Friday, May 27, 2011

Negeri Yang Beradab?

Dari sudut pandangku, negeri beradap adalah negara yang berjalan beradasarkan adat istiadat, tata krama ketimbang setumpuk hukum-hukum positip. Jika semangat menjalankan hukum tidak ada, hukum apapaun yang akan diberlakukan, yang dicari adalah celah-celah dari hukum itu sendiri. Di negeri yang beradab, orang lebih suka tertib bernegara ketimbang patuh terhadap hukum.

Anehnya, negara yang sudah makmur cenderung seperti sebuah negara beradab. Sehingga kadang kala mencul pertanyaan kecil, apakah untuk menjadi negara beradab harus kaya dan makmur dulu? Sulit juga menjawabnya, barangkali seperti pertanyaan lebih dulu mana telur dan ayam.

Bagi saya, indikator negara beradab cukuplah sederhana, kesadaran. Saya yakin untuk sadar yang dibutuhkan adalah kemauan bukan biaya. Sadar akan aturan-aturan yang berlaku, adat istiadat dan hukum positip. Jika dilanggar, maka yang dirugikan bukan saja diri sendiri, namun lebih banyak ke orang lain.

Indikator lain adalah tertib. Tertib disegala aspek hubungan antar manusia, seperti mau antri, tidak saling menyerobot, tidak saling unjuk kekuatan dan kekuasaan, memberi jalan bagi orang lain bila di jalan raya khususnya yang lebih lemah, tidak menggunakan lahan yang bukan miliknya untuk sekedar mencari nafkah, tidak mengganggu properti orang meski hanyalah sebuah sandal atau sepatu, lebih banyak bekerja ketimbang protes, tidak grasa-grusu bila berkendaraan di jalan raya, mau mematuhi batas kecepatan berkendaraan demi keamanan dan ketentraman orang lain.


Angkutan Umum

Saat di angkutan umum, penumpang mengisi tempat duduk yang tidak menyebabkan orang lain susah untuk turun dan naik. Pengemudi dan awak angkutan umumpun tidak perlu memaksakan jumlah penumpang hingga sesak dan penumpang sulit untuk naik dan turun secara nyaman. Ada atau tidak ada penumpang semuanya berbasis waktu. Jika sudah waktunya untuk bergerak, tidak perlu ngetem atau menunggu sampai penumpang penuh. Padahal hal ini bisa mengganggu rezeki angkutan selanjutnya. Tarif tidak perlu dibedakan antara penumpang yang jarang dan penumpang yang sudah sering menggunakan jasa angkutan. Penentuan tarif tidak pilih kasih apalagi menggetok penumpang yang tidak tahu tarif.

Jual-beli

Semua barang pada dasarnya sudah tertera harganya sehingga pembeli dengan mudah mengukur daya belinya. Harga bandrol hingga untuk urusan sayur-mayur di kaki lima, akan sangat membantu pembeli untuk mengambil keputusan cepat dalam membeli. Waktu sia-sia bisa dikurangi.

No comments:

Post a Comment