Sunday, February 07, 2010

Revitalisasi Pusat Data dan Infrastruktur Jaringan Komunikasi Data untuk Mendukung e-Government

Perubahan gaya hidup dan pola pikir masyarakat yang semakin mengharapkan efisiensi dan efektifitas sebuah proses adalah salah satu kebutuhan yang ditimbulkan akibat dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas dalam proses dan fungsi birokrasi dan pelayanan masyarakat adalah satu hal yang tidak bisa dipungkiri.

Electronics Government atau e-Government merupakan salah satu solusi untuk menjawab tantangan akan kebutuhan tersebut. Dengan kompleksitas jenis data dari masing-masing satuan kerja yang mempunyai hubungan saling mengisi, maka diharapkan e-Government dapat menjawab tantangan tersebut dengan menyediakan satu mekanisme otomatisasi yang terintegrasi untuk memastikan ketersediaan data serta menyediakan informasi secara cepat, akurat, handal dan aman.

Data dan informasi yang tersedia selain berguna untuk fungsi adminsitratif juga dapat dijadikan landasan penentuan arah kebijakan lembaga, karena dengan e-Government bisa diketahui apa yang telah dilakukan, sedang dilakukan dan akan dilakukan suatu satuan kerja. Untuk pembangunan e-Government diperlukan adanya Pusat Data dan Infrastruktur Jaringan Komunikasi Data sebagai jawaban atas kebutuhan akan informasi yang komprehensif.

Masalah yang dihadapi pengguna Internet pada dasarnya adalah akses Internasional. Saat ini bandwidth yang dilanggan adalah 2 Mbps. Bandwidth tersebut dibagi kepada 1154 komputer di 3 kawasan kerja. Sehingga setiap komputer kira-kira mendapat alokasi bandwidth 2 kbps. Padahal idealnya per komputer mendapat alokasi bandwidth 8 kbps. Kondisi ini sama saja dengan keadaan dimana sebuah ruas jalan hanya memiliki satu jalur, sementara volume kendaraan sudah sangat padat sehingga membutuhkan setidaknya 5 jalur. Jadi perasaan akses Internet lambat adalah benar adanya.

Selain diakibatkan oleh tidak memadainya bandwidth, faktor lain yang dapat memberi kontribusi terhadap kehandalan dan kecepatan akses adalah kondisi perangkat jaringan antara komputer pengguna hingga router utama di setiap kawasan kerja. Perangkat jaringan bisa berupa gateway, router, managed switch, unmanaged switch, proxy, bandwidth limiter, transceiver, wireless access point, dan wireless bridge. Media transmisi (kabel) juga dapat memberikan kontribusi terhadap unjuk kerja jaringan komputer. Dengan banyaknya simpul yang harus dilewati, maka revitalisasi pada beberapa perangkat saja, bisa menimbulkan bottle neck. Dan pada akhirnya unjuk kerja keseluruhan akan sama dengan perangkat dengan unjuk kerja terendah.

Revitalasasi yang selama ini berjalan hanya bersifat parsial. Dana DIPA hanya mampu digunakan untuk mengganti perangkat utama saja pada core layer. Revitalisasi pada distribution layer dan access layer hampir tidak tersentuh. Sehingga, seperti yang diutarakan di atas, unjuk kerja keseluruhan tidak berubah sama sekali. Dan karena luasnya cakupan yang harus ditangani, alokasi pada DIPA tahunan hanya bisa untuk melakukan revitalisasi secara terbatas pada suatu kawasan dalam satu tahun anggaran. Adalah sangat sulit melakukan revitalisasi secara serempak ke beberapa kawasan. Belum lagi faktor rentang waktu pakai (life time) perangkat yang hanya 5 tahun membuat proses revitalisasi menjadi kian sulit untuk mengikuti perkembangan jaman.

Pusat Data :

A. Server :
  1. Distributed Mail Server berbasis server blade

    Saat ini Mail Server menggunakan sebuah komputer yang diletakkan di Gedung Cyber. Dengan semakin meningkatnya pengguna, unjuk kerja Mail Server kadang kala terganggu pada saat beban puncak, yaitu pada jam kerja. Untuk mengurangi beban dan menaikkan unjuk kerja, akan dibangun sistem Mail Server yang terdistribusi. Setiap Mail Server akan menangani maksimal 1000 pengguna. Karena jumlah pengguna sudah mencapai 2200 orang, Mail Server akan dipecah atau didistribusikan ke dalam 3 (tiga) unit komputer server blade. Mail Server akan ditempatkan di NOC (Network Operation Center) Serpong. Ini dengan asumsi bahwa pasokan listrik untuk NOC Serpong sudah dibenahi.

  2. Distributed Web Server berbasis server blade
  3. Network Attached Server (NAS)

B. Infrastruktur NOC
  1. Pasokan listrik yang memadai, mandiri, handal dan aman
  2. Sistem Uninterruptable Power Supply
  3. Kabel serat optik tambahan (24 core) antara Gd. 71 dan Gd. 31 Serpong
  4. Cooling/Pendingin dan HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning)
  5. Rise Floor
  6. CCTV menggunakan IP Camera untuk pemantauan
  7. Pintu Keamanan (Access Control) menggunakan Electric Door Lock

Infrastruktur Jaringan Komunikasi Data


A. Akses Internet
  1. Peningkatan bandwidth internasional 10 Mbps
  2. Intranet 2 Mbps untuk Bandung (PTNBR), Yogyakarta (PTAPB, STTN)
  3. Intranet 512 kbps untu Jepara (Stasiun Pengamatan Cuaca, Wisma Kerja)

B. Network Device :
  1. Router pengendalian bandwidth kawasan
  2. Router pengendalian bandwidth Satker
  3. Managable Gigabit Ethernet Switch untuk Server Farm
  4. Managable Fast Ethernet Switch (distribution dan access layer) di setiap Satker
  5. Centralized Wireless Access Point di setiap kawasan

C. Monitoring dan Testing
  1. Bandwidth and traffic monitoring
  2. Network Multimeter
  3. Cable tracer
  4. Spectrum Analyzer
  5. Amperemeter AC

No comments:

Post a Comment