Saturday, August 25, 2012

Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu sebenarnya gak jauh-jauh amat dari rumahku yang lama, yaitu saat tinggal di Tanjung Priok. Namun selama separuh hidupku tinggal di Tanjung Priok, gak ada kepingin sedikitpun untuk berkunjung ke salah satu pulaunya. Begitu juga keinginan pergi ke Ancol. Ketika semua orang pengen ke sana, aku gak pernah ada keinginan tuk pergi ke Ancol. Yang aku suka malah pergi ke gunung, menikmati hijaunya tumbuhan.

Ketika sudah pindah ke Bogor, barulah ada keinginan untuk dateng ke Pulau Seribu. Dan ketika ada temen sekantor yang ngajakin ke sana, gak pikir panjang, langsung aku sanggupi. Meski tugasku hanyalah dokumentsi belaka, gak masalah.

Karena harus kumpul di dermaga Muara Angke jam 6 pagi, aku musti siap meluncur jam 3 pagi. Meski baru bisa tidur jam 11 malem, setelah melakukan packing, ternyata bangun jam 3 pagi tidaklah sulit. Biasanya susah banget bangun tidur jika jumlah jam tidur belum genap 6 jam. Setelah mandi dan memanaskan mobil, berangkatlah menuju TK (titik kumpul) jam 03.30.

Karena jalan antara Parung dan Serpong cukup sepi, jam 04.05 sudah sampai di komplek BATAN Indah (BI), Serpong. Kalau pas jam kerja, butuh 1 jam-an untuk sampai di BI. Sambil nunggu temen, sempat juga tidur di mobil hingga jam 04.38. Karena perjalanan sampai TK bisa melewati jam 6, kayaknya musti sholat subuh di masjid seberang WTC Serpong.

Ketika masuk wilayah kota Tangerang, sempat salah jalan dan harus balik arah. Sebenarnya panik sih, tapi belagak cool aja. Soalnya gak faham jalan-jalan di Kota Tangerang. Sempat tanya 3 orang untuk memastikan jalan ke Kalideres gak salah. Untung udah spare waktu cukup banyak dan jalan masih sangat sepi. Setelah berkendaraan 70 km dari rumah, akhirnya sampai juga di Muara Angke jam 6.05. Mobil di parkir agak jauh dari dermaga untuk menghindari kemacetan. Setelah bayar parkir inep 50rb, langsung jalan kaki sejauh 500 meter untuk menuju dermaga. Bawaan cukup berat, karena aku belum tahu persis kayak apa Pulau Pramuka itu. Segala perlengkapan untuk survive selama 2 hari harus aku siapin. Bawa 3 kamera DSLR (Canon EOS 350D + 70-300mm, EOS 450D + 28 mm f1.4 dan EOS 550D + 18-200 mm f3.5), MacBook Air, GPS Garmin GPSmap 76CSx, batu batere AAA (tuk senter), batera AA (tuk GPS), tripod, binoculer, kompas, matras, aqua 1500 ml 2 botol, stop kontak isi 4, ponco, pakaian tuk 2 hari, sweeter, sajadah, sarung, kaos kaki, dll. Total tas yang dibawa ada 4, belakang (tas carrier Boogie Leuser 3381) – depan (ransel Boogie Taipa 1128) – samping kiri (tas kamera Lowepro Nova 140 AW) – samping kanan (tas kamera Lowepro Advanture 170). Pokoknya ribet banget deh...

Sesampai di dermaga sempat kesulitan mencari lokasi TK. Di lokasi yang disebutkan dalam email koq gak ada siapa-siapa. Mencoba kontak Mbak Dini gak masuk-masuk. Coba masuk ke dalam dermaga barangkali ada clue. Di dermaga sempat tanya orang di sana, dimana letak Kapal Ratu. Mereka bilang gak di dermaga ini, ada di dermaga yang lain. Jauh pokoknya. Karena gak percaya, akhirnya keluar lagi menuju TK yang ada di dalam email, yaitu minimarket/SPBU/ATM Center. Ketika tanya Mbak Dini, nama kapalnya Raja. Jadi tadi salah tanya dong wkwkwk...

Karena memang gak pernah ketemu sebelumnya dengan anggota rombongan lain, sempat gak mengenali temen seperjalanan, bahkan sampai di Pulau Pramuka. Yang kenal cuma Dani, Imam (Bobby), dan Rudi.

