Wednesday, September 23, 2009

Port of Tanjung Priok

Port of Tanjung Priok atau Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan laut Internasional terbesar di Indonesia. Pengelola pelabuhan ini adalah PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II atau PT. Pelindo II. Kegiatan yang dilakukan antara lain tempat penambatan berbagai kapal pemerintah, kapal dagang, kapal pengeboran minyak, kapal angkut, dll. BPPT, Polri, TNI-AD, TNI-AL, Badan SAR Nasional, Pelni menggunakan pelabuhan ini sebagai base camp-nya.

Balai Teknologi Survei Kelautan - BPPT mengoperasikan 4 buah kapal riset maritim, seperti KR Baruna Jaya I, KR Baruna Jaya II, KR Baruna Jaya III, dan KR Baruna Jaya IV. Polri memanfaatkan pelabuhan ini sebagai pangkalan satuan Polisi Air dan juga sebagai tempat pendidikan untuk Polair. Beberapa jenis kapal milik TNI-AL juga mangkal disini, antara lain jenis fregat (nomor lambung 371, 375 dan 383), jenis Landing Ship Tank (nomor lambung 531, 536, 538 dan 543), jenis penyapu ranjau (nomor lambung 721, 723 dan 728), dan jenis angkut personil (nomor lambung 901, 924, 932, 959 dan 985). TNI-AD juga menambatkan beberapa kapal lautnya di pelabuhan Tanjung Priok di bawah pengoperasian Yon Bekang-4/Air.

Jika anda memiliki kesempatan berkeliling pelabuhan, akan anda temui juga berbagai jenis perahu dan kapal lain seperti perahu taxi (istilahnya service boat), kapal tunda atau pandu, kapal barang atau kargo, kapal penumpang, kapal ferry cepat, kapal pengeboran lepas pantai, kapal peti kemas, kapal pengolah limbah, galangan kapal apung, kapal sitaan. Service boat digunakan untuk antar jemput dari dermaga ke kapal-kapal yang sedang sauh jangkar di tengah laut. Kapal tunda atau pandu digunakan untuk menarik kapal yang sedang sauh jangkar ke tempat sandar bongkar muat barang.

Pelabuhan Tanjung Priok juga memiliki fasilitas terminal untuk penumpang antar pulau, terminal untuk bongkar muat peti kemas, rumah sakit untuk karantina hewan dan manusia, pengisian air bersih untuk kapal-kapal, lapangan timbun peti kemas, sinar-x ukuran peti kemas 40 ft.

Eh tahu gak, istilah ojek bermula dari pelabuhan ini. Yaitu ketika tetangga-tetangga ku setelah apel siang menyewakan motornya untuk mengantar orang-orang ke seantero pelabuhan. Kejadiannya sekitar tahun 1970 dan ternyata berlanjut hingga sekarang., meskipun orang-orangnya sudah berganti. Di samping ojek motor, malah ada ojek sepeda segala. Ojek dari kata ngobyek. Biar gampang menyebutkannya, sebut aja ojek.

Lihat juga :
PT. Pelindo II
Majalah Defender, Tahun I, No. 04, Pebruari 2006. Halaman 22 - 25
KLM Maruta Jaya 900
KR Baruna Jaya BPPT
KR Baruna Jaya LIPI
MSM Photo Gallery

Catatan:
KR Baruna Jaya V dan KR Baruna Jaya VI tidak pernah ada.

2 comments: