Kalau kegiatannya bersifat pribadi meski melibatkan kolega-kolega se kantor, tidak menjadi masalah jika bersifat atau dilakukan secara acak dan suka-suka. Toh dana dan waktu tuk kegiatan pribadi ini tidak mengambil jatah kantor dan tidak dilakukan dalam jam kantor.
Alasan kegiatan sosial kedinasan memang slalu ada sih. Namun bagi saya pribadi, pada beberapa kasus, masih terkesan dicari-cari untuk pembenaran atau justifikasi belaka. Kenapa saya bisa bilang begitu? Karena kita tidak terlalu bodoh untuk mengamati dan menganalisa.
Kegiatan sosio dinas yang saya maksud antara lain adalah pelepasan purnabakti, ulang tahun someone, jalan santai, piknik, bakti sosial, pengumpulan sumbangan untuk meringankan yang kena musibah, menjenguk si sakit (bezoek), pemakaman, dll. Ini adalah contoh-contoh kegiatan yang saya ingat. Mungkin masih ada beberapa lagi, sambil jalan akan saya coba ingat kembali.
Jika belum mampu membuat pola baku, agenda ataupun protap, mendingan tidak dilaksanakan atau ditunda saja. Karena jika dilaksanakan secara parsial, bisa menimbulkan kecemburuan dan iri hati. Kenapa jika si ini dirayakan, tapi pas si itu tidak. Memang sih, jika sudah bicara pola, pekerjaan menjadi jauh lebih susah dan sulit. Namun disinilah seninya, ada tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya. Belum lagi masalah kepastian pendanaannya.
Jika kegiatan tersebut berasal dari dana yang gak pasti, maka akan membuat repot pejabat selanjutnya. Kegiatan sudah terlanjur diagendakan, sementara sumber dana tidak pasti. Mustinya sumber dana juga harus dipolakan, tidak hanya kegiatannya saja yang dipolakan. Jadi, jika kegiatan dan sumber dana belum bisa dipolakan, mendingan tidak usah diadakan dulu.
Yang sudah berjalan baik adalah kegiatan ulang tahun lembaga, ulang tahun unit dan hari kemerdekaan RI, pelepasan purnabakti, santunan K5D, santunan GNOTA.
No comments:
Post a Comment