Pesona gunung kembar di Bumi Parahyangan Gede - Pangrango terletak pada posisi astronomis 106o-107o BT dan 6,4o-6,5o LS, yang secara administratif terletak di pangkuan Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Bogor. Gunung Gede berbentuk gunung api strato yang usianya lebih muda dibanding Gunung Pangrango yang sudah tidak aktif lagi. Pada tahun 1811 Sir Thomas Raffles telah membuka jalur pendakian pada sisi tengah kedua gunung ini. Rekor ini disusul oleh C.G.C. Reinwardt yang mendaki Gunung Gede pada tahun 1819. Kemudian menyusul eksplorasi-eksplorasi yang dilakukan oleh saintis naturalis seperti F.W. Junghunn (1839-1861), J.E. Teysmain (1839 ), S.H. Koorders (1890 ), M. Treub (1891), W.M. Van Leeueen (1911) dan C.G.J. Van Steenis (1920-1952). Hal ini membuktikan bahwa kedua gunung ini telah dijadikan objek penelitian dan konservasi tumbuhan selama lebih 2 abad.
Pada tahun 1889 Pemerintah Hindia Belanda menetapkan kawasan di sekitar puncak kedua gunung ini (seluas 152 km2) sebagai kawasan suaka alam. Ketentuan tersebut berlaku hingga 6 Maret 1980 saat kedua gunung ini ditetapkan sebagai taman nasional pertama di Indonesia oleh Menteri Pertanian pada waktu itu. Taman nasional ini memiliki luas 15.196 ha,. Tujuan penetapan sebagai taman nasional adalah untuk menjaga kelestarian dan kekayaan alamnya. Hingga kini kedua gunung ini dijaga ketat oleh pihak Perhutani.
Curah hujan rata-rata Gunung Gede-Pangrango adalah 3.000 - 4.200 mm/tahun. Musim hujan terjadi sepanjang bulan Oktober - Mei dengan curah hujan rata-rata 200-400 mm/bulan. Oleh karena itu saat terbaik melakukan pendakian adalah pada musim kemarau yaitu pada bulan Juni - September. Pada saat-saat seperti ini angin berhembus lemah dan curah hujan turun dibawah 100 mm/bulan. Hingga kini Gunung Gede - Pangrango tercatat sudah didaki kira-kira 50.000 pendaki pertahun, dengan titik kulminasi keramaian terjadi pada bulan Agustus. Tepatnya pada hari kemerdekaan Indonesia dimana sering diadakan upacara di puncak Gede.
AKSES KE SANA
Jalur-jalur yang dapat ditempub untuk menuju gunung Gede - Pangrango adalah :
1. Jalur Cibodas.
Merupakan jalur resmi yang sering dilalui pendaki maka paling aman. Dalam perjalanan menuju puncak Gede - Pangrango pendaki akan dihadapkan pada pengawasan yang ketat oleh pihak Perhutani yang berada di base camp Cibodas.
2. Jalur Gunung Putri
Belakangan ini jalur tersebut menjadi trend karena lebih singkat untuk sampai di Gunung Gede (2.958 mdpl). Selain itu pendaki akan menikmati dahulu keindahan alun-alun Suryakencana sebelum menggapai puncak Gede.
3. Jalur Salabintana (Sukabumi)
Dibanding jalur Cibodas, sesungguhnya jalur ini lebih berat karena lintasannya lebih terjal dan sering hilang, akibat tertutup semak belukar yang tumbuh subur pada waktu musim penghujan.
4. Jalur Situgunung (Sukabumi)
Pada jalur ini terdapat taman rekreasi Situgunung seluas 120 ha. Jalur ini cukup sulit dan berbahaya, karena 2 km selepas pos pendakian pendaki akan menemui Air Terjun Sawer. Air terjun ini berada di ketinggian 1.200 mdpl dan membentuk sungai yang beraliran cukup besar.
Masih banyak lagi jalur -jalur alternatif lain untuk sampai ke puncak Gede seperti Bedogol , Bobojong yang berada di kabupaten Sukabumi dan Pacet yang masuk dalam pemangkuan kabupaten Cianjur. Jalur-jalur alternatif ini menuntut persiapan pendakian serta keterampilan yang cukup karena sulitnya medan.
JALUR I : JAKARTA - CIPANAS (PERTIGAAN CIBODAS) - COBODAS
Perjalanan menuju Cibodas dapat ditempuh dari Bandung via Cianjur yang berjarak 89 km, selama 2 jam. Jika dari Jakarta, pendaki dapat menempuhnya melalui terminal Kampung Rambutan, dengan menggunakan bus Jurusan Bandung via Puncak dan turun di pertigaan Cibodas. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Cibodas dengan menggunakan angkutan pedesaan jurusan Cibodas.
PENDAKIAN
CIBODAS - TELAGA BIRU
Cibodas merupakan base camp pendakian yang berada di ketinggian 1.450 mdpl. Daerah ini masuk wilayah kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Suhu di daerah ini berkisar antara 8o-25o C. Cibodas juga merupakan daerah tujuan wisata yang mempunyai kebun raya dengan luas 1.000 ha. Dari sini sampai ke puncak berjarak 9,7 km, sedangkan sampai ke Puncak Pangrango berjarak 11 km. Sebelum melakukan perjalanan, para pendaki harus mematuhi tata tertib yang cukup ketat bahkan kini pendaki harus melakukan reservasi atau pemanasan 3 hari sebelum melakukan pendakian. Lima belas menit atau kira-kira 1,5 km selepas Cibodas jalanan landai memotong Ciwulan. Pendaki dapat singgah disebuah danau yang hijau kebiruan akibat perpaduan pantulan langit dan ganggang hijau. Danau yang bernama Telaga Biru ini di kelilingi oleh semak - semak.
TELAGA BIRU - PERTIGAAN CIBEUREUM
Telaga Biru berada diketinggian 1.575 mdpl. Daerah disekitar danau ini merupakan perpindahan vegetasi submontana ke montana. Selepas itu lintasan mulai mendaki sampai Panyangcangan Kuda. Selama 45 menit dengan jarak tempuh 1,3 km pendaki akan tiba di pertigaan Cibeureum yang berada diketinggian 1.625 mdpl. Disini pendaki akan mampir ke Air Terjun Cibeureum yang indah.
CIBEUREUM - SUNGAI AIR PANAS
Disekitar Air Terjun Cibeurem ini juga terdapat Air Terjun seperti Dendeng, Ciwalen, Cikundul yang rata-rata berketinggian 40-50 m. Air terjun tersebut berasal dari hulu sungai yang sama. Disekitar ini pendaki juga dapat menemui flora Epipit, Anggrek Lumut Merah (spagnum gedeanum) yang merupakan endemik yang hidup di tebing-tebing air terjun. Selain itu juga terdapat banyak kelelawar yang berterbangan di goa Lalay. Dipertigaan Cibeureum pendakian dilanjutkan menuju sungai air panas yang akan memakan waktu 1 jam dengan panjang lintasan 2,5 km.
SUNGAI AIR PANAS - KANDANG BATU
Sumber air panas yang membentuk aliran sungai beraliran air panas ini berada di ketinggian 1.250 mdpl. Temperatur pada air panas tersebut berkisar 70o-75o C. Namun temperatur tersebut akan turun jika hari hujan. Selain dapat menghangatkan badan, sumber air panas ini mengandung belerang yang cukup tinggi. Disini pendaki juga dapat menjumpai air terjun dengan kepulan uap air yang keluar dari bongkahan-bongkahan lava. Air terjun tersebut bersuhu rata-rata 45o-50o C.
Setelah melanjutkan perjalanan selama 15 menit, pendaki akan tiba di Lebak Saat yang berarti lembah tanpa air. Di daerah ini mengalir air yang cukup jernih di lembah yang terbuka sehingga cukup kondusif untuk bermalam. Selama 30 menit perjalanan dari sini pendaki akan tiba di Kandang Batu.