Kemudian baru aku sadari kenapa melakukan panggilan lewat Simpatiku gak bisa. Kayaknya BTS-nya over capacity. Kebanyakan orang di dermaga yang melakukan panggilan dalam waktu bersamaan. BTS sih gak sampai HANG, namun terlayani saja. Gak ada error message. Seolah-olah lawan tidak mengangkat. Logika ini aku rasakan saat pengguna Wi-Fi di kantor over capacity. Misal saat rapat kerja.

Jam 07:08 kapal motor Raja berangkat dengan tujuan akhir P. Pramuka meninggalkan dermaga Muara Angke yang dijejali oleh kapal-kapal nelayan kelas pukat. Perlahan-lahan air laut yang menghitam aku tinggalkan. Hanya beberapa ratus meter bergerak menuju lepas pantai, kapal sudah terhambat dengan sampah di baling-baling nya. Setelah ABK membersihkannya dengan cara menyelam, kapal segera bergerak kembali menjauhi pantai yang sekarang mulai ditumbuhi bangunan-bangunan tinggi. Kapal bergerak dengan kecepatan rata-rata 10 knot atau sekitar 18 km per jam.

Setangah jam berjalan, setelah melewati jejeran bagan tancap, di sebelah kanan kapal akan terlihat Pulau Bidadari dan di sebalah kiri kapal adalah Pulau Cipir (P. Kayangan). Gak jauh dari P. Bidadari ada lagi pulau kecil, yaitu P. Kelor. Di P. Kelor seperti ada bangunan kecil yang sudah runtuh. Sementara gak jauh dari P. Cipir, sebelah kiri kapal ada P. Onrust. Setelah melewati pulau-pulau ini, yang tampak hanyalah laut tak bertepi. Sesekali ketemu perahu nelayan atau tongkang.

Sekitar jam 09:04, kapal berhenti untuk menurunkan penumpang di lepas pantai P. Pari. Ada sekitar 27 penumpang KM Raja yang dioper ke kapal motor yang lebih kecil untuk kemudian dibawa ke dermaga P. Pari. Dari jauh P. Pari cukup bagus juga, dikelilingi pasir putih. Dengan melihat ada 3 BTS GSM, tampaknya pulau ini cukup ramai juga oleh penduduk.

Jam 10:15, kapal merapat ke dermaga yang menjadi tujuan akhir, yaitu P. Pramuka. Setelah melayari Laut Jawa sejauh 50 km, akhirnya sampai juga di base camp. Terpampang jelas tulisan di atas atap dermaga "PRAMUKA CYBER ISLAND". Karena sejak awal penumpang lain dengan rombongan bercampur, sulit rasanya mengenali anggota rombongan, paling-paling kenal kalo pas pakai name tag. Sesampai di P. Pramuka, segera saja dilakukan pembagian penginapan. 4 kelompok diarahkan ke Wisma Shafir, 3 kelompok lagi diarahkan ke Wisma Mutiara.

Sesampai di P. Pramuka, kesan pulau terpencil hilang sudah. Mustinya sih gak perlu bawa air minum sendiri. Pulau ini cukup ramai dan padat, karena pulau ini menjadi ibukota Kabupaten Kepulauan Seribu, lengkap dengan kantor-kantor pemerintahan, RSUD, kantor Sudin, sekolah hingga SMA dan masjid yang besar. Listrikpun sudah 24 jam beroperasi, meskipun menggunakan Genset. Entah dengan sumber air bersih, aku gak sempat menggali informasi. Sayangnya nuansa Cyber Island tidak terasa. Agar terasa, sebaiknya Pemda menyediakan sarana Wireless Access Point gratis. Padahal gak mahal untuk menyediakan sarana ini, untuk ukuran DKI Jakarta loh...

Setelah menyimpan tas dan barang-barang di penginapan, jam 12:25 rombongan berangkat menuju P. Semak Daun menggunakan KM. Inayah. Setelah berlayar sejauh 6 km selama 25 menitan, kapal merapat ke dermaga P. Semak Daun. Bagi yang mau makan siang dan atau belajar snorkling, di sinilah tempatnya. Sebenarnya yang mau sholat, sudah disediakan musholla, namun saya taunya setelah selesai dzuhur dengan beralaskan bekas kardus aqua gelas. Soalnya, saya lupa bawa matras dan sajadah. Soal wudhu sih gak masalah, toh banyak air meski sedikit asin.

Setelah hampir 2 jam menghabiskan waktu di P. Semak daun, jam 14:30 kapal bergerak kembali menuju lokasi snorkling. Setelah berlayar sejauh 5 km atau 20 menit perjalanan, akhirnya kapal berhenti di lepas pantai P. Kotok Besar. Karena terumbu karangnya kurang mantap, kapal bergerak lagi beberapa puluh meter. Karena baru bangkai yang menyengat, kapal bergerak lagi ke lokasi lain yang gak terlalu jauh dari lokasi pertama. Kapal berhenti di koordinat S 05o42.085' dan E 106o31.870'.

Snorkling enaknya pakai gak usah pakai pelampung, supaya bisa menyelam dan bebas bergerak. Namun karena agak dalem, maka perlu cari lokasi yang bisa dipijak bila kelelahan mengambang. Untung ada terumbu yang bisa dipijak, sehingga gak repot harus menggantung di kapal. Snorkling di lokasi antara P. Kotok Besar dan P. Kotok Kecil ini lebih dari 1 jam. P. Kotok Besar ini sebenarnya adalah pulau habitat biawak, tidak ada penduduknya. Tapi kalo ada yang mau hidup bareng biawak, boleh aja ....

Orang yang snorkling biasanya perlu kaca mata (masker), pipa nafas (snorkel) dan sepatu katak (Fin). Yang penting juga adalah waterproof camera, agar keindahan bawah air bisa dinikmati oleh orang lain.

Setelah puas ber-snorkling ria, jam 15:51 kapal bergerak menuju P. Bira Besar. Sampai di P. Bira Besar jamku menunjukkan pukul 16:38 setelah kapal berlayar sejauh 12 km. Saat di P. Bira Besar ini saya lihat ada plang yang mengatakan bahwa pulau ini milik Patra Jasa sejak tahun 2008 untuk keperluan cottage dan golf resort. Kalau gak salah, Patra Jasa adalah salah satu anak perusahaan Pertamina. Ada lebih dari 5 penginapan yang masih berdiri di pulau ini. Namun aula dan kolam renangnya sudah tidak terurus. Listrik dipasok dari Genset mini. Aku sempat ditegor oleh pengelola, agar minta ijin dulu sebelum merapat ke pulau milik pribadi ini. Untungnya aku hanyalah seorang pengunjung belaka, bukan yang punya kapal. Aku bilang, nanti akan saya sampaikan ke ABK.

Ketika melihat prasasti di P. Bira Besar yang ditandatangani oleh Pak Umar Wirahadikusumah, pikiranku langsung membayang ke wajah beliau saat bertemu di Istana Merdeka pada acara pengibaran bendera 17 Agustus beberapa puluh tahun silam. Saat itu aku sedang berjalan selepas acara usai, tiba-tiba akan lewat mobil RI 2. Secara otomatis, aku segera mengambil sikap sempurna di tepi jalan yang akan dilewati beliau. Entah kenapa, beliau membuka kaca jendelanya dan memberi hormat kepada ku. Aku balas memberi hormat dengan sedikit membungkukkan badan, seperti gaya orang Jepang. Padahal aku bukanlah siapa-siapa. Nice moment ....

Menjelang sunset, sekitar jam 17:23 kapal bergerak kembali ke P. Pramuka. Berdasarkan informasi dari GPS, jarak yang harus ditempuh secara garis lurus adalah 17 km dan ETA = 1 hour. Karena hari semakin gelap, ombak pun semakin tinggi. Untuk mengatasi rasa mual dan mabok laut, terpaksa aku duduk di buritan bersama dengan rekan-rekan dari Joglo (Tessa, Elisa, Nova) dan rekan dari Jogya (Safria, Herzia, Latifah) dan juga Bobby (Imam). Kapal terhempas naik dan turun seperti saat arung jeram. Saya yakin, kalo saya duduk di dalem, dijamin muntah-muntah. Biarin dech duduk diburitan meski harus menerima deburan ombak laut dan angin malam.

tulisan blom selesai sob .... jangan lupa berkunjung lagi
to be continued ...

Waypoints
Muara Angke : S 06o06.389', E 106o46.538'
P. Pari : S 05o51.812', E 106o37.372'
P. Untung Jawa : S 05o58.752', E 106o42.103'
P. Pramuka : S 05o44.650', E 106o36.764'
P. Semak Daun : S 05o43.805', E 106o34.341'
Snorkling di Kotok Besar : S 05o42.085' dan E 106o31.870'
P. Bira Besar : S 05o36.641' dan E 106o34.400'

No comments:

Post a Comment