Friday, July 29, 2011

Pemilihan Ketua STTN 2011-2015

Pada tanggal 5 Juli 2011 dilakukan sosialisasi pemilihan Ketua STTN untuk periode 2011-2015 di PKTN Serpong. Meskipun yang diundang 36 orang, namun yang hadir hanya 9 orang. Saat pendaftara ditutup pada tanggal 8 Juli 2011 Jam 15.00, hanya ada 2 calon yang sudah mendaftar. Berdasarkan kenyataan ini maka batas pendaftaran diperpanjang hingga 25 Juli 2011. Dengan perpanjangan kali ini jumlah pendaftar kemudian bertambah menjadi 7 orang, semuanya berasal dari satker di Serpong.

Pada tanggal 28-29 Juli 2011 dilakukan acara presentasi bakal calon dihadapan 13 orang anggota senat STTN, namun sayang saya tidak hafal nama-namanya. Yang pasti Ketua, para wakil ketua, ketua jurusan, 2 dosen per jurusan.

Sebelum acara presentasi yang bersifat tertutup, kami diberi sedikit penjelasan umum mengenai tata cara presentasi. Misal presentasi cukup 15-20 menit saja, sisa waktu dari total waktu 1 jam akan digunakan untuk tanya jawab, bukan diskusi loh. Kebetulan saya tidak ahli presentasi, jadi dengan jatah 10 menit saja, saya sudah bisa menyelesaikannya. Ini akan menguntungkan para anggota senat yang haus bertanya.

Pada dasarnya semua balon tidak ada yang bernafsu untuk mengisi Ketua STTN. Sehingga kesan kebersamaannya menjadi lebih terlihat. Apalagi memang ada perbedaan jenjang pendidikan di antara kita, ada yang S2 dan ada yang S3. Ada yang produk LN dan ada yang produk asli DN, seperti saya ini. Yang pasti syarat untuk ikut pemilihan ini cukup minimal S2, usia tidak lebih dari 52 tahun per 1 Oktober 2011, dan memiliki golongan minimal IVb. Ada satu syarat yang agak berat bagi saya, yaitu berakhlak mulia :-).

Dalam acara presentasi saya, semua anggota senat tampaknya kebagian waktu untuk bertanya. Saya pikir, inilah keuntungannya presentasi yang singkat. Yang agak sulit adalah pertanyaan yang bersifat spesifik. Sementara saya tidak tahu banyak tentang kondisi internal STTN, dan ironisnya seminggu terakhir saya tidak bisa mengkases situs http://www.sttn-batan.ac.id/. Tapi gak apalah. Saya menjawab sejauh pengalaman bathin yang sudah saya lewati.

Visi yang saya usung untuk STTN adalah "Menjadikan STTN sebagai lembaga pendidikan tenaga trampil di bidang teknologi nuklir terkemuka di Indonesia". Meskipun tidak lazim dalam birokrasi mencalonkan, namun saya niat Lillahi ta'ala demi kebaikan bangsa saja. Tidak peduli dengan pandangan yang negatif. Sedangkan misi yang saya utarakan adalah
  1. Meningkatkan daya serap BATAN terhadap lulusan STTN, 
  2. Meningkatkan daya serap industri terhadap lulusan STTN, 
  3. Melanjutkan Renstra STTN, 
  4. Mengamankan kebijakan STTN dan BATAN, 
  5. Melanjutkan komitmen STTN terhadap para stake holders, 
  6. Meningkatkan penggunaan teknologi terkini dalam proses belajar mengajar dan administrasi, dan 
  7. Menjadikan STTN milik seluruh bangsa Indonesia. (dari Sabang sampai Merauke)

