena merasa bahwa perdamaian dunia di masa datang akan bergantung pada hubungan antara AS dan Uni Sovyet, Presiden Roosevelt banyak mencurahkan fikirannya untuk merencanakan sebuah Perserikatan Bangsa-Bangsa, dimana ia mengharap, masalah-masalah Internasional dapat diselesaikan.
Sementara Perang Dunia II mendekati saat terakhir, kesehatan Presiden Roosevelt semakin buruk, dan pada tanggal 12 April 1945, ia meninggal dunia akibat pendarahan otak.
No comments:
Post a Comment