KANDANG BATU - KANDANG BADAK
Kandang Batu ini berada di ketinggian 2.220 mdpl. Dinamakan Kandang Batu karena disekitar area ini banyak terdapat material batu yang merupakan letusan dari Gunung Gede. Namun kini banyak batu yang terkikis oleh arus air yang banyak terdapat disekitarnya. Selepas Kandang Batu lintasan mulai menanjak dibanding sebelumnya. Untuk sampai di Kandang Badak diperlukan waktu 1 jam pendakian dengan panjang lintasan 2,2 km.
KANDANG BADAK-PUNCAK PANGRANGO
Dinamakan Kandang Badak karena disekitar daerah pos ini becek akibat hujan sehingga menyerupai sebuah kandang. Pos ini terletak di ketinggian 2.393 mdpl. Beberapa meter setelah Kandang Badak terdapat sebuah persimpangan, yang ke kiri menuju Puncak Gede, sedangkan yang ke kanan menuju Puncak Pangrango. Sebelum melakukan pendakian pada kedua puncak tsb, pendaki harus menyiapkan persediaan air yang terdapat di dekat pos. Dalam perjalanan mereka menuju puncak Pangrango para pendaki akan melewati vegetasi subalpin dengan rerimbunan yang cukup lebat, dengan lintasan yang terjal. Dari Kandang Badak menuju Puncak Pangrango diperlukan waktu 3-4 jam dengan panjang lintasan 3,2 km.
Puncak Pangrango merupakan dataran tertinggi di Taman Nasional Gede-Pangrango. Dataran tersebut sangat rimbun dan sunyi karena jarang didaki dibandingkan puncak Gede. Dari area ini pendaki dapat menyaksikan alun-alun Mandalawangi yang terbentang seluas 5 hektar. Dari tempat ini alun-alun terlihat sangatlah kecil. Pada malam hari dengan cuaca yang cerah, pendaki dapat melihat kerlap-kerlip kota Jakarta dari puncak yang sunyi nan indah ini.
KANDANG BADAK-PUNCAK GEDE
Dari Kandang Badak menuju Puncak Gede diperlukan waktu 1,5-2 jam pendakian, dengan jarak tempuh 2,1 km. Selepas Kandang Badak lintasan menanjak. Jalur ini dinamai Tanjakan Setan oleh Pendaki. Setelah waktu 45 menit setelah tanjakan tersebut pendaki akan melewati medan berpasir dan berbatu sebelum sampai di Kawah Ratu yang berada di ketinggian 2.740 mdpl. Kawah ini mempunyai luas 100x50 m2. Di sebelah utara Kawah Ratu atau sekitar 30 menit perjalanan ke bawah terdapat Kawah Wadon yang berada di ketinggian 2.600 mdpl. Kawah ini mempunyai luas 140x80 m2 dengan kedalaman 125 m. Selain itu pendaki dapat menyaksikan kawah yang lainnya seperti Kawah Baru, Kawah Lanang yang mempunyai kedalaman 300 m dan luas 100x50 m2, serta Kawah Sela yang berada di ketinggian 2.709 mdpl. Kawah yang tertinggi adalah Kawah Gunung Gede yang berada di ketinggian 2.958 mdpl, dengan luas 1.000 m2. Disekitar Kawah Gede ini terdapat beberapa kawah seperti Kawah Gemuruh, yang mempunyai luas 1.600 m2 dan berada di ketinggian 2.927 mdpl, dengan kedalaman 200 m. Pada kawasan perkawahan ini banyak terdapat bebatuan dan gas yang kaya akan emisi belerang.
JALUR II : JAKARTA-PASAR CIPANAS-POS GUNUNG PUTRI
Pasar Cipanas tidaklah begitu jauh dari pertigaan Cibodas. Untuk menuju pasar tersebut dapat ditempuh melalui Jakarta maupun Bandung. Setiba di Pasar Cipanas, perjalanan dilanjutkan dengan naik Angkutan Pedesaan jurusan Cipanas Gunung putri dengan waktu tempuh 30 menit.
