Red Hat, salah satu vendor distro terbesar di dunia open source, telah merubah kebijakan cara distribusi kernel pada RHEL. CTO Red Hat,
Brian Stevens, membuat pernyataan mengenai perubahan cara distribusi kernel Red Hat ini di blog Red Hat. Menurut Brian, Red Hat telah merubah kebijakan distribusi kernel Linux yang terdapat pada distro RHEL. Kernel Linux pada RHEL merupakan komponen kunci dari Red Hat Enterprise Linux (RHEL). Sebelumnya, kernel RHEL didistribusikan sebagai sebuah kernel standar beserta patch yang perlu diterapkan untuk menjadi versi Red Hat Enterprise Linux. Namun mulai RHEL 6, distribusi kernel RHEL kini berubah menjadi sebuah file arsip dengan patch yang belum diterapkan dan rincian patch yang dibuat tidak dijelaskan secara eksplisit.
Menurut Steven, perubahan ini dilakukan karena kompetitor Red Hat di pasar Linux Enterprise telah mengubah pendekatan mereka, yang mana mereka juga menawarkan layanan dukungan seperti pada RHEL. Dengan diubahnya pola distribusi kernel RHEL, pihak Red Hat dapat mengandalkan dukungan melalui layanan subscription.
Meski terjadi pola distribusi kernel Linux, Stevens menegaskan kembali komitmen Red Hat untuk membuka pengembangan kode sumber. Selain itu, Red Hat juga mencatat kalau pihak perusahaan maupun pesaing Red Hat, telah mengambil banyak manfaat dari pendekatan model ini sehingga Red Hat akan terus memberikan kontribusi patch kernel. Red Hat percaya kalau model pengembangan berbasis open source adalah model pengembangan terbaik untuk menghasilkan software terbaik, sehingga Red Hat akan terus meningkatkan sumber daya yang diinvestasikan untuk perkembangan software terbuka. Stevens juga menambahkan kalau bisnis perusahaan Red Hat bukan bicara tentang "bit", tetapi layanan kepada pelanggan.
Sumber : Majalah InfoLINUX 04/2011