Untuk merealisasikan misi-misi ini, menurut saya perlu dilakukan langkah-langkah antara lain :
  • Melakukan orientasi medan untuk 3 bulan pertama
  • Menentukan prioritas program dan melakukan adjustment program yang sedang berjalan agar sejalan kondisi atau kebutuhan terkini
  • Pengkayaan ilmu untuk menambah bekal memasuki dunia kerja
  • Memperkenalkan STTN ke berbagai industri terkait
  • Menjalin hubungan saling menguntungkan dengan industri
  • Membuat MoU dengan Pemda Indonesia Timur dalam rangka pemberian bea siswa
  • Mengupayakan pemberian bea siswa melalui PDIN (belakangan saya tahu kalau ternyata PPEN juga menyediakan bea siswa)
  • Memasok tenaga terampil ke BATAN sebanyak 15 orang per tahun
  • Meningkatkan daya serap pasar
  • Meningkatkan kesejahteraan dan kinerja pegawai
  • Memodernisasi peralatan laboratorium (supaya tidak ketinggalan dengan industri, tanpa harus meminta dana tambahan)
  • Mengimplementasikan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar guna pemercepat pemahaman dan peningkatan kualitas
  • Memberikan pembekalan rohani untuk menumbuhkan sivitas akademika yang berakhlak mulia (dan tahan banting menhadapi persaingan yang sangat ketat di dunia kerja)
  • Memperkenalkan STTN kepada masyarakat melalui keikutsertaan dalam lomba-lomba antar Perti, misal lomba robot.
Ada pertanyaan yang menurut saya cukup menyinggung perasaan, yaitu ketika salah seorang anggota senat menanyakan cara menyambut tamu asing dalam bahasa Inggris. Meskipun sepele, pertanyaan tersebut dapat dianggap menyepelekan (juga humiliate) pribadi saya sebagai produk asli Indonesia. Sementara balon yang lain produk LN. Lagi pula itu pertanyaan tersebut cocok bila yang ditanya memiliki kedudukan dan pangkat yang jauh lebih rendah. Ini masalah dignity.

Dalam acara presentasi, bakal calon yang presentasi pada Kamis, 28 Juli 2011 adalah Dr. Budi Setiawan, Ir. Budi Santoso M.Eng, saya sendiri dan Dr. Sutomo Budihardjo M.Eng. Sedangkan yang presentasi pada Jum'at 29 Juli 2011 adalah Dipl. Ing. Ari Satmoko DEA, Ir. Sucipto M.Si., dan Ir. Agus Cahyono M.Sc.

Mudah-mudahan yang terpilih nanti adalah ketua (pemimpin?) yang bisa mengemban amanat seluruh sivitas akademika STTN.

Tambahan, ada titipan pertanyaan dari salah satu senat yang bunyinya seperti di bawah ini :

  1. STTN memiliki 3 program studi (prodi). Nama Prodi Elektro Mekanik tidak dikenal di luar (di dunia kerja), sehingga kesulitan dalam mencari kerja. Apakah langkah konkrit yang akan Bapak kerjakan?
  2. Bila dalam perjalanan kuliah, ada mahasiswa yang kesulitan beaya, bagaimana bapak menyelesaikannya.
  3. Dalam 3 bulan bila ada pejabat yang suka setor muka (juru bisik), bagaimana tanggapan bapak?
Saya hanya menjawab yang Nomor 3, menurut beliau No. 1 dan No. 2 sudah terjawab melalui jawaban dari penanya lain.

4 comments:

  1. Maaf pak, saya adalah mahasiswa tingkat akhir STTN. Stlh saya membaca postingan bapak, saya cukup terusik dengan kalimat "Pada dasarnya semua balon tidak ada yang bernafsu untuk mengisi Ketua STTN".
    Itu mksudny bgmna y Pak, apakah menjadi ketua STTN itu suatu hal yang "tidak diharapkan". Apakah ada yang salah dengan posisi tersebut?
    Jika seperti itu bgmna dengan kami sebagai mahasiswa STTN jika tdk ada yang bernafsu untuk memimpin almamater kami.

    ReplyDelete
  2. Nafsu hanyalah bahasa verbal belaka, yang terpenting adalah realitasnya. Toh itu hanyalah persepsi salah satu balon, sementara yang lain diam saat dia mengutarakan. Entah setuju entah tidak. Tidak perlu dirisaukan apakah yang memimpin bernafsu atau tidak, asalkan ia memegang amanat seluruh civitas akademika untuk maju bersama. Sukses slalu tuk rekan-rekan STTN.

    ReplyDelete
  3. Iseng-iseng cari blog saya, eh.... nemuin Pak Rojul. Jadi ingat, ternyata kita pernah menjadi "balon" ya. Maaf, Pak Rojul, Foto saya unduh ke unduh ya.... Terima kasih.

    ReplyDelete
  4. Untuk ukuran yang lebih baik, silahkan download dari : http://www.flickr.com/photos/munir3/7524308144/
    Tks

    ReplyDelete