Hampir satu dekade terakhir, kami tidak pernah pindah ISP. Baru awal tahun 2011 ini kami merasakan pindah ISP. Di satu sisi dapat menimba pengalaman baru, namun disisi lain menambah pekerjaan baru. Pengalaman dan pekerjaan seperti dua sisi mata uang. Konsekuensi pindah ISP adalah rekonfigurasi topologi, pengaturan kembali IP Address internal, relokasi server-server ke data center baru, penggantian server DNS (Domain Name Service), rekonfigurasi server-server. Rekonfigurasi topologi diperlukan dalam rangka efisiensi bandwidth, begitu juga relokasi server. Jika server masih tetap di kawasan, bandwitdh kawasan akan tersita untuk server. Padahal bandwitdh untuk server sudah dialokasikan secara tersendiri. Sayang jika tidak dimanfaatkan.
Server yang direlokasi ke Data Center ISP :
- Mail Server HP ProLiant DL380 G5, serpong11, 70.162, HDD 4 x 300 GB SAS, RAM 10 GB
- Mail Server HP ProLiant DL380 G4, serpong4, 70.163, HDD 3 x 300 GB UltraSCSI, RAM 2 GB
- Web Server HP ProLiant ML370 G3, serpong6, 70.164, HDD 4 x 146 GB UltraSCSI (hanya 2 yang di-mount)
Server yang direlokasi ke Data Center Kuningan :
- Gateway : 67.1
- Router : 67.2
- Digilib (serpong8) : 67.3
- NHC : 67.4
- SIPL : 67.5
- Komputasi : 67.6
- Proxy
- PTNBR
Server Intranet :
- dl1 : 192.168.1.x
- IP Cam R. Server SRP : 192.168.1.x
- IP Cam R. Kabid SJK : 192.168.1.x
- IP Cam R. Workshop Bid. SJK : 192.168.1.x
- IP Cam Aula Gd. 71 : 192.168.1.x
- BrikerBox : 192.168.1.x
- NMS : 192.168.1.7
- CCTV : 192.168.1.x
waduh..PR nya banyak juga ya pak boss..mudah2an lancar jaya deh...
ReplyDeleter14n
Kalo prosedurnya dah ada, pindah ISP (ganti IP) hanya dalam hitungan jam. Plus semangat
ReplyDelete