Saturday, September 19, 2009

Ketika Cinta Bertasbih 2 ada di Botani Square XXI, Bogor

Pagi-pagi, istriku sudah mengajak nonton KCB2. Awalnya mengajak nonton di Depok Twon Square (DETOS) atau di Serpong aja biar gampang. Karena kebetulan pagi itu aku harus ke bengkel untuk cuci mobil dan ganti oli dan mampir ke kantor untuk beberapa urusan. Memang sih ada sedikit kerjaan di kantor meskipun hari itu sedang libur nasional atau cuti bersama. Beberapa tersebut antara lain ambil tustel, restart NMS Server yang hang, cek memori RAM komputer Lab untuk keperluan percepatan pengajuan bahan komputer, mengecek kesiapan petugas piket selama libur panjang.

Setelah selesai melakukan beberapa kerjaan di kantor, aku menyempatkan diri sholat Jum'at di Masjid Bahrul Ulum di Komplek Puspiptek. Enaknya sholat di mesjid Puspiptek adalah bisa ketemu temen-temen kantor yang biasanya gak sempet ketemu di kantor. Meskipun satu gedung dan satu kawasan pun, sulit rasanya untuk bisa saling bertegur sapa, mungkin karena kesibukan masing-masing. Di mesjid inilah tempat untuk ber-silaturrahmi dengan kolega, bahkan yang sudah pensiun atau sudah pindah kerja untuk lembaga di luar Puspiptek.

Dari kabar yang aku terima, akhirnya istriku sudah beli tiket KCB2 di Botani Square XXI yang jam 14.40. Kalau yang jam 12.15 gak mungkin, kan musti sholat Jum'at. Botani Square XXI adalah tempat saat nonton KCB1. Dan karena ini film untuk dewasa, maka anakku gak aku ajak. Eh disana malah ketemu murid-murid (santri) istriku yang se-usia anakku, weleh-weleh...

Seperti saat menonton KCB1, nonton kali inipun menguras air mata, entah kenapa. Belum apa-apa aku sudah terlihat cengeng, yaitu saat Azzam (masih diperankan M. Kholidi Asadil Alam) bertemu bundanya Bu’e Malikatun (Niniek L. Karim) setelah berpisah 9 tahun karena kuliah di Universitas Al-Azhar, Cairo. Setelah Azzam pontang-panting berjualan tempe dan macam-macam usaha di Cairo akhirnya selesai juga kuliahnya. Aku jadi inget betapa lama kuliahku hanya gara-gara musti cari duit dan inget Ayah-Ibu ku yang hingga detik ini aku belum bisa membahagiannya seperti yang aku impikan.

Belum lagi kisah perjalanan Azzam hingga akhirnya menemukan cinta sejatinya pada diri Anna Althafunnisa (diperankan oleh Oki Setiana Dewi). Sosok Anna adalah dambaan bundanya Azzam, meskipun akhirnya Ibunya tidak terlalu mengharapkan Anna karena sudah dipersunting oleh Furqon (Andi Arsyl Rahman Putra). Dalam film ini, bundanya Azzam meinggal dunia karena kecelakaan motor sesaat setelah permintaan ke Pak Kyai Luthfi (Deddy Mizwar) ditolak. Pak Kyai Lufti menolak permintaan ceramah nikahnya Azzam dengan dr. Vivi karena merasa gak pantas melakukannya akibat perceraian Anna dengan Furqon. Dalam kecelakaan saat hujan tersebut, kaki kanan Azzam harus dioperasi. Kejadian ini jadi mengingatkan saat aku harus ditopang alat bantu jalan (kruk) untuk hampir 6 bulan karena kecelakaan motor di gerbang kantor sepulang dari lembur. Cape sekali rasanya jalan pake kruk. Padahal hidup harus terus bergulir.

Yang membuat aku salut ama orang-orang film adalah untuk pengambilan gambar satu scene atau untuk beberapa detik saja, persiapannya bisa berhari-hari. Seperti prosesi pernikahannya Anna dan Furqon atau kecelakaan motor Azzam. Belum lagi mimik para pemeran yang sangat natural padahal kenyataannya sedang ditonton kru yang begitu banyak. Belum lagi pengisi musik yang begitu pas dan selaras dengan ceritanya. Pokoknya salut deh. Wajar lah kalau bisa menjadi box office.

Dan bintangnya mau menemin nonton. Ini yang membuat hubungan emosi antara pemeran dan penonton bisa terjalin, meskipun hanya sebuah cerita belaka. Ini yang aku alami saat nonton di Botani Square XXI pada tanggal 18 September 2009 jam 14.45 - 17.00. Di sana ketemu pemeran Anna dan Furqon.

‘KCB 2′ masih diperankan oleh aktor dan aktris yang sama. Namun banyak tambahan aktor kawakan dan beken, seperti Dude Harlino (as Ust. M. Ilyas), Asmirandah (as dr. Vivi), Gito Gilas (as Pak Mahbub), Cici Tegal (as Bu Mahbub), Neno Warisman (as Bu Fadilah), Taufik Ismail (as Himself), dan Unang Bagito (as Kang Paimo). Semua tim kreatifnya pun tetap sama. Chaerul Umam bertindak sebagai sutradara dan Imam Tantowi yang menulis naskah adaptasi dari buku Habiburrahman El Shirazy (bukan Sirojul lho, he he he) tersebut.

Lihat juga :
http://oaseadwan.info/2009/08/21/inilah-sinopsis-film-kcb-2/
http://www.filmketikacintabertasbih.com/

No comments:

Post a Comment