PENDAKIAN
POS GUNUNG PUTRI-LEGOK LEUNCA
Setiap pendaki diwajibkan melapor rencana pendakiannya di kantor TNGP bagian Informasi Center Gunung Putri. Sama seperti di pos Cibodas, kini pendaki juga harus mengadakan reservasi atau pemanasan izin pendakian 3 hari sebelum mendaki. Base Camp Gunung Putri terletak di ketinggian 1.850 mdpl. Panjang lintasan menuju Puncak Gede adlah 7.4 km. Ini lebih singkat dibanding jalur Cibodas yang membentang sepanjang 9.7 km. Setelah perijinan dilakukan pendaki dapat menuju ke pos pemeriksaan (Pos Volunteer). Kondisi lintasan menuju kesana landai, dengan diapit persawahan yang memiliki banyak sumber air. Dari pos pemeriksaan perjalanan dilanjutkan. Pendaki akan melewati vegetasi hutan yang sangat terjaga dengan baik sehingga sangat jarang ditemui bekas-bekas eksploitasi tangan manusia. Menuju Legok Leunca lintasan cenderung datar dan bersemak-semak. Perjalanan ini memakan waktu 60 menit.
LEGOK LEUNCA-BUNTUT LUTUNG
Untuk sampai di Buntut Lutung memerlukan waktu selama 2 jam dengan lintasan menanjak.
BUNTUT LUTUNG-LAWANG SAKETENG
Buntut Lutung merupakan pos yang berada di ketinggian 2.220 mdpl. Daerah disekitarnya merupakan lapangan yang terbuka. Kondisi pos ini cukup memprihatinkan bahkan keadaanya yang nyaris hancur. Pendakian Menuju Lawang Saketeng cukup terjal dengan memakan waktu selama 60 menit.
LAWANG SAKETENG-SIMPANG MALEBER
Lawang Saketeng berada di ketinggian 2.500 mdpl. Selepas pos ini pendaki akan memasuki vegetasi subalpin dengan keragaman hutan yang nyaris sama dan pepohonan yang berukuran kerdil. Adapun jenis pepohonan yang dominan adalah Vaccinum Variangaefolium yang ditumbuhi lumut janggut pada batangnya. Bunga Badi (Anaphalis javanica) dan semak (isache pangrangensis). Untuk sampai simpang Maleber dibutuhkan waktu 30-45 menit.
SIMPANG MALEBER-ALUN-ALUN SURYA KENCANA
Simpang maleber berada di ketinggian 2625 mdpl. Selepas pos ini pendaki akan melewati lintasan yang landai, dengan daerah yang cukup terbuka, suatu pertanda bahwa pendaki akan sampai di alun-alun Surya Kencana bagian timur. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju Alun-Alun bagian barat. Dari simpang Maleber menuju Alun-alun ini membutuhkan waktu 30 menit.
ALUN-ALUN SURYAKENCANA-PUNCAK GEDE
Panjang lintasan yang membentang dari pos Gunung Putri hingga alun-alun ini adalah 6.9 km. Alun-alun ini berada di ketinggian 2.750 mdpl. Daerah ini berupa lembah yang diapit oleh Gunung Gede (2.958 mdpl) dan Gunung Gemuruh (2.927mdpl). Adapun luas Alun-alun ini adalah 50 ha. Disana terdapat sebuah sungai kecil yang membelah bagian alun-alun barat. Vegetasi yang mendominasi adalah Adelweiss (anaphalis javanica), tumbuhan paku (selligua feei) dan juga rerumputan yang masuk kedalam subalpin Grassland. Untuk sampai ke Puncak Gede diperlukan waktu tempuh selama 30 menit, dengan panjang lintasan 1.1 km. Jalannya terjal, melewati pegunungan tipis yang membentuk kelurusan dari arah utara hingga barat laut. Sesampai di puncak tertinggi pendaki dapat menyaksikan beberapa kawah yang terbentang (lihat jalur Cibodas ). Dalam menuju Puncak Pangrango pendaki dapat turun ke Kandang Badak dan kembali mendaki Gunung Pangrango. Untuk sampai ke Puncak Pangrango dari Puncak Gede ini diperlukan waktu 4-5 jam, dengan panjang lintasan 5.3 km.
JALUR III : JAKARTA-SUKABUMI-SELABINTANA
Perjalanan menuju Sukabumi dapat ditempuh dengan naik bus umum selama 2 jam, dari Jakarta. Selain itu dapat juga ditempuh dari Bandung yang berjarak 90 km. Setiba di Sukabumi perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan Angkutan Pedesaan menuju ke Perkampungan Selabintana yang merupakan pos pendakian awal.
PENDAKIAN
SELABINTANA-POS I
Selabintana, daerah yang terletak disebelah selatan Gunung Gede ini terdapat Camping Ground sebagai base camp pendakian yang dapat menampung hingga 150-an penginap. Kira-kira 15 km ke arah utara juga terdapat pos pendakian Situ Gunung. Untuk menuju Puncak Gede maupun Situ Gunung, jalur Selabintana adalah jalur yang lebih berat dibandingkan jalur yang lainnya. Selabintana berada diketinggian 700 mdpl dan waktu yang diperlukan untuk pendakian adalah 6-7 jam,dengan panjang lintasan 7,9 km. Selepas selabintana lintasan masih landai dan pada kilometer ke 2,4 atau setelah berjalan selama 45 menit pendaki akan menemui Air Terjun Selabintana yang berada diketinggian 900 mdpl.Air Terjun ini adalah Air Terjun tertinggi se TNGP. Pada jalur ini pendaki juga akan melewati perkebunan teh Goal Para. Sampai memasuki Pos I lintasan masih cenderung landai.
POS I - POS II
Di pos ini terdapat sebuah mata air yang sangat jernih dan lahan perkemahan yang luas. Selepas Pos I lintasan tetap landai dan jelas hingga Pos II.
POS II - POS III
Medan perjalanan menuju pos III merupakan medan terberat dengan lintasan berbatu, mulai menanjak, jurang yang menganga disepanjang sisi lintasan. Jika musim hujan disepanjang lintasan sering terjadi longsor dan sering dihantam badai. Untuk itu disepanjang lintasan ini disediakan tali pegangan sebagai pengaman oleh petugas pendakian Selabintana. Selain itu lintasan ini kadang tidak terlihat karena tertutup semak tinggi yang tumbuh di musim penghujan. Menjelang Pos III pendaki akan menemui air terjun kecil dengan mata air yang jernih dan dingin.
POS III - POS IV
Selepas Pos III lintasan tetap curam. Pada daerah ini pendaki akan melewati medan berbatu sepanjang punggung selatan hingga mencapai ketinggian 2.900 mdpl. Selanjutnya pendaki akan melewati lintasan menurun sepanjang 800 m hingga pos IV.
POS IV - PUNCAK GEDE
POS IV berada dilereng Gunung Gemuruh dan tidak jauh dari Alun-Alun Salabintana. Vegetasi di daerah ini sama dengan vegetasi di alun-alun Suryakencana. Dalam perjalanan menuju puncak pendaki akan melewati punggungan terakhir yang cukup terjal sampai di puncak Gede yang berada diketinggian 2.958 mdpl.
Catatan :
Hal ini lah yang membuat Almarhum Soe Hok Gie (Mapala UI) sangat menyukai puncak ini sampai mengilhaminya membuat Syair Mandalawangi-Pangrango. Syair tersebut cukup tenar dikalangan pendaki dekade 70-80 an.
Sumber:
Sumber:
- http://makeadventure.blogspot.com/2009/06/gunung-gede-2958-mdpl-pangrango-3019.html
- http://wargacianjur.wordpress.com/2007/01/05/gunung-gede/
gunung gede dan pangrango memang tiada duanya, selain karena keindahannya gunung ini merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi hanya disayangkan adalah aturan terbaru dari pihak TNGP yang berlebihan dan menyulitkan para pendaki
ReplyDeletethanks infonya
ReplyDelete