Hal ini sungguh menyedihkan, apalagi bila mengingat di Indonesia mempunyai ratusan Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta yang berada di bawah pembinaan Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memiliki potensi keragaman informasi yang berasal dari ratusan perpustakaan yang mereka miliki - baik dalam bentuk konvensional maupun digital. Dimana perpustakaan tersebut mengelola karya ilmiah berupa skripsi, tesis, disertasi, prosiding, dan laporan penelitian dalam bentuk pangkalan data (database).
Telah banyak kegiatan riset yang dilaksanakan di Indonesia dengan hasil-hasilnya yang berbentuk dokumen publikasi ilmiah telah mencapai jumlah yang sangat besar. Termasuk diantaranya publikasi yang dimuat dalam Jurnal Ilmiah Indonesia. Produksi artikel publikasi ilmiah dalam jurnal tercatat rata-rata 25.000 per tahun. Laju produksi tersebut kemungkinan lebih besar mengingat ada artikel yang langsung dikirim ke jurnal ilmiah luar negeri. Ironisnya, publikasi ilmiah yang diterbitkan di dalam negeri masih terkesan sulit diakses sehingga pemenfaatannya sangat kurang. Lebih memprihatinkan lagi, masih banyak peneliti yang lebih mempercayai publikasi luar negeri sebagai referensi untuk menyusun rencana riset dan pembahasan teoritis basil penelitiannya, walaupun riset tersebut dilaksanakan di Indonesia dengan permasalahan spesifik Indonesia.
Kesulitan akses terhadap publikasi ilmiah Indonesia akan merendahkan pemanfaatannya, sehingga siklus pembaruan informasi ilmiah melalui riset menjadi tidak efektif. Rendahnya pemanfaatan informasi ilmiah Indonesia ini juga akan mempengaruhi basil pengukuran indeks-indeks ilmiah Indonesia, termasuk indeks inovasi. Keadaan ini diduga terutama disebabkan oleh sulitnya mengakses informasi ilmiah basil riset Indonesia karena sistem pengelolaan yang terfragmentasi dan alur akses yang berbelit. Dalam hal demikian, penyempuranaan terhadap sistem pengelolaan informasi ilmiah secara keseluruhan perlu terns diperbaiki terutama jika dikaitkan dengan pesatnya perkembangan teknologi.
Kementerian Riset dan Teknologi yang memiliki kewenangan dalam penentuan arah dan kebijakan penelitian di Indonesa saat ini belum memiliki alat analisis untuk mengukur indikator iptek berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sehingga dapat menentukan arah dan kebijakan IPTEK Indonesia ke depan.
Menanggapi permasalahan tersebut, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) pada tang-al 22 Oktober 2009 meluncurkan portal ISJD (Indonesian Scientific Journal Database) http://jurnal.pdii.lipi.go.id, dengan harapan seluruh jurnal ilmah Indonesia bisa mudah dilihat dan diakses oleh masyarakat baik nasional maupun internasional. Portal tersebut telah mengintegrasikan seluruh jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia, baik yang terakreditasi maupun yang tidak terakreditasi sehingga mudah diakses oleh masyarakat, baik dalam maupun luar negeri. Jurnal ilmiah yang dapat diakses pada saat launching berjumlah 400 jurnal terakreditasi dengan 10.000 artikel secara iengkap (full text).
Dalam rangka percepatan pengisian konten jurnal ilmiah, PDII-LIPI, Nopember 2009 kemudian bekerja sama dengan Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional (Dirjen DIKTI), sehingga pada akhir bulan Juli 2010, jurnal ilmiah yang sudah dapat diakses pengguna meningkat jumlahnya menjadi 3.200 jurnal dengan 56.000 artikel, baik yang terakreditasi maupun tidak terakreditasi.
Untuk memperluas cakupan karya ilmiah pada bulan Nopember 2009 PDII-LIPI bekerjasama dengan DIRJEN- DIKTI mengembangkan Portal Garuda (http://garuda.depdiknas.go.id,). Dimana didalamnya selain berisi koleksi PDII-LIPI antara lain jurnal dalam ISJD, metadata laporan penelitian, paten, terintegrasi dengan karya ilmiah dari 27 perguruan tinggi berupa tesis, disertasi, orasi pengukuhan guru besar dan local content lainnya. Namun portal ini masih menekankan pada titik akses pencarian terintegrasi belum pada sistem analisisnya.
Selanjutnya pada tahun 2010 ini, diharapkan melalui kerjasama dengan berbagai pihak khususnya kementerian Riset dan Teknologi, dan lembaga penelitian dapat mengembangkan sistem dan mengintegrasikan karya ilmiah dari lembaga penelitian yang ada di Indonesia.
Sistem integrasi karya ilmiah nasional untuk lembaga penelitian yang akan diwujudkan diharapkan dapat menjadi sarana repository nasional dan pemetaan karya ilmiah yang telah dihasilkan oleh peneliti di Indonesia. Sehingga dengan adanya sistem ini dapat mempermudah akses balk dari dalam maupun luar negeri terhadap karya ilmiah yang dihasilkan sehigga duplikasi penelitian dan plagiarism dapat dihindari.
Selain itu hasil Rapat Pengembangan Digital Library di Ristek, 18 Agustus 2010 juga menjelaskan topologi digital library yang akan dikembangkan untuk lingkungan LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementrian) Ristek. 7 lembaga di bawah Ristek yang akan dipasangi PC Client adalah LIPI, LAPAN, BPPT, BATAN, BAPETEN, BAKOSURTANAL, BSN, dan Puspiptek. Bandwidth dari Client ke Data Center dialokasikan sebesar 2 Mbps. Sementara dari Data Center ke Internasioanl akan dialokasikan sebesar 20 Mbps. Lihat topologi di samping.
Rencananya Ristek pada tahun 2010 ini akan melanggan layanan akses jurnal ilmiah Internasional dan di-share ke LPNK Ristek. Adapun topik yang akan dilanggan dari ScienceDirect adalah:
- Agricultural and Biological Sciences
- Chemical Engineering - 36
- Computer Science - 128
- Engineering and Technology - 164
- Environment Science - 88
No comments:
Post a Comment