Thursday, September 30, 2010

Kebencian Tak Berdasar

“Apakah kamu ingin membunuhnya, Buck?”
“Oh, sudah tentu, jangan tanya lagi.”
“Kenapa? Apa yang dilakukannya kepadamu?”
“Dia? Dia tidak pernah melakukan sesuatu kepadaku.”
“Lalu, kenapa kau ingin membunuhnya?”
“Mengapa? Bukan karena apa-apa -- hanya karena suatu permusuhan.”
“Permusuhan apa?”
“Untuk apa kau mengungkit-ungkitnya? Kau tidak tahu permusuhan apa?"
“Belum pernah mendengarnya -- coba ceritakan kepada saya."
“Baik,” kata Buck, “Permusuhannya begini: Seseorang telah bertengkar dengan seseorang yang lain, dan membunuhnya; lalu saudara orang terbunuh itu membunuh orang itu; kemudian saudara-saudara kandung kedua belah pihak saling membunuh satu sama lain; selanjutnya menyusul saudara-saudara sepupu melibatkan diri; kemudian saudara-saudara dari saudara-saudara sepupu menyusul, lalu saudara-saudara dari saudara dari saudara dari saudara dari saudara-saudara sepupu, sampai akhirnya setiap orang saling bermusuhan dan saling membunuh.”
“Apakah permusuhan ini sudah lama berlangsung, Buck?”
“Oke, tunggu, saya ingat-ingat dulu. Yah, saya kira bermula kira-kira 30 tahun yang lalu, atau yah sekitar-sekitar itulah, mungkin lebih sedikit. Ada perselisihan mengenai sesuatu, dan dibawa ke pengadilan untuk mendapatkan penyelesaian; pengadilan memenangkan salah satu pihak dan mengalahkan pihak yang lainnya. Pihak yang dikalahkan marah dan menembak pihak yang dimenangkan. Tindakan inilah satu-satunya yang dapat dia lakukan. Saya kira wajar, setiap orang pasti melakukannya."
“Apa objek perselisihan itu, Buck? -- tanah?”
“Mungkin -- saya tidak tahu.”
“Lalu, siapa yang melakukan penembakan tersebut? Apakah Grangerford atau Shepherdson?”
“Ya,Tuhan, bagaimana saya tahu? Kejadiannya sudah begitu lama terjadi."
“Apakah tidak ada seseorang yang tahu?”
“Oh, ya, tentu saja ada, saya kira bapak saya tahu, dan beberapa orang tua lainnya; tetapi mereka tidak tahu apa pokok perselisihan yang pertama."

- Mark Twain (The Adventures of Huckleberry Finn)

Sumber :
Thomas L. Friedman, Dari Beirut ke Jerusalem, Penerbit: Erlangga. Jakarta 1990. Halaman pertama.
Sekilas tentang Thomas L Freidman. Menjelang tamat dari Oxford, ia melamar pekerjaan ke United Press International biro London. Ia ditugaskan oleh Biro UPI London untuk menjadi koresponden di Beirut sejak Juni 1979. Kemudian tahun 1981 ia pindah kerja ke The New York Times. Tahun 1984 pindahkan oleh The New York Times ke Jerusalem. Kemudian tahun 1987 pindah ke Washinton sebagai koresponden majalah Times.

No comments:

Post a Comment