Friday, September 28, 2012

Saran atau Bertindak Langsung

Pada suatu kesempatan, kunci saya ketinggalan di dalam mobil. Karena ini bukan kejadian kali pertama, jadi gak ada alasan untuk panik. Biasa saja. Kemudian saya coba tanya ke tukang parkir. Ia hanya memberikan saran untuk mencari besi pipih atau kawat saja. Saya bilang, meskipun saya punya penggaris besi atau kawat, tetep saja saya gak bisa menggunakannya. Lagi pula, ngapain saya kemana-mana harus bawa penggaris atau kawat. Rada-rada juga nih orang.

Gak menyerah. Saya tanya ke Satpam RS Omni Pulomas, tukang parkir ISS Parking, tukang parkir motor dan juga petugas valet. Semua hanya memberi saran dan saran. Menjengkelkan... Saya bilang, saya gak butuh saran, teori, konsep ataupun cerita. Saya butuh bantuan untuk membuka pintu agar saya bisa mengambil kunci yang tertinggal. Seorang petugas valet sempat bilang kalau dia punya penggaris besi tapi ada yang pinjam dan gak dikembalikan dan kejadian itu 2 bulan yang lalu. Padahal saya juga gak butuh cerita masa lalu, yang saya butuhkan saat ini adalah bantuan untuk membuka pintu.

Setelah capek berdebat dengan orang-orang yang hanya bisa memberi saran dan teori belaka, saya tetep tidak boleh menyerah, harus mencari solusi. Terlalu repot untuk pulang ke Parung untuk ambil kunci cadangan dan kemudian balik lagi. Sempat juga ketemu tukang somay, dia cerita jika si anu bisa melakukannya. Tapi sekarang tidak ada, mungkin sudah pulang. Saya juga gak butuh cerita semacam ini.

Pernah ada juga yang menyarankan agar orang rumah mengantarkan kunci cadangan. Ada-ada aja saran ini. Bagaimana mungkin anak atau istri saya dateng jauh-jauh hanya untuk antar kunci, padahal ada solusi lain yang belum dicoba, yaitu menemukan ahlinya.

Saya coba tanya lagi, kali ini ke tukang ojek. Mendengar saya punya masalah seperti ini, dia gak banyak saran langsung ambil motor dan saya disuruh tunggu saja. Rupanya ia mau memanggil ahlinya. Setelah 15 menit berlalu, akhirnya datang juga si tukang ojek beserta 2 orang yang katanya mau bantu saya.

Sebelum saya menyelesaikan urusan ketinggalan kunci ini, saya sudah minta ke Ortu untuk pulang duluan saja pakai taksi. Karena gak ada batasan waktu yang jelas bila berurusan dengan kunci ketinggalan. Bisa sampai jam 8 malem atau jam 9 malem.

Kedua orang tukang kunci saya bawa ke mobil untuk dia kerjakan. Cukup lama juga ia mencoba mengotak-atik. Sempat juga temennya pulang mengambil sutu alat yang ketinggalan. Setelah temennya dateng kembali, proses jadi cepet selesai. Saya sih gak sempat memperhatikan, karena saya gak ingin mengganggu kerja mereka.

Karena sebelum mereka kerja sudah mengutarakan besarnya biaya, setelah selesai saya langsung kasih Rp 150rb. Saya tanya, bagaimana dengan tukang ojek yang memanggil? Dia bilang urusannya. Urusan selesai jam 19.45. Karena ortu sudah pulang ke Marunda, akhirnya saya balik ke Parung saja.

Ternyata lebih banyak yang memberi saran, teori, ceramah, kisah ketimbang bertindak langsung. Sayang yaaa.... Kayaknya kebanyakan nonton talk show di TV.

No comments:

Post a Comment