Semua peserta arung jeram wajib memakai helm dan pelampung. Dengan demikian, meski tidak bisa berenang, peserta tetap dapat mengambang tanpa perlu khawatir tenggelam. Hal yang penting, jangan sekali-kali panik ketika terjatuh dari perahu saat berarung jeram. Usahakan mengapungkan badan lurus dengan kaki. Caranya, dengan mengangkat kaki setinggi-tinggainya hingga ke permukaan air. Selain menjaga agar pantat tidak terbentur batu di data sungai, posisi ini juga mempertinggi daya apung peserta. `
Buka telapak tangan untuk menyeimbangkan posisi saat mengapung. Selalu upayakan pandangan mata mengarah ke hilir sehingga dapat melihat halangan di muka. Peserta yang terjatuh ke air dapat.mendekati perahu, lau menaikinya. Mereka yang sudah berada di atas perahu dapat menolong rekannya. "Kalau dari perahu jaratmya sekitar 1,5 meter, sodorkan gagang dayung yang ada lengkung kait di ujungnya agar dipegang rekan Anda yang masih terapung di sungai.” ujar Herman. Jika jaraknya lebih jauh, bisa gunakan tali.
Namun, awas, begitu sudah berada di dekat perahu, jangan sekali-kali menariknya di bagian tangan atau kaki karena, rawan mengakibatkan terkilir. Dilarang pula menarik helm karena talinya malah dapat mencekek leher. Langkah yang tepat adalah mencengkeram pelampung di bagian pundak dan segera tarik tubuh rekan Anda ke atas perahu.
Pemandu yang duduk di bagian buritan adalah kapten di perahu. Pahami aba-abanya. Patuhi perintahnya. Arung jeram butuh kekompakan. Maju-mundurnya gerakan harus dilakukan berbarengan supaya perahu tidak oleng dan terbalik.
Para peserta arung jeram disarankan menggunakan pakaian dengan bahan yang cepat kering dan ketat. Pakaian berbahan jins atau busana dengan model banyak satu tidak disarankan karena akan berat begitu kemasukan air.
Sumber :
Harian Kompas, Sabtu, 9 Juli 2011 Halaman 27.
No comments:
Post a